Tambang Batu Bara Sawahlunto Meledak, Ini Dia Penyebab, Kronologi, Jumlah Korban Jiwa, dan Pemilik

Tambang Batu Bara Sawahlunto Meledak, Ini Dia Penyebab, Kronologi, Jumlah Korban Jiwa, dan Pemilik

Tambang Batu Bara di Sawahlunto, Sumatera Barat meledak pada Jumat, 9 Desember 2022 pukul 08.30 WIB-Div Humas Polri-

SAWAHLUNTO, DISWAY.ID-- Tambang Batu Bara di SAWAHLUNTO, Sumatera Barat meledak pada Jumat, 9 Desember 2022 pukul 08.30 WIB. Pada saat kejadian, sejumlah pekerja tengah berada di dalam lubang Tambang

Diketahui bahwa Tambang Batu Bara Sawahlunto dimiliki oleh perusahaan swasta. Kepala Dinas Operasi Basarnas Padang Octavianto mengatakan, pihaknya baru mendapat informasi ledakan tambang batu bara tersebut sekitar pukul 11.00 WIB. WIB. 

BACA JUGA:Resmi Mulai, Garuda Indonesia Layani Penerbangan Langsung Melbourne - Bali PP

BACA JUGA:Tanda-Tanda Cristiano Ronaldo Bakal Pensiun Bela Portugal Usai Dipaksa Pulang Oleh Maroko di Piala Dunia 2022

Menurutnya, ledakan tambang batu bara tersebut terjadi di tambang SD C2 atau Lori 2 di kawasan Talawi, kota Sawahlunto.

Kronologi Ledakan

Pagi itu, para pekerja mulai beraktivitas. Mereka mulai menambang dan diketahui oleh Direktur Teknologi Pertambangan (KTT) PT NAL atas nama Dian Firdaus. 

Saat para pekerja berada di tambang, asap mulai keluar dari lubang disertai ledakan kecil. 

BACA JUGA:Bakal Susah Dilupakan, Inilah 5 Ide Oleh-oleh Bali dengan Harga di Atas Rp100 Ribu untuk Orang Terdekat

BACA JUGA:Luar Biasa, Segini Harga Mahar 4 Emas Batangan Kaesang Untuk Nikahi Erina

Mengetahui hal tersebut, KTT PT NAL kemudian memerintahkan kepala lubang untuk memeriksa. Usai ledakan itu, sebanyak 14 pekerja dilaporkan terjebak di dalam lubang tambang batu bara.

Penyebab Ledakan

Aparat kepolisian hingga kini masih menelisik penyebab pasti ledakan tersebut. Namun, dugaan sementara berupa lubang yang mengandung gas metana dan terdapat reruntuhan akibat letupan kecil dari dalam.

Hal ini diungkap oleh Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Padang, Octavianto, ledakan diduga akibat tingginya kandungan gas metana atau hidrokarbon paling sederhana yang berwujud gas dengan rumus kimia CH4.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: