Berpacu Waktu

Berpacu Waktu

--

BANYAK daerah segera punya rumah sakit vertikal. Yang di Surabaya mulai dibangun kemarin. Mengapa Surabaya belum punya RS vertikal? Apakah RS yang ada selama ini horizontal?

Predikat vertikal yang dimaksud ternyata untuk menandakan itu ''milik pemerintah pusat''. Disebut vertikal bukan karena bangunannya tingginya sekali. Tapi untuk menegaskan bahwa itu bukan RSUD Provinsi dan RSUD Kabupaten. 

Di Jakarta ada 8 rumah sakit vertikal –ini istilah baru bagi saya. Besar-besar. Tapi kota besar seperti Surabaya tidak ada satu pun RS vertikal. Padahal Yogyakarta, Bandung, Medan, dan Makassar punya. Masing-masing satu.

RSUD dr Soetomo yang besar itu ternyata milik Pemprov Jatim. Maka ketika terjadi wabah Covid-19, pemerintah pusat tidak punya tangan langsung di Jatim. 

Pun ketika wali kota Surabaya, ketika itu Tri Rismaharini, mengalami kesulitan melayani korban Covid. Dia tidak bisa mengandalkan fasilitas pusat.

Anda pun ingat drama di tengah Covid itu: Risma ndelosor tengkurap di lantai sambil menangis seru: bermohon-mohon kepada direktur RSUD dr Soetomo untuk membantu dirinyi mengatasi Covid di wilayahnyi. 

Risma pun mendesak pusat untuk membangun rumah sakit di Surabaya. Risma memberikan info ke pusat: ada tanah 5 hektare di pusat kota Surabaya. Nganggur. Bisa dimanfaatkan untuk itu.

Saya tahu lokasi yang dimaksud. Di Jalan Indrapura. Siapa pun yang ke Tanjung Perak lewat jalan itu. Di awal-awal saya masuk Surabaya, lokasi itu dikenal sebagai rumah sakit kulit dan kelamin. 

Rupanya tidak banyak lagi yang sakit kulit. Di masa lalu sakit kulit adalah penyakit rakyat. Saya pun tidak henti-hentinya sakit kulit. Di masa kanak-kanak sampai remaja. Saya sebutkan itu bukan untuk riya'. 

Pun sakit kelamin. Sudah jarang terdengar. Sipilis sudah bisa diatasi dengan mudah. Bahkan sudah bisa dicegah. Rupanya penyakit kelamin sudah berubah dari sakit fisik ke sakit nonfisik.

Bangunan-bangunan RS kulit dan kelamin itu masih ada. Peninggalan Belanda. Tapi tidak difungsikan lagi. Jadi cagar budaya. Ketika Covid lagi puncak-puncaknya, halaman lokasi ini dimanfaatkan untuk RS tenda darurat.

Kementerian Kesehatan memutuskan untuk membangun RS vertikal di situ. Besar sekali. Modern sekali. Tiga tower. Masing-masih berkapasitas sekitar 230 tempat tidur.

Tiap tower beda spesialisasi. Ada tower untuk jantung. Ada tower untuk otak/stroke. Ada tower untuk kanker. Ini seperti gabungan RS Harapan Kita, RS Pusat Otak Nasional (PON) dan RS Dharmais. Tiga-tiganya di Jakarta.

Fasilitas untuk tiga jenis penyakit itu disiapkan yang terbaik di dunia saat ini. Mulai dari alat-alatnya sampai ruangan dan teknologinya. MRI-nya, misalnya, yang kelas 3 Tesla. Memang RS baru punya keuntungan tersendiri: bisa membeli peralatan yang terbaru.

"Pertengahan 2024 RS vertikal ini sudah harus jadi. Bapak Presiden Jokowi yang akan meresmikannya," ujar Budi Gunadi Sadikin, menteri kesehatan yang melakukan groundbreaking kemarin.

Biaya pembangunannya mencapai Rp 1,4 triliun. Belum termasuk peralatan yang mutakhir. Bagian depan RS Kulit dan Kelamin dipertahankan sebagai cagar budaya. Bisa untuk museum kesehatan.

Menkes akan membangun RS Vertikal di banyak daerah: Kupang (NTT), Jayapura (Papua), Ambon (Maluku), Makassar, dan Bangka. "Agar tidak semua RS Vertikal menumpuk di Jakarta," ujarnya.

Melihat gambar RS Tiga Tower itu saya membayangkan tidak akan kalah dengan RS di negara-negara maju. Tentu salah satu tujuannya memang untuk itu: mengurangi warga yang berobat ke luar negeri. Yang kalau ditotal menghabiskan uang lebih Rp 100 triliun/tahun.

Rabu kemarin Menkes juga ke Unair. Ada Dies Natalis ke-68 universitas itu. Menkes pun curhat di forum itu: begitu sulit menambah dokter spesialis di negeri ini. Tiap tahun hanya bisa tambah puluhan dokter. Padahal diperlukan tambahan 3.000 dokter/tahun.

Selesai acara Dies Natalis, menkes makan siang di ruang wakil rektor Unair Djoko Santoso. Rektor Unair Prof Mohammad Nasih juga ikut di ruangan itu. Awalnya ia satu-satunya rektor yang terpilih secara aklamasi. Pun untuk periode keduanya. Ia seorang guru besar akuntansi. Juga seorang ulama. Belakangan Arif Satria juga terpilih secara aklamasi sebagai Rektor IPB.

Di meja makan itu ada bebek Sinjay dan sambal mangganya. Ada garangan ayam dengan kuahnya. Ada rujak cingur dengan sambal petisnya. Menkes terlihat makan tiga-tiganya. Mulutnya terus mengunyah. Telinganya terus mendengarkan tanggapan para tokoh Unair. Sesekali dahinya mengerut. Sesekali tawanya meledak.

Ia dapat dukungan Unair untuk memperbanyak spesialis itu. Sebaliknya Menkes juga mendukung upaya mengatasi kekurangan tenaga di RS Unair –rumah sakit baru di kampus itu yang sifatnya rumah sakit pendidikan.

Sudah menjadi pembicaraan publik soal sulitnya menambah dokter spesialis ini. Para dokter spesialis juga sudah tahu itu. Pimpinan fakultas kedokteran juga sudah mendengar penilaian yang paling negatif sekali pun. Tapi belum ada pemerintahan yang berhasil menerobos ini. Maka Presiden Jokowi menjadikan itu sebagai salah satu tugas pokok menkes. Berarti harus berhasil.

Budi berpacu dengan waktu.(Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 9 November 2022: Toilet Muda

Nugroho Dwis Sugiharto

Kalau di jogja, mall yg toiletnya terbaik adalah Hartono Mall yg sekarang jadi Pakuwon Mall, plusnya lagi didalam Mall ada mushola dengan standard bintang lima, luar, bersih, rapi. Masjid kampung saya saja kalah

Thamrin Daffan

Benar sekali Toilet menjadi indikator utama bagaimana kepedulian kebersiahan suatu pelayanan publik. Seandainya anda akan menilai suatu instansi pemerintaha apakah pelayanan publiknya akuntabel dan transparansi maka lihatlah bagaiman kondisi toiletnya. Artinya bila toiletnya bersih, harum, nyaman dan enak di gunakan maka boleh dikatakan kebersihan di lingkungan instansi itu boleh dikatakan baik, bersih dan asri. Telat bangun waktu jadi kepepet / Berangkat kerja pun tergesa gesa Coba perhatikan kebersihan toilet / Apabila bersih baguslah kinerja / salamsalaman

Lagarenze 1301

Entah mengapa, di toilet saya kerap menemukan jalan keluar dari suatu masalah. Otak sudah mentok, tidak tahu mau bikin apalagi, eh... ketika buang air kecil muncul ide-ide yang brilian. Mungkin karena dalam prosesi "pelepasan" itu otak menjadi rileks dan bisa berpikir lebih tenang. Atau bisa saja ada hormon atau enzim khusus yang ikut terlepas sehingga otak bekerja lebih cespleng. Saya juga termasuk orang yang sering menghabiskan waktu lebih lama di toilet dengan aktivitas membaca koran. Kok betah ya, padahal ada bau yang tidak biasa. (Eh, bukan ding, sekarang bukan lagi bawa koran masuk toilet, melainkan gadget) Tentu, kebiasaan mencari ide tersebut hanya berlaku jika toilet bersih. Lain hal kalau pesing, apalagi banyak jejak yang tertinggal, waduh.... Mohon maaf bagi yang punya kebiasaan baca disway sambil sarapan. Maaf.

Mbah Mars

PERESMIAN TOILET UMUM Terdengar suara MC, "Acara selanjutnya, yang kita tunggu-tunggu, adalah peresmian toilet umum. Peresmian toilet ditandai dengan pengguntingan pita dan pemakaian pertama oleh Bapak Camat. Kepada Bapak Camat dipersilahkan. Setelah pidato ba bi bu yang diawali dengan kata sodara-sodara, akhirnya Pak Camat menggunting pita. Selanjutnya pemakaian pertama. Pak Camat masuk ke toilet. Beberapa menit kemudian Pak Camat keluar dengan wajah cengar cengir. tepuk tangan hadirin membahana. Plok plok plok...

Ady Ngaki

Saya ke toilet kuta kebetulan kemarin, bagus rapi bersih, tapi sayang cuci kaki aja ditarikin 3000 ????

Amat Kasela

Selamat pagi Bapak2 yang di toilet suka main hape, atau sambil baca Disway. Di toilet jangan lama2, bukan tempat tongkrongan. Wkwkwkwk 

Er Gham

Kalau bertemu dengan pengendara mobil di jalan tol yang kebut kebutan dan slap-slip bawa mobilnya, agar dimaklumi. Kita berprasangka baik saja. Mungkin dia kebelet cari rest area. 

Everyday Mandarin

Satu kesempatan juga di Beijing, saya pernah sengaja nginap hotel traditional kecil di hutong (lorong² khas Beijing). Dikelola anak muda China. Bentuk bangunannya khas Forbidden City. Pingin tahu rasanya jadi masyarakat era feodal China. Pas keluar lorong, saya kebelet kencing krn lg winter. Mau balik hotel lagi rasanya agak jauh. Mampirlah sy ke toilet umum di lorong tsb. Yg digunakan warga setempat. Pas sy lg BAK, sy tengok ada 1 anak kecil (cowo) yg sedang BAB di toilet. Tanpa pintu, joroknya khas China. Masih awal² Revolusi Toilet Xi Jinping. Si anak lalu teriak, "妈,好了 Ma, hao le" (Ibu, sudah selesai). Si Ibu yg berdiri di luar pun masuk. Saya sangat tertarik dengan apa yg akan dilakukan di Ibu. Baru kali itu saya tertarik melihat org lain BAB. Ibunya ambil kertas koran(!) lalu ngelap² pantat anaknya. Selesai. Mrk keluar. Ga cuci tangan. Pantas Xi Jinping merevolusi mrk.

Leong putu

Kalau saya, kotoran saya simpan di otak, agar tidak bikin polusi. Parah memang. Tapi yang lebih parah ada lagi, ada yang bawa Toilet portable ke mana mana. Di bibirnya.

Kang Sabarikhlas

anu,..saya usul, pintu toilet umum untuk perempuan di cat warna merah dan untuk pria dicat warna coklat tua, jangan gambar/tulisan kecil ladies&gent. Pengalaman saya pas di spbu lagi ngisi bensin motor saya suprabapak, eh..kebelet pipis, saya ikuti orang bercelana masuk lorong toilet, eh..orangnya ngomel "ini toilet perempuan Pak!".. /"Lho! saya kira sampean laki²"/..ngomel lagi.."tua² keladi ndak tahu diri"/.."memang saya ndak tahu dirimu"/.. dia lihat hp disaku baju saya masih nyala, "oh dasar tukang komen disway, tukang ngeyel, pencitraan"..Braakk! pintu toilet ditutup. Saya wong goblik, bingung ndak merasa bersalah, kan citra saya jelas, miskuiiin! duh, hp saya matikan dulu. 

Budi Utomo

Detik News dot com. Sabtu 5 Feb 2022. Yeni Rosita (37) warga Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur yang kejeblos di toilet di dalam rumahnya yang terbuat dari papan yang diduga rusak/lapuk yang berada di atas Sungai Ciliwung, sudah ditemukan di Sungai Kapuk Muara, Jakarta Utara, dalam kondisi tak bernyawa. >> Semoga setelah semua bantaran sungai di Jakarta dibersihkan dari rumah liar, setelah penghuninya digusur eh “digeser” ke rusunami atau rusunawa, tak ada lagi peristiwa tragis seperti Yeni Rosita yang ingin buang hajat tengah malam malah hilang nyawa tenggelam di Sungai Ciliwung yang biasa dia beri hadiah “yellow submarine”. That was bad news. Now for good news. Tahiun depan 4,8 km dari 17 km Sungai Ciliwung akan diNORMALISASI oleh Pemda DKI bekerjasama dengan Kementrian PUPR. Menyelesaikan normalisasi Sungai Ciliwung yang panjangnya 33 km ini. Sungguh berita baik setelah selama 5 tahun belakangan Sungai Ciliwung diNATURALISASI (baca: membiarkan NATURE bekerja secara NATURAL tanpa perlu campur tangan manusia, sebagai bentuk loving NATURE wkwkwk) oleh ahli tata kota eh “ahli tata kata” yang tak mau kerjasama dengan pemerintah pusat yang kini mencalonkan diri jadi capres yang pasti Anda Sudah Tahu siapa. Wkwkwk

Leong putu

Disket telah ku simpan / Flashdisk kini ku gunakan / Toliet bersih ciri peradaban / Maaf pantunnya tak bisa ku lanjutkan / .. #365_mantun Disway

Najib Habibie

Bangunannya sama, lantai nya sama, dindingnya sama, toilet jongkoknya sama. Bak kamar mandinya juga sama. Tapi saya rela nahan BAK dari Jombor Jogja sampai Magelang. Hanya untuk BAK di toilet Terminal Bis Soekarno Hatta Magelang. Dikelola dengan baik, wangi dan bersih. Airnya juga bersih. Walaupun bangunan toiletnya sama dengan berpuluh tahun yang lalu tapi ketika dikelola dengan baik, hasilnya juga baik. Pagi2 ketika saya datang dari jakarta biasanya sedang disikat dan dibersihkan. Begitu masuk, bersih dan wangi. Sangat nyaman untuk BAB, BAK maupun mandi di toilet umum Terminal bis Magelang ini. Saya kira tidak kalah dengan toilet kelas atas jika penilaiannya berdasar indeks nilai bangunan, biaya pemeliharaan dan tingkat kenyamanan yang dihasilkan. Sebagai pengguna toilet umum kelas sudra, saya masih merasa Terminal Bis Magelang juaranya. Monggo dibuktikan. 

Juve Zhang

Revolusi toilet he he he dilakukan oleh anak muda yg gak paham sejarah Tiongkok. Tahun 80_90 an itu Tiongkok benar benar membangun dengan tangan besi. 90 an saya berkelana di daratan Tiongkok 1,5 bulan. Kejebak masuk "pancingan" mafia gangster sana. Yg hobi "ngompas" orang lokal beda daerah. Siapapun .banyak gangster jalanan .tapi tangan besi mereka "membersihkan" semua jenis gangster. Sekarang Tiongkok negara paling aman . 

munawir syadzali

Dulu, 15 tahun yg lalu, Demak terkenal sekali dg WC terpanjang di Indonesia. Sepanjang jalur pantura Demak - Kudus, sisi kirinya membentang sungai yang dijadikan warga setempat Mandi dan BAB. Hingga lumrah menjadi pemandangan yg menggelikan mata. Sampai2 saya malu ketika ditanya, asli mana mas? Seakan menjadi aib. Karena jika dijawab demak, pasti arahnya nanti ngomongin WC terpanjang itu. Alhamdulillah, 5 tahun terakhir pemandangan itu sdh sedikit berkurang, dan sekarang sdh jarang sekali ada pemandangan itu

bitrik sulaiman

Kebiasaan saya tiap bepergian selalu mengantongi 2 atau 3 lembar tisu. Tissue lebih praktis dan bersih. Tissue, setelah dipotong seperlunya, diperciki sedikit air. Lap 3 kali cukup. 

Pryadi Satriana

Pertanyaan tentang toilet dikaitkan negara bisa menyinggung rasa nasionalisme negara ybs., untungnya pertanyaan "goblik" tsb. mendapat jawaban cerdas. Salam. Rahayu.

Otong Sutisna

Waktu kecil di kampungku, toilet merupakan barang mewah dan tidak semua rumah punya toilet mungkin dalam satu desa dapat di hitung dengan jari. Kebiasaan warga BAK, di pinggir atau belakang rumah yang rimbun pepohonan dan BAB mereka menuju tanah lapang belakang rumah sambil bawa kored/pacul kecil dan beberapa lidi..,. Adapun fungsi kored/pacul kecil yaitu untuk menggali dan mengubur.,... sedangkan beberapa lidi untuk mengusir lalat yang mendekat, yang paling sial adalah ketika menginjak kuburan baru atau boker yang tidak dikubur. Tema disway hari ini tentang sesuatu yang seharusnya dibaca waktu malam atau setelah makan siang.... Salam satu disway 

Pryadi Satriana

Sebelum berobat di RSIA Hermina Bogor (RS Tipe B), saya biasanya dirujuk ke RSAU Hasan Toto/ Atang Senjata atau ke RS Islam atau ke RS Dompet Dhuafa. Ketiganya RS Tipe C. Ketiganya punya kesamaan: toiletnya pesing (banget!). Padahal yg satu bernuansa militer dan dua lainnya bernuansa Islami, sampai saya mbatin, "Apa karena ada kata 'dhuafa' maka kalau 'pesing' harap maklum?" Ahhh, jadi teringat bau pesingnya ... 'Kebersihan merupakan sebagian dari iman' sekadar slogan? 'Tidak boleh riya' juga sekadar slogan? Salam. Rahayu.

Leong putu

Toilet, apa itu ? Oooh Alien ya ? Pasti itu yang kebayang kalau kata itu saya dengar saat kecil dulu. Lhaaa wong ndeso, ndeso pinggir hutan. Yang ada kalau BaB ya di sungai, bahkan hingga remaja masih BAB di sungai. Pasti ada yang punya pengalaman BAB di sungai juga. Weeeeeeh BAB di sungai itu weeenak tenan. Pas airnya lebih tinggi sejengkal dari mata kaki, di pagi hari, sebelum ngopi, BAB dulu di sungai. Pakai sarung, di temani rokok sebatang. Di hibur suara gemercik air dan suara burung. Nikmat banget, bawah adem atas hangat. Kaki kadang terasa geli² dikit mungkin karena digrayangi udang kecil². Duuuuuuuuuh kok kangen masa-masa itu. Di sungai itu banyak kenangan indah. Belum lagi kalau mandi rame rame....duuuh indahnya....

Chei Samen

Usah dikenang masa nan lalu.. hatiku pilu..

Jimmy Marta

Kemaren sempat menjelajah negara benua hitam, Namibia dan Kongo. Les Routes L'impossible. Jalanan tanah gurun yang lima tahun gk pernah turun hujan. Sumber air yang jauhnya berkilo2 meter dari rumah. Di sebuah oase berebut air dengan hewan liar khas Afrika. Air digayung sambil misahkan lumut yg mengapung, masukkan ke jerigen. Kualitasnya jangan ditanya, dari warna saja sudah terlihat. Toilet? entahlah... Begitu masuk Kongo saya justru melongo. Dipikir Afrika itu gurun dan gurun. Ini negeri berbukit bergunung gunung. Masih ada hutan lebatnya. Namun sedihnya dari sarana jalan antar kota dan desa desa. Yang beraspal bekas buatan penjajah Belgia 60 tahun lampau sudah hancur. Lebih banyaknya jalan tanah berlobang, berlumpur bak kubangan. Dilalui truk2 usang bekas penjajah yg dipakai untuk pengantar bahan kebutuhan pokok. Jarak antar kota yang 54 kilometer ditempuh duahari dua malam. Ada joke di mereka soal menghitung ongkos tranportasi. Jarak bukan berdasarkan kilometer, tapi dihitung berapa hari perjalanan. ----virtualtravel..

Johannes Kitono

Manusia di dunia ini harus terima kasih kepada Bu Naning Adiwoso, Presiden Asosiasi Toilet Indonesia.Sudah memegang gelar sarjana lingkungan, arsitek dan desainer. Masih sempat dan mau mengurus masalah Toilet, kebutuhan vital umat manusia. Kampung saya di Sanggau, pinggir sungai Kapuas ( 1.145 km ) dulu banyak Lanting di sungai. Bangunan terapung itu serba guna. Selain tempat cuci pakaian, beras dan sayur. Disana ada jamban yang berfungsi sebagai kamar mandi dan sekaligus Toilet juga. Tidak ada pemisahan antara laki laki dan wanita.Masuknya harus antri ga usah pakai nomor. Habis bab cukup dicebok saja. Kebiasaan ini sudah berlangsung ratusan tahun. Tidak heran dari 5.590 sungai di Indonesia, konon 80 % sudah tercemar tinja manusia. Mungkin Asosiasi Toilet Indonesia bisa membantu mendesain lay out Lanting serba guna yang hyginis. Supaya air sungai tetap bening lestari, tidak ada tinja manusia yang mengambang diatasnya. Terima kasih. Hidup Presiden Partai, eh Asosiasi Toilet Indonesia

Mamak Edi

Setiap saya perjalanan ke Sumatera, sepanjang jalan jika perlu istirahat sholat, selalu cek kondisi toilet masjidnya dahulu. Jika tidak bersih, maka sholat ditunda hingga ketemu masjid yang toiletnya cukup bersih dan airnya pun cukup tersedia. Menurut saya, pengurus masjid perlu menjadikan kebersihan toilet masjid perhatian nomor satu. Dengan begitu saya yakin pengunjung masjid punya alasan untuk infak yang lebih dari biasanya. Apalagi jika di masjid itu ada pengumuman "Kebersihan toilet masjid ini ditentukan infak Anda!".

Namu Fayad

Ada bapak-bapak, waktu itu ia ada acara di hotel Borobudur. Pas ke toiletnya, kebanyakan model berdiri. Ia pake. Pas sudah selesai ia bingung, kok tidak ada tombol buat menyiram. Panik dia. Dibilangin bahwa itu ada sensornya akan aktif setelah ditinggalin. Tapi kan belum dibasuh. Solusinya, ia geser ke samping sambil pegang "itu"-nya, baru air siram keluar, langsung geser lagi buat basuh kepala sikecilnya. Tau gak apa komentar dia abis itu. "Toilet kafir" katanya.

Lukman bin Saleh

Seorang laki2 setengah baya berjalan tergopoh-gopoh. Keringat bercucuran di tubuhnya. Dia baru pulang dari sawah. Seolah tidak peduli dengan keadaan sekelilingnya. Yang dia ingat hanya masjid. Secepatnya dia harus ke sana. Setelah sampai. Buru-buru dia membersihakan tubuh. Seadanya. Memasang sarung yg telah dia siapkan. Kemudian masuk ke masjid mengumandangkan azan." Demikianlah gambaran marbot d masjid2 kita. Bekerja sukarela. Tanpa di gaji. Mereka punya keluarga. Mereka harus mencari nafkah. Jadilah masjid itu diurus seadanya. Jangankan membersihkan toilet, syukur2 sang marbot masih bisa azan 5 x sehari. Keadaan ini tidak boleh kita biarkan. Harus kita ubah. Mulai dari lingkungan masing2. Sangat ironis jika agama Islam yg katanya sangat mengutamakan kesucian dan kebersihan ini harus memiliki lingkungan masjid yang jauh dari kata bersih. Jika marbot kita belum di gaji dengan layak. Gaji mereka. Agar bisa bekerja profesional. Lontarkan ide ini saat ada rapat. Jika memang sudah di gaji. Tegur para marbot itu. Tentu dengan cara seperti yg dikatakan Abah. Bagaimana agar mereka tidak tersinggung. Ayo kita mulai...

Liam Then

Jika kita sudah ada waktu meributkan masalah toilet, bersyukurlah, ini tanda kualitas hidup sudah membaik. Di Ukraina mereka lebih sibuk hal la Lebih separuh populasi dunia, cebok pakai kertas tissue. Di Tiongkok, 1.5 milyar orang ,budayanya cebok pakai kertas tissue. Itulah sebabnya perusahaan pabrik pulp berjaya, haus lahan baru, karena permintaan tak putus-putus. Tissue terbuat dari bubur kertas, yang berasal dari pohon akasia. Kode keras untuk BUMN sektor perkebunan, swasta bisa meraksasa, anda kok tak bisa? Padahal soal lahan, anda hampir tidak ada hambatan, tinggal kasih kode ke menteri BUMN, yang tinggal sapa presiden. Begitu juga soal modal. Kalau soal pasar, demand separuh populasi dunia, tak mungkin dapat anda penuhi semua. Di Tiongkok saja , setiap hari, ada 1.5 milyar orang butuh kertas tissue. Kadang juga terpikir, orang barat ngisin-in kita cebok pakai air ,sementara mereka pakai tissue. Sebenarnya siapa yang lebih enviromental friendly? Mereka atau kita? Tissue mereka bersumber dari pohon, hasil dari merambah hutan alami. Di ganti pepohonan mono kultur yang ditebang 6 tahun sekali. Tapi, biarkanlah ,jangan protes, biarkan mereka tetap cebok pakai tissue, toh mereka beli pulp nya dari kita. BUMN ayo fight. Swasta bisa , BUMN yang full fasilitas dan dukungan harusnya lebih bisa. Menjadi gede di bidang pulp ini. Saya pernah dengar dari seorang dosen PHD asal Australia. Pohon di Indonesia, tumbuh 2 kali lebih cepat ,dibanding dengan yang di Australia. 

Jo Neka

300 komentar..Toilet semodern apapun dan secanggih apapun kalau tidak ada cukup air bersih percuma.Di kampungku setiap rumah di kasih closet sehat tapi airnya tidak ada mau ketawa takut lucu..

munawir syadzali

Toilet sudah menjadi salah satu tempat mencari inspirasi. Ide2 cemerlang sering kala datang dr sana. Kemajuan Indonesia bisa dimulai dari sini, revolusi toilet. Siapa tahu, dg adanya toilet2 yg bersih, wangi dan instragamable, bisa mendorong ide2 hebat utk kemajuan anak bangsa. Selain itu, revolusi toilet jg harus mempertimbangkan aspek kearifan lokal, budaya, kesehatan lebih2 aspek agama. Banyak org kita yg gag bs beol gegara closetnya duduk. Rela nahan kencing gegara kencingnya lewat urinoir, alasannya lebih beresiko terkena najis dan tdk memperoleh keutamaan. Sy pun, jika ke mall atau ke tempat2 yg katanya modern, jika sdh kebelet BAK kok ndilalah ketemu urinoir, lebih baik nyari toilet yg lain. Menurutku, standar toilet yg perlu dijadikan adl toiletnya masjid NU. Sebelum masuk toilet, ada kolam kecil, rerata closetnya jg jongkok. Silahkan ditinjau dr aspek apapun, kesehatan, agama, kearifan lokal, paling masuk kriteria. Haha

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 226

  • ALI FAUZI
    ALI FAUZI
  • ra tepak pol
    ra tepak pol
    • ra tepak pol
      ra tepak pol
  • Mahmud Al Mustasyar
    Mahmud Al Mustasyar
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
    • Budi Utomo
      Budi Utomo
  • Leong putu
    Leong putu
  • Chei Samen
    Chei Samen
  • Leong putu
    Leong putu
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • Leong putu
      Leong putu
  • Leong putu
    Leong putu
  • Impostor Among Us
    Impostor Among Us
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Chei Samen
      Chei Samen
  • Liam Then
    Liam Then
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
    • Liam Then
      Liam Then
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • yea aina
      yea aina
    • Johan
      Johan
    • Johan
      Johan
    • Johan
      Johan
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Johan
      Johan
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Impostor Among Us
      Impostor Among Us
    • Leong putu
      Leong putu
    • Leong putu
      Leong putu
  • AnalisAsalAsalan
    AnalisAsalAsalan
  • Sama Konomaharu
    Sama Konomaharu
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
    • Liam Then
      Liam Then
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
  • yea aina
    yea aina
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • yea aina
      yea aina
  • Farwadi Barma
    Farwadi Barma
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
  • Sama Konomaharu
    Sama Konomaharu
  • Impostor Among Us
    Impostor Among Us
  • Hendro Purba
    Hendro Purba
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
  • zainul musthofa
    zainul musthofa
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Liam Then
      Liam Then
  • Leong putu
    Leong putu
    • bitrik sulaiman
      bitrik sulaiman
    • Leong putu
      Leong putu
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Leong putu
      Leong putu
    • Leong putu
      Leong putu
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
  • Sama Konomaharu
    Sama Konomaharu
  • Sama Konomaharu
    Sama Konomaharu
    • yea aina
      yea aina
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
    • yea aina
      yea aina
    • Liam Then
      Liam Then
    • yea aina
      yea aina
    • Liam Then
      Liam Then
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
  • ibnuhidayat setyaningrum
    ibnuhidayat setyaningrum
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Leong putu
      Leong putu
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • yea aina
      yea aina
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • yea aina
      yea aina
  • Er Gham
    Er Gham
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • yea aina
      yea aina
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • yea aina
      yea aina
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
  • suci wahyuni
    suci wahyuni
  • AnalisAsalAsalan
    AnalisAsalAsalan
  • Rihlatul Ulfa
    Rihlatul Ulfa
  • admin banyumili
    admin banyumili
  • Rihlatul Ulfa
    Rihlatul Ulfa
    • Rihlatul Ulfa
      Rihlatul Ulfa
  • Nurkholis Marwanto
    Nurkholis Marwanto
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
  • dabaik kuy
    dabaik kuy
  • dabaik kuy
    dabaik kuy
    • dabaik kuy
      dabaik kuy
    • KEY
      KEY
  • Yasin Ramadhani
    Yasin Ramadhani
  • Lukman bin Saleh
    Lukman bin Saleh
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • Leong putu
      Leong putu
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
    • Leong putu
      Leong putu
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
    • Arief gianto
      Arief gianto
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
    • Atho'illah
      Atho'illah
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Leong putu
      Leong putu
  • Amat Kasela
    Amat Kasela
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • Leong putu
      Leong putu
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
  • Leong putu
    Leong putu
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
  • Mamak Edi
    Mamak Edi
  • Arief gianto
    Arief gianto
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • Leong putu
      Leong putu
    • Mahmud Al Mustasyar
      Mahmud Al Mustasyar
    • yea aina
      yea aina
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • siti poerwaningsih ngawi
    siti poerwaningsih ngawi
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Jo Neka
      Jo Neka
    • Leong putu
      Leong putu
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • Legeg Sunda
      Legeg Sunda
    • Legeg Sunda
      Legeg Sunda
  • Kang Sabarikhlas
    Kang Sabarikhlas
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • Kang Sabarikhlas
      Kang Sabarikhlas
  • Sutikno tata
    Sutikno tata
  • Jo Neka
    Jo Neka
    • Leong putu
      Leong putu
    • Jo Neka
      Jo Neka
    • Leong putu
      Leong putu
    • Chei Samen
      Chei Samen
  • AnalisAsalAsalan
    AnalisAsalAsalan
  • AnalisAsalAsalan
    AnalisAsalAsalan
  • Mahmud Al Mustasyar
    Mahmud Al Mustasyar
  • Leong putu
    Leong putu
    • Jo Neka
      Jo Neka
    • Leong putu
      Leong putu
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
    • Leong putu
      Leong putu
    • yea aina
      yea aina
    • Leong putu
      Leong putu
  • Jhelang Annovasho
    Jhelang Annovasho
    • Tego Yuwono
      Tego Yuwono
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
  • Leong putu
    Leong putu
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Mahmud Al Mustasyar
    Mahmud Al Mustasyar
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Jo Neka
      Jo Neka
    • Lukman bin Saleh
      Lukman bin Saleh
  • Asfabara Prayitno
    Asfabara Prayitno
  • Legeg Sunda
    Legeg Sunda
  • Thamrin Daffan
    Thamrin Daffan
  • Otong Sutisna
    Otong Sutisna
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • Leong putu
      Leong putu
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
  • alasroban
    alasroban
    • alasroban
      alasroban
    • sutrisno timi
      sutrisno timi
  • Chei Samen
    Chei Samen
    • Leong putu
      Leong putu
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
    • Leong putu
      Leong putu
    • Leong putu
      Leong putu
  • rid kc
    rid kc
  • Amat Kasela
    Amat Kasela
    • Leong putu
      Leong putu
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Jo Neka
      Jo Neka
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
  • Amat Kasela
    Amat Kasela
  • Leong putu
    Leong putu
    • Leong putu
      Leong putu
  • mzarifin umarzain
    mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • bitrik sulaiman
      bitrik sulaiman
    • Azza Lutfi
      Azza Lutfi
    • Leong putu
      Leong putu
    • Legeg Sunda
      Legeg Sunda
    • ra tepak pol
      ra tepak pol