Aturan Baru Maskapai dari Kemenhub Pasca Kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182

Aturan Baru Maskapai dari Kemenhub Pasca Kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182

Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan, Kapten Nurcahyo Utomo-Rafi Adhi Pratama-

"Yang lain sudah tapi saya enggak tau sudah sejauh mana," jelasnya.

BACA JUGA:Mengaku Pernah Rampok Kim Kardashian, Pria Ini Bongkar Keberhasilannya Menggasak Perhiasan Senilai 145 Miliar

BACA JUGA:Auto Cuan, Buruan Serbu Kumpulan Promo Kuliner 11.11, Chatime Cuma 11 Ribu Aja!

Diberitakan sebelumnya, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah memaparkan hasil investigasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air Boeing 737-500 dengan nomor penerbangan SJY 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Sabtu 9 Januari 2021.

Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan, Kapten Nurcahyo Utomo mengatakan berdasarkan investigasi yang dilakukan pihaknya menyimpulkan bahwa sistem autothrottle tidak dapat menggerakkan thrust level kanan akibat adanya gaya gesek atau gangguan lain pada bagian mekanikal thrust lever kanan. 

"Menjelang ketinggian 11.000 kaki, permintaan tenaga mesin semakin berkurang, hal ini membuat thrust lever kiri semakin mundur," katanya saat konferensi pers laporan hasil investigasi tersebut di kantor KNKT, Jakarta Pusat.

BACA JUGA:Kisah Nasmawati, Kader JKN di Enrekang: Kene Semprot saat Ingatkan Pembayaran Iuran

BACA JUGA:Hasil Drawing Carabao Cup, Dua Raksasa Bertemu, Klub Elkan Balgott Bakal Hadapi Tim EPL Lagi

Diketahui, Autothrottle merupakan sistem pengatur gas yang memungkinkan pilot menentukan kecepatan (speed) dan dorongan (thrust) pesawat secara otomatis.

Nurcahyo menuturkan, pesawat Boeing 737-500 itu telah dilengkapi dengan sistem Cruise Thrust Split Monitor (CTSM) yang berfungsi menonaktifkan Autothrottle jika terjadi asymmetry, untuk mencegah perbedaan tenaga mesin yang lebih besar. 

"Penonaktifan Autothrottle terjadi antara lain jika flight spoiler membuka lebih dari 2,5” selama minimum 1,5 detik. Kondisi ini tercapai pada pukul 14.39.40 WIB saat pesawat udara berbelok ke kanan dengan sudut 15”, tetapi aufothrottle tetap aktif dan menjadi non aktif pada pukul 14.40.10 WIB," jelasnya.

Keterlambatan ini kata Nurcahyo diyakini karena flight spoiler memberikan informasi dengan nilai yang lebih rendah disebabkan karena penyetelan (rigging) pada flight spoiler. Adapun penyetelan pada flight spoiler ini belum pernah dilakukan di Indonesia. 

"Asymmetry menimbulkan perbedaan tenaga mesin yang menghasilkan gaya yang membuat pesawat udara pesawat bergeleng (yaw) ke kiri," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads