Richard Eliezer Alami Ketakutan Saat Diperintahkan Sambo Untuk Habisi Yosua, Ahli Psikologi Forensik: Dia Sangat Tertekan

Richard Eliezer Alami Ketakutan Saat Diperintahkan Sambo Untuk Habisi Yosua, Ahli Psikologi Forensik: Dia Sangat Tertekan

Dalam persidangan tersebut diungkapkan bahwa Bharada E pantas dapatkan status JC, di mana ahli pidana jelaskan jika dia ungkap kejahatan.-Bambang Dwi Atmodjo-

BACA JUGA:Catat! Download Lagu MP3 Juice Youtube Cek di Sini, Paket Lengkap Nggak Pake Lama

BACA JUGA:Nomor Punggung 23 Pemain Timnas Indonesia Resmi Dirilis Jelang Lawan Kamboja di Piala AFF 2022

Tim penasihat Hukum Bharada E bertanya kepada saksi ahli mengenai Richard Eliezer masuk dalam kategori Korban atau Fiktif dalam Prespektif Psikologi.

"Dalam perspektif psikologi, apakah Bharada E masuk dalam kategori korban atau fiktif, dalam hal ini korban tekanan mental atau kejiwaan, dalam istilah sekarang kena mental, dari kemarahan FS yang seorang Jenderal. Kemarin ahli kriminologi menjelaskan bahwa Bharada E masuk dalam kategori korban, bagaimana menurut Saudara?," tanya kuasa hukum.

Reni menjawab pertanyaan penasihat hukum Richard, bahwa dalam relasi kuasa bisa dikatakan Bharada E menjadi korban, bahwa Richard memiliki perbedaan dengan Ricky Rizal mengenai emosi yang sulit dikontrol oleh Eliezer.

BACA JUGA:Terungkap! Alasan Shin Tae-yong Coret Elkan Baggott dan Sandy Walsh dari Skuat Piala AFF 2022: Saya Kecewa!

BACA JUGA:Saksi Ahli Psikologi Forensik Dibuat Tertawa Atas Pertanyaan Kuat Maruf: Padahal Aslinya Saya Jujur Ya Bu?

"Dalam relasi kuasa memang dia bisa jadi korban, namun dalam proses psikologi ada sebutan keinginan bebas yang menjadi milik masing-masing orang. Maka saya sampaikan sehingga ada perbedaan dari respons Ricky dan Richard yang memang kondisi emosinya lebih tidak stabil dibanding Ricky," kata Reni.

Salah satu yang membuat Richard mengamini perintah Ferdy Sambo adalah mengenai kepatuhan dan rasa takut yang luar biasa kepada atasannya.

"Jadi ada keinginan bebas, saat itulah seseorang mengambil keputusan apakah menuruti atau tidak menuruti. Betul saat itu ada ketakutan yang luar biasa," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait