Ini Hasil Rapat Koordinasi Menpora Soal Penyelenggaraan Liga 1 Pasca Tragedi Kanjuruhan, Ada Terobosan Baru?

Ini Hasil Rapat Koordinasi Menpora Soal Penyelenggaraan Liga 1 Pasca Tragedi Kanjuruhan, Ada Terobosan Baru?

Menpora Zainudin Amali memimpin Rapat Koodinasi terkait evaluasi penyelenggaraan semua Liga di Indonesia pasca Tragedi Kanjuruhan-Foto/Bambang/Disway.id-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menggelar rapat koordinasi terkait Evaluasi dan Perbaikan Prosedur Pengamanan Penyelenggaraan Sepakbola Indonesia.

Zainudin Amali mengatakan, pertemuan tersebut bersepakat seluruh pihak untuk melakukan evaluasi menyeluruh dari penyelenggaraan kompetisi.

Pada pertemuan tersebut dihadiri oleh Wakil Ketua Umum PSSI, Iwan Budianto, Sekjen PSSI, Yunus Nusi, PT Liga Indonesia Baru (LIB), Kemendagri, Polri, Kemenkes, perwakilan klub liga 1 dan perwakilan suporter yakni Bonek, The Jakmania, Bobotoh dan Aremania.

BACA JUGA:Tragedi Memilukan Sepak Bola Tanah Air Kerap Terjadi, Mahfud MD: PSSI Sering Lakukan Kesalahan Sejak Dulu

BACA JUGA:UEFA Europa League: Manchester United Nyaris Dipermalukan Tim Asal Siprus, Marcus Rashford Jadi Pembeda

Keempat basis suporter terbesar di Indonesia tersebut telah memberikan suaranya masing-masing terkait penanganan dan pengamanan pertandingan sepakbola nantinya.

Tentu saja, tujuannya agar Tragedi Kanjuruhan tak kembali terjadi, sehingga semua kalangan dapat menikmati sepakbola Indonesia.

“Dari perjalanan rapat siang hari hingga sore hari ini mempersilahkan dari PSSI, perwakilan klub, perwakilan suporter, teman-teman lembaga tingkta pusat. Polri, BNPB, Kemendagri dan Kemenkes, kita menyampaikan pandangan kita dan dari itu ada beberapa catatan,” Kata Zainudin Amali Usai Rapat, Kamis 6 Oktober 2022.

Melihat tren saat ini, sepakbola Indonesia bukan lagi milik satu kelompok suporter yang notabene didominasi anak-anak remaja.

BACA JUGA:Sabar, Liga 1 Distop 2 Pekan

BACA JUGA:UEFA Europa League: Arsenal Bantai Tamu dari Norwegia Tiga Gol Tanpa Balas

Melainkan semua kalangan seperti 'keluarga sepakbola' mulai melirik hiburan selama 90 menit tersebut di stadion langsung.

Hal tersebut terbukti, dari 131 korban yang meninggal dunia di Tragedi Kanjuruhan, didominasi sejumlah anak-anak di bawah umur dan orang tua.

Ini menandakan bahwa sepakbola Indonesia perlahan mulai diterima semua kalangan, seiring minimnya tindak anarkis oknum suporter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: