Bisnis Google dan Microsoft Mulai Menyusut Imbas Gejolak Ekonomi Global

Bisnis Google dan Microsoft Mulai Menyusut Imbas Gejolak Ekonomi Global

ilustrasi Google--

JAKARTA, DISWAY.ID - Bisnis raksasa teknologi Google dan Microsoft tengah mengalami perlambatan yang cukup signifikan.

Dilansir dari BBC, dalam tiga bulan terakhir hingga September 2022, Alphabet yang memiliki Google dan YouTube penjualannya hanya naik 6 persen menjadi USD 69 miliar. 

Hal itu akibat dari langkah setiap perusahaan yang memangkas anggaran iklan mereka.

Data ini sekaligus menandai melemahnya pertumbuhan kuartalan perusahaan raksasa teknologi di AS dalam hampir satu dekade di luar awal pandemi Covid-19.

BACA JUGA:Operasi Batu Ginjal, Luftilah Tak Keluarkan Uang Sepeser Pun

Laba di Alphabet turun hampir 30 persen atau sebesar USD 3,9 miliar pada kuartal tersebut, karena pendapatan iklan YouTube menurun untuk pertama kalinya sejak perusahaan mulai melaporkannya secara publik.

"Kami sedang "mempertajam" fokusnya dan "menjadi responsif terhadap lingkungan ekonomi," kata CEO Alphabet Sundar Pichari.

"Ketika Google tersandung, hal itu merupakan pertanda buruk bagi periklanan digital pada umumnya," kata Evelyn Mitchell, analis utama di Insider Intelligence.

Dia mencatat, bahwa situs web inti Google sempat lebih tahan terhadap penurunan belanja iklan daripada situs media sosial seperti Facebook atau Snap. 

"Kuartal yang mengecewakan bagi Google ini menandakan masa-masa sulit di masa depan jika kondisi pasar terus memburuk," ungkapnya.

BACA JUGA:Perusahaan Swasta di Jakarta Diimbau WFH saat Hujan Ekstrem, Heru: Tidak Ada Paksaan Hanya Imbauan

Selain itu, Microsoft juga mengatakan permintaan untuk komputer dan teknologi lainnya telah melemah.

Penjualan Microsoft naik hanya 11 persen atau sebesar USD 50,1 miliar, menandai pertumbuhan pendapatan paling lambat dalam lima tahun.

Seperti diketahui, konsumen dan bisnis di berbagai negara telah memotong pengeluaran mereka karena lonjakan biaya hidup dan kenaikan suku bunga, memicu kekhawatiran resesi global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: