Sepotong Kisah Cinta Pahlawan Revolusi G30S PKI Pierre Tendean Dengan Rukmini, Gugur Jelang Pernikahan
Kisah cinta Pierre Tendean dengan Rukmini yang kandas oleh G30S PKI jelang pernikahan. -instagram@Pierresangpatriot-
Pierre Tendean gugur dalam peristiwa G30S PKI di usianya yang terbilang muda, yaitu 26 tahun.
Dalam peristiwa tersebut ia diculik dan dibunuh di Lubang Buaya karena dikira sebagai Jenderal A.H Nasution, yang merupakan salah satu target penculikan.
Sosok Tendean dikenal sebagai salah satu pahlawan revolusi termuda yang gugur dalam pemberontakan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 30 September 1965.
BACA JUGA:AFF Beach Championship 2022: Indonesia Kalah Atas Malaysia 2-9
Ayahnya adalah seorang dokter berdarah Minahasa bernama Dr. Aurelius Lammert Tendean, dan sang ibu adalah wanita berdarah Belanda-Prancis, yaitu Maria Elizabeth Cornet.
Sejak kecil Pierre Tendean memiliki cita-cita untuk menjadi seorang perwira militer.
Namun mimpi tersebut sempat ditolak oleh orang tuanya, karena mereka menginginkan Tandean mengikuti jejak sang ayah yaitu menjadi seorang dokter.
Hingga akhirnya ia berhasil masuk di Akademi Militer Nasional dan mengambil jurusan teknik.
Tahun 1962 adalah tahun di mana Pierre Tendean berhasil menyelesaikan studinya dengan pencapaian nilai yang memuaskan, dan di tahun yang sama kariernya di dunia militer baru dimulai.
Berbagai catatan menuliskan, peristiwa berdarah itu Tendean sedang berada di paviliun rumah dinas Jenderal A.H. Nasution untuk beristirahat.
Namun, tiba-tiba ia terbangun ketika mendengar suara tembakan dan melihat segerombolan pasukan G30S datang ke rumah tersebut.
Pasukan G30S yang mengira bahwa Tendean adalah Jenderal A.H. Nasution segera membawanya ke sebuah rumah di daerah Lubang Buaya bersama enam perwira lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: