Horeeee FIFA
Suporter Aremania yang pernah diberi kuota oleh Persebaya ketika masih berkandang di Stadion 10 November Tambaksari.--
AJAIB. FIFA tidak menghukum Indonesia.
Ada yang bilang itu karena Pak Jokowi hebat.
Ada yang berpendapat ini karena tidak dianggap kerusuhan sepak bola. Ini murni masalah aparat keamanan.
Presiden Jokowi memang menelepon presiden FIFA. Cepat sekali. Yakni hanya tiga hari setelah tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 suporter Arema FC.
Presiden kelihatannya memberikan banyak konsesi untuk perbaikan ke depan. Termasuk mengubah banyak stadion agar sesuai dengan ketentuan organisasi induk sepak bola dunia itu. Juga berkomitmen mengadopsi protokol pengamanan pertandingan yang ditetapkan FIFA.
Menurut Presiden Jokowi, bulan depan atau depannya lagi presiden FIFA akan datang sendiri ke Indonesia. Untuk bertemu pemerintah.
Pokoknya Indonesia aman dari sanksi. Hebat sekali.
Saya mencatat Presiden Jokowi memang punya keinginan besar untuk memperbaiki sepak bola Indonesia. Sejak dulu. Di masa jabatan periode pertama, Presiden Jokowi berhasil merobohkan PSSI lama.
Presiden SBY pun, menurut catatan saya, juga jengkel dengan PSSI saat itu. Beliau juga turun tangan untuk mengganti PSSI.
Agak berhasil.
Kongres dilakukan. Tapi yang terpilih tidak seperti yang dikehendaki Presiden SBY.
Otonomi PSSI –tidak boleh dicampuri pemerintah– membuat pemerintah saat itu merasa sulit ikut campur.
Di zaman Pak Jokowi, PSSI berhasil dirobohkan. Caranya sangat canggih. Tanpa bisa dianggap mencampuri PSSI. Tapi ketika membangun kembali PSSI rupanya tidak juga bisa tuntas.
Maka kalau Presiden Jokowi memberikan banyak komitmen kepada FIFA, itu bukan hanya karena agar tidak kena sanksi. Beliau memang punya keinginan sepak bola maju. Mungkin dengan berkomitmen pada FIFA itulah jalan untuk memaksa sepak bola Indonesia bisa maju.
Tentu FIFA melarang aparat keamanan menggunakan gas air mata di stadion. Tapi penonton yang meloncat pagar juga dilarang. Hanya, apa saja hukuman bagi peloncat pagar belum ada. Yang jelas bukan ditendang atau dipukul. Apalagi disemprot gas air mata.
Sebenarnya ada bentuk hukuman administratif: dilarang masuk stadion. Bisa setahun, dua tahun, dan bahkan bisa seumur hidup. Berarti yang loncat pagar di Kanjuruhan, di Sidoarjo, di Gelora Bung Tomo Surabaya dan di mana saja harus ditangkap: untuk ditanya identitasnya. Lalu diserahkan ke klub setempat. Nama itu tidak bisa lagi beli karcis/gelang masuk stadion.
Sepanjang pengetahuan saya di Surabaya, pembeli karcis Persebaya harus mengisi nomor KTP. Identitas itu masuk ke barcode yang ada di gelang. Kemajuan teknologi bisa dipakai menghukum secara administrasi para peloncat pagar.
Polisi juga tidak perlu menahan mereka. Atau menginterogasi mereka. Mereka itu bukan penjahat. Mereka itu nakal. Ada yang sekadar kenakalan remaja –meski banyak orang dewasa ingin dimasukkan kategori remaja.
Polisi terlalu repot kalau harus mengurus anak-anak nakal itu. Kalau harus ditahan hanya akan menghabiskan jatah makanan. Kalau harus diinterogasi dan dibuatkan BAP, hanya ngabisin kertas. Dan menguras emosi polisi.
Jadi kalau ada yang loncat pagar dilihat saja mau apa ia. Paling ia hanya lari-lari muter lapangan. Biar dilihat penonton. Mereka mau show: "Nih. Saya. Jagoan. Bisa masuk lapangan"! Lalu minta selfie dengan pemain. Selesai.
Setelah itu baru KTP diminta. Suruh ambil di kantor polisi. Datanya diserahkan ke klub. Agar dimasukkan daftar hitam pembelian karcis.
Kenakalan loncar pagar sih mudah ditangkap. Yang agak sulit mungkin menerapkan sanksi untuk ujaran kebencian. Terutama kebencian kepada wasit. Atau kebencian pada tim lawan atau suporter tamu.
Ini banyak terjadi di stadion-stadion legendaris: Surabaya, Malang, Bandung, Semarang, Jakarta, Makassar, Solo, Sleman.
Saya tidak melihat itu di Bali, Samarinda, Aceh atau Padang. Atau mungkin belum.
Di sana, dari kalangan suporter fanatik itu sering keluar kata-kata provokasi. Pun di Surabaya. Juga di Malang. Misalnya begini: "kalau kalah, gelut wae".
Maksudnya: karena main bolanya kalah maka berkelahi saja.
Itu cerminan suporter yang malu karena timnya kalah. Maka ganti suporter saja yang berkelahi, pasti menang.
''Pasti menang'' di situ karena menggunakan logika keroyokan. Jumlah suporter tuan rumah pasti lebih banyak. Maka teman-teman mereka akan menyambut antusias: iyo wis, gelut wae! Benar. Berkelahi saja.
Yang begitu biasanya juga datang dari kelompok remaja. Maka jangan terlalu juga diambil hati. Apalagi sampai menendang mereka.
Ada ujaran kebencian yang kelihatannya sulit dilakukan penangkapan. Yakni ketika wasit dianggap tidak adil pada tuan rumah. Dan itu terjadi tidak hanya satu kali.
Melihat itu penonton akan serentak meneriakkan yel yel "wasit maling, wasit maling, wasit maling". Satu stadion menggema dengan yel tersebut.
Apakah itu ujaran kebencian? Kalau pun iya, rasanya sulit memerkarakannya. Mereka sudah atur. Ribuan penonton di sisi sini hanya meneriakkan kata "wasit". Ribuan penonton yang di seberang sana hanya meneriakkan kata "maling". Maka tidak ada satu orang pun yang benar-benar meneriakkan kata "wasit maling".
Maka sebenarnya, yang prioritas dibenahi adalah stadion yang gawat-gawat itu saja. Agar pertandingan sepak bola bisa segera bergulir kembali. Stadion yang lain-lain tidak punya masalah. Jangan ikut digantung.
Surabaya, Jakarta, dan Solo praktis tidak perlu pembenahan lagi. Kanjuruhan bisa dilakukan dengan cepat. Demikian juga yang lain.
Horeeee Indonesia tidak dihukum FIFA.
Arema sebaiknya segera bertemu lagi dengan Persebaya. Giliran Persebaya yang tuan rumah.
Saya memimpikan Bonek-Bonita menyediakan minimal lima persen kuota stadion untuk Aremania-Aremanita.
Aremania juga diberi waktu menyanyikan lagu kebangsaan mereka. Disusul dengan lagu kebangsaan Persebaya. Lalu bersaing selama 90 menit.
Setelah itu bersama-sama menyanyikan lagu Padamu Negeri. Atau dangdut Ojo Dibanding-bandingke. Joget bersama.
Hidup FIFA. (Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul JohnAnglo Bro
Amat Kasela
Yang paling pandai mencari celah itu Kang tambal ban. Sekecil apa pun celah, pasti ketemu. Belajarlah darinya. Selamat Senin! I love Monday!
Mbah Mars
Manusia itu "Kokean polah". "Kokean pertengseng". Dalam hal makan misalnya, rasa lezat ya hanya sebentar di lidah. Yang harganya Rp. 100.000 dengan yang Rp. 5.000 akan sama persis setelah lewat kerongkongan dan masuk ke perut. Apa lagi saat keluar. Sama warnanya: Kuning kecoklatan. Hallo Om Leong Putu, gut moning. Tahu kalau muncul karena baca komen terpilihnya.
Mamak Edi
Jika makan hanya untuk urusan rasa di lidah, datanglah ke Steak House Bro! Citraland. Kalau mau tambah dengan rasa gengsi dan kelas, pergilah ke bintang lima, yang nyaris sejuta seporsi. Bung Paulus, itu logo halalnya tidak official. Mendaftarkan sertifikat halal sekarang katanya sudah lebih murah setelah diadopsi kemenag. Pikir saya, Bung perlu daftar itu, karena nama Bung: Paulus.
Kliwon
Kapan hari aku ngopi sama cak Kim. Bosnya JTV yang mantan anak buahnya pak DI itu. Kita makan steak di depan Graha Pena. Dan selepas makan, jiwa jelataku menggelinjang meronta. Sepotong daging, yang kalau dijadikan sate mungkin jadi 5 tusuk itu, seharga sekarung beras 25 kg. Padahal rasanya pun tak jauh beda dibanding sate atau rendang. Pesan moralnya adalah.., apapun dagingnya, baik yang mahal atau yang murah, rasanya tetaplah sama. Yaitu rasa daging.
Amat Kasela
Beda lah. Daging dengan perawatan beda dengan tanpa perawatan. Dah pernah nyicip daging yang puluhan juta belum? Wkwkwk Katanya yang bikin beda itu: sensasinya.
thamrindahlan
Kota lama objek wisata / Ada di jakarta juga semarang / Sudah lama menulis terbata / Tak juga bisa awak mengarang /
imau compo
Mudah-mudahan steak ini muncul juga di Jakarta bisa nyicip steak rasaTexas dan Pizza rasa Milan. Review-nya sdh dibuat DI. Saya orangnya gak suka coba-coba, apalagi makanan, takut rasa dan harganya diluar harapan. Jadi ingat lagi, pengalaman di stasiun Okayama, putar-putar stasiun sampai tiga kali takut makanannya haram rasanya di luar harga dan rasa yg diharapkan. Ketemu, menu ikan di Stxrbxck meskipun tidak puas juga.
Chei Samen
Ada sebuah cerita makan. Mungkin juga bercanda. Dikisahkan oleh Tok Wan (mbah lanang) kami (+6) pada suatu ketika dahulu. Beliau masih sihat sampai sekarang, dah hampir satu abad usianyi. Ya.. sihat-sihat Tok Wan. Beliau bilang lebih kurang begini, "saya itu kalau makan, akan berhenti sebelum kenyang". Ikuti lah pesan beliau.. Dua kali jadi piem (prime minister), jugak dikabarkan paling tua jadi piem. Yang saya juga belum lupa namanyi. Sehat sehat semua +62.
Jokosp Sp
Mbah Mars masih paling setia, Mbah Kliwon sudah muncul kumisnya, Om Leong Putu juga sudah muncul setelah lama sibuk dengan jualannya. Yang belum muncul Om Aryo...........tidak lengkap rasanya kalau belum ketawa - ketiwi pagi hari dengan komentar yang lucu - lucu. Ha haaaaaa
EVMF
Pengalaman pernah hampir 2 bulan tinggal di kota kecil Silkeborg, di negeri-nya Hans Christian Andersen. Ada hal yg menarik mengenai standar kualitas yg sama untuk bahan baku makanan, pengolahan, dlsb ; baik itu di kota-kota besar seperti København dan Aarhus, maupun di kota-kota kecil seperti Silkeborg, Vejle, dan yg lainnya. Juga, hot dog di kios kecil yg ada di square kota Silkeborg berkualitas sama dgn yg ada di bandara Kastrup København. Singkat kata ; baik itu mahasiswa, pegawai maupun bos besar, kualitas makanannya sama.
Agus Suryono
GENERASI UMKM.. Ternyata, UMKM bisa dibedakan menjadi.. 1. UMKM Tradisional. 2. UMKM Kreatif.. Butir 1, biasanya pilotnya sudah sepuh. Butir 2, biasanya pilotnya anak muda.. @salut.. anak muda.. dan juga tuk anak tua..
Johan
Untuk golongan elit namanya make over. Untuk golongan kere namanya permak tas.
Jimmy Marta
Modern nya : make up. Konvensional : make bedak
Rihlatul Ulfa
Jika polisi, apa-apa yang dilakukannya untuk penanganan masa harus dilakukan dengan kekerasan dan gas air mata. mulai sekarang yg perlu jadi polisi, mereka-mereka saja para algojo, si preman-preman itu. buat apa mereka dididik sedemikian rupa, mendapat cap sosial lebih tinggi dari masyarakat umum, apalagi untuk menggaet jodoh. digaji oleh rakyat. tapi tidak bisa menangani dengan humanis. borok terbuka diawal dari kasus Sambo, kekuasaan yg menyebabkan hilangnya akal sehat dan nurani. sekarang, anarkisme, penanganan yg tidak sesuai tahap dan prosedur membuat korban bukan hanya brigadir J. sesuatu apapun yg terlalu dibiarkan dan terlalu dimanja akan berakhir dengan keburukan.
Saifudin Rohmaqèŕqqqààt
Orang itu kalau sudah pusing sepuluh keliling. Hatinya bersedih. Pikirannya buntu. Hutangnya banyak. Sudah nggak bisa mikir lagj. Dikasih masukan apa saja ternyata mudah menerima. Tidak mendebat apalagi mengajak bertengkar. Contoh rumahnya dilempar kotoran hewan. Apa solusinya? Marah atau ngamuk? Memukuli yang melempar? Tidak, itu bukan solusi. Karena otaknya sudah puyeng, mau saja ketika dikasih saran begini. Bilang aja, saya bahagia dilempar kotoran hewan, karena kotoran itu akan bisa saya jadikan pupuk. Jadi saya tak perlu beli pupuk. Setelah praktek 10 kali ternyata masalahnya hilang sendiri. Itulah teori yang membekas di pikiranku. Dan sudah banyak membantu orang yang bermasalah. Kena phk karena covid. Banyak yang tersungkur. Banyak yang bangkrut. Tapi banyak pula yang kemudian menjadi lebih sukses. Kotoran yg dilempar pun akan jadi pupuk... enak kan?
Mr P
Bila Kerbau bisa dilatih membajak, jika Gajah bisa dilatih main sepak bola. Terlebih manusia yg telah sukses mengendalikan api. / Mr. P /
Jimmy Marta
Ada harga karena rasa. Itu seperti yg dibuat para chef hebat dg resep rahasianya. Atau juga resto padang yg legendaris. Mereka selalu menyesuai harga demi tetap menjaga rasa. Ada harga karena tempat. Ini umumnya adalah cafe resto di daerah wisata. Jualannya lebih karena lokasinya indah dan eksotis. Tempat orang melepaskan pandangan. Juga selfi2. Jangan tuntut rasa jangan protes harga.
Alon Masz Eh
Dari tulisan ini, kita tahu bahwa proses itu penting. Tidak ada profesi seperti mi instant, langsung jadi Dari karyawan pabrik tas kulit, jadi bos reparasi tas kulit Dari tukang cuci piring, jadi chef, jadi GM, jadi bos kaki lima rasa resto Dari wartawan magang, jadi bos.... Bener mbah... Yu mi itu sudah berapa lama ikut kita mbah? 40 tahun, dari masih perawan Hah? Karirnya kok ga naik2 kayak yg diceritain abah toh mbah? Sebenarnya waktu masih perawan dulu, sempet terpikir untuk naikkan jabatannya dari asisten rumah tangga... Cuman mbah Putri ndak setuju... Naik jabatan jadi apa toh mbah? Jadi asistennya si mbah langsung uhuk2 Wooo... Ya ndak semua cerita sukses berkarir yang si abah ceritain bisa ditiru toh mbaaah....
Alon Masz Eh
"Steik itu enak mbah? " Ndak tahu cu, si mbah cuman makan daging pas kondangan, si mbah ambil yang besar2 biar kayak steik, tahunya yang mbah ambil lengkuas semua.... Hiks "Si mbah kasih amplop berapa waktu itu? " Amplopnya kosong le "Hahahah....Si mbah jan bonek tenan, pantesan dapet lengkuas"
Liam Then
Hahaha ,saya juga pernah keambik lengkuas. Memang mirip daging
yea aina
Beda Bang Jhon dan Bro Paulus: JhonAnglo membidik ibu-ibu bertas bintang lima, tapi isi tasnya cuma kaki lima. Permak tas mahal-bintang lima pakai ongkos kaki lima saja. BroPaulus menyasar orang-orang berkantong kaki lima tapi kepo rasa steak-pizza bintang lima. Kesenjangan isi kantong kaki lima dan bintang lima, memang bisa diperkecil dengan "ide" bisnis Jhon dan Paulus. Mengawali dengan UMKM kaki lima menuju Multi bisnis bintang lima. Kemenkeu satu, berupaya mencetak WP kaki lima menjadi WP bintang lima. Keuangan negara "menunggu" setoran pajak anda semua hhhmmm.
Agus Suryono
CARA MAKAN STEIK.. Kalau saya, sebelum mulai makan, saya POTONG-POTONG dulu, sampai dapat sekitar 10 potongan pakai tangan kanan. Habis itu pisau pindah ke tangan kiri, garpu di kanan. Barulah, mulai makan pakai tangan kanan.. @jadi ingat almarhumah IBU..
Mirza Mirwan
Stik (steak) adalah makanan yang nyusahin, menurut saya. Dulu, dekade 1980-an, saya selalu ditertawakan teman-teman saya kalau makan stik. Sementara mereka nyaman saja menyuap irisan daging dengan garpu di tangan kiri, saya harus memindahkan garpu ke tangan kanan dulu. "Why do you bother so much to stab meat with your right hand?" tanya teman saya. "Since I was little, my mom taught me that I should eat with my right hand," jawab saya. "I know...I know, you are muslim." Saya pernah mencoba mengiris daging dengan pisau di tangan kiri. Ternyata susah. Dan memegang pisau di tangan kiri itu juga menyalahi etika, lho. Kalau ingat masa-masa itu saya suka tersenyum sendiri. Dan rindu pada mereka. Kami berbeda etnis dan iman, tetapi bisa menjadi teman yang baik. Dan mereka selalu mengalah pada saya, menghindari minuman keras dan makanan yang mengandung unsur babi.
Mirza Mirwan
Selamat sore Pakcik Chei. Semoga sentiasa sihat sejahtera bersama keluarga. Saya tadi juga baca di portal New Straits Times bahwa Ismail Sabri Yakoob membubarkan parlemen. Langkah PM itu adalah sesuatu yang apa boleh buat. PM bukan hanya menghadapi tekanan dari luar (oposisi), tetapi juga dari internal koalisi yang sedang memerintah. Mereka menginginkan pilihan raya -- mestinya baru September 2023 -- dipercepat, untuk membentuk pemerintahan dengan dukungan yang kuat. Masalahnya, begitu parlemen bubar, dalam jangka 60 hari harus sudah digelar pilihan raya. Itu artinya saat musim hujan. Padahal tidak sedang musim hujan saja beberapa bulan yang lalu banjir sudah melanda beberapa daerah. Apalagi nanti bila tiba musim hujan. Kalau itu terjadi, partisipasi pemilih pasti turun drastis. Artinya pemerintahan yang terbentuk juga kurang dukungan. Ibarat maju kena mundur kena. Sepengamatan saya dari jauh, demokrasi di negara Pakcik memang rawan gejolak. Sejak pilihan raya 2018 sampai sekarang sudah tiga kali ganti pemerintahan. Dan semuanya tidak punya dukungan yang kuat. Tetapi itu semua urusan para politisi, Pakcik. Yang jelas, saya perlu menyampaikan tahniah karena Timnas MalaysiaU-17 lolos ke putaran final piala AFC 2023. Walaupun saya pendukung Timnas Indonesia U-17, saya bersikap obyektif saja. Timnas Malaysia U-17 memang layak menang.
Liam Then
Adem dan enak baca kisah sukses UMKM. Jadi teringat waktu nyales di Blok A tanah abang dulu. Bos ini ngomong ke kami para sales,yang mengeluh omset sepi. "Kalian yang muda-muda ini harus semangat, dulu saya umur 15 ,jejak kaki di Jakarta, uang di kantong cuma seribu rupiah." "Bos umur berapa sekarang"? "32" Cerita si Bos menjadi legend diantara kami kaum sales. 2 kios sempit, hook dempet di lantai 3 blok A Tanah abang, seharga minimal 6m, waktu itu memberi bukti , apa yang di capai dengan modal semangat. Bayangkan, hanya bawa seribu. Jejak kaki di Jakarta. Semangat kami para sales bukan lagi membara-bara, tapi melepuh-lepuh sudah. Sebagaimana cerita sukses, selalu ada plot twist yang tak terduga. Yang lupa tertinggal sangkut di cerita. Tapi ini klaimnya kaum yang tak terima, ia kalah oleh orang yang jejak kaki di Jakarta hanya bawa duit 1000. " Kau lupa istrinya siapa, dia kerja ,kemudian kawin dengan anak bosnya !!!" "Dari sperma menjadi ganteng, juga perlu usaha"!!! "Njir usaha seperti apa itu, itu takdir" "Ah ,tak percaya pula kau ini.Aku modali kau ke Korea, mukamu aku permak ,biar mirip Hyo Seung Jun apa itu, lupa aku namanya, biar kau ganteng. Model semangat kau sekarang. Biar ganteng juga tak bisa seperti bos kau tadi,mokondo juga perlu semangat" "Ah,tak usah sok kau modali aku, kau di cari ibu kosan itu"
AnalisAsalAsalan
Bicara logika. Hemmm. Logika mengatakan, "Air mineral dijual di pinggir jalan Rp3.000,00. Adapun di restoran Rp 6.000,00, sedangkan di hotel Rp10.000,00." Service, suasana, image, brand, sewa tempat dll memengaruhi harga jual. Barang sama harga bisa berbeda.
EVMF
Baru sempat melanjutkan tulisan tadi pagi. Bagaimanapun juga pengalaman hidup tidak akan pernah membohongi kita, walaupun hanya 2 bulanan hidup di negara yg kebetulan sangat familiar dgn steak, pizza, dan yg sejenisnya ; apa yg ditulis CHD hari ini sangat sulit untuk dicerna oleh logika normal : ("Di resto tempat saya kerja dulu, pizza ini dijual Rp 750.000," ujar Paulus. "Di sini hanya Rp 45.000," tambahnya. Bahannya sama. Rasanya sama.) Sudah pasti saya selalu sangat menghargai upaya "out of the box" dari orang-orang yg memulai usahanya ; mempromosikan usahanya tentu suatu keharusan, suatu keharusan juga bahwa promosi tidak mesti bombastis yg mengesampingkan alur logika. Melanjutkan mengenai "standar kualitas yg sama untuk bahan baku makanan" pada tulisan tadi pagi, maka persaingin bisni
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
Komentar: 145
Silahkan login untuk berkomentar
Masuk dengan Google