Pengamat Tata Kota Soal Program Sumur Resapan Anies Baswedan: Nggak Optimal!

Pengamat Tata Kota Soal Program Sumur Resapan Anies Baswedan: Nggak Optimal!

Anies Baswedan mengklaim Pemprov DKI pecahkan masalah genangan air di DKI Jakarta secara scientific bukan politik dengan sumur resapan. -Intan Afrida Rafni-

JAKARTA, DISWAY.ID - Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna menilai bahwa program sumur resapan yang dibuat Gubernur DKI Anies Baswedan tidak efektif meredam banjir.

Justru Yayat menganggap bahwa sifat tanah di DKI Jakarta menjadi jenuh dan tak mampu menyerap air ke dalam tanah.

Menurutnya, salah dua wilayah yang memiliki tanah jenuh adalah Jakarta Utara dan Jakarta Pusat.

BACA JUGA:Anies dan Riza Promosikan Kehebatan 16.000 Sumur Resapan, 3 Warga Baru Saja Tewas

BACA JUGA:Wagub Ahmad Riza Patria: Sumur Resapan Manfaat Positif Tangani Banjir

"Tingkat efektivitasnya tidak maksimal. Kondisi tanah di Jakarta sudah jenuh, seperti Jakarta Utara, Jakarta Pusat," ucap Yayat di Gedung DPRD DKI Jakarta pada Kamis, 13 Oktober 2022.

Akan tetapi Yayat mengatakan bahwa program sumur serapan sudah terlanjur dijalankan dengan menyerap anggaran yang banyak.

Pemprov DKI diharapkan bisa menerapkan 'taktik' lain supaya lebih menjadikan sumur resapan itu lebih baik lagi ke depannya.

"Dekati Balai Besar Tanah yang punya data kawasan-kawasan mana yang resapannya masih bagus," tutur Yayat.

BACA JUGA:Anies Ungkit Sumur Resapan yang Sempat Diprotes, ‘Pembuatannya Secara Scientific Bukan Politik’

BACA JUGA:Pemprov DKI Jakarta Membangun 583 Sumur Resapan, Anies Baswedan: Air Hujan Tak Lagi Dialirkan ke Gorong-gorong

"Apakah tanah itu bisa menyerap, kan sayang sudah ngeluarin uang, anggaran, nggak optimal dan hanya menjadi sumur penampung saja," sambungnya.

Pj Gubernur DKI Jakarta terpilih Heru Budi Hartono disebut Yayat harus segera melakukan evaluasi dari program sumur resapan untuk dapat meredam banjir di Jakarta.

"Nanti evaluasi Heru Budi. Apakah sumur resapan akan diteruskan atau tidak. Kalau bagus diteruskan, kalau tidak dihentikan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads