Fakta-fakta Pesawat Susi Air Dibakar KKB di Papua, Ada Penumpang yang Masih Balita

Fakta-fakta Pesawat Susi Air Dibakar KKB di Papua, Ada Penumpang yang Masih Balita

Setelah melayani penerbangan di Papua sejak 2006 lalu, Susi Air hentikan penerbangan di Papua. -susiair-

Pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY di Bandara Paro lost contact sekitar pukul 06.17 WIT, pada saat melaksanakan penerbangan dengan rute Timika-Paro-Timika dengan membawa 5 penumpang dan barang bawaan dengan total muatan 452 kg.

Pukul 09.12 WIB

Dua jam kemudian Susi Air mendapati ELT pesawat dalam posisi aktif pukul 09.12 WIT. Perusahaan kemudian menjalankan kondisi emergency di internal perusahaan dengan mengirimkan pesawat lain mengecek posisi Pesawat dan kemudian ditemukan dalam kondisi terbakar di runway.

BACA JUGA:Surat Perjanjian Pinjaman Rp 50 Miliar Bertuliskan Anies Beredar, Ada 7 Poin Kesepakatan: 'Memaksa Harus Menang'

Dugaan Penyebab Pesawat Susi Air Dibakar KKB

Sementara itu, Representatives Susi Air, Donal Fariz juga memastikan Pesawat Susi Air yang dibakar KKB di Papua tidak mengalami gangguan teknis ataupun masalah internal. Menurutnya, pesawat mendarat dan terparkir dengan baik.

"Dugaan sementara terbakarnya pesawat bukan karena gangguan teknis. Hal ini disebabkan karena pesawat mendarat dan parkir dengan Aman," kata Donal.

Donal mengatakan pihak Susi Air sedang mencari tahu penyebab pasti terbakarnya pesawat dengan nomor penerbangan SI 9368 itu.

"Kami bersama otoritas terkait sedang mencari tau apakah ada sabotase dari kelompok tertentu untuk melakukan pembakaran," tegasnya.

BACA JUGA:Kota Jayapura Berstatus Tanggap Darurat Bencana 21 Hari

Penyebab dibakarnya pesawat Susi Air dengan kode penerbangan PK-BVY oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Selasa (7/2) diduga terkait 15 warga negara Indonesia (WNI) yang disebut KKB sebagai intelijen. 

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengungkapkan, awal kasus pembakaran pesawat Susi Air itu terkait dugaan WNI yang dianggap sebagai intilijen.

Namun ternyata, mereka adalah 15 pekerja bangunan yang sedang membangun Puskesmas.

"Memang benar peristiwa ini berawal dari pengancaman 15 pekerja yang membangun Puskesmas," ujar Irjen Fakhiri Selasa 7 Februari 2023 malam.

BACA JUGA:Diduga Punya Kelainan Jiwa, Ibu Muda Jambi yang Lecehkan 17 Anak di Bawah Umur Dibawa ke RS Jiwa

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads