Cerita Mengerikan KKB Manfaatkan Wanita dan Anak-Anak Untuk Sergap Pasukan TNI
Laksamana TNI Yudo Margono selaku Panglima TNI ungkap status siaga tempur hadapi KKB Papua. -tangkapan layar youtube tni-
PAPUA, DISWAY.ID-- Wanita dan anak-anak dimanfaatkan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, PAPUA, untuk menyergap pasukan TNI.
Sebanyak 36 personel TNI yang saat itu tengah melakukan pencarian pilot Susi Air Capt Philip Mark Mehrtesn, disergap KKB dari tiga arah di Pengunungan.
Sedangkan di depannya banyak wanita dan anak-anak, sehingga aparat kesulitan bergerak melakukan perlawanan dalam baku tembak dengan gerombolan KKB.
Cerita KKB manfaatkan wanita dan anak-anak untuk menyergap 36 personel TNI ini disampaikan dua prajurit yang selamat dari serangan.
Kedua prajurit TNI yang diterbangkan ke Mimika, Papua Tengah, itu menceritakan kepada Panglima TNI Yudo Margono terkait hal mengerikan saat KKB memanfaatkan wanita dan anak-anak untuk menyergap.
"(2 Prajurit selamat) mereka menceritakan bahwa kami dikepung dengan masyarakat dan anak-anak dengan teriak-teriak. Kemudian yang dari tiga sisi melaksanakan tembakan tembakan," kata Yudo dalam konferensi pers yang disiarkan kanal YouTube Puspen TNI, Selasa 18 April 2023.
KKB menggunakan penduduk pindahan untuk menyergap TNI itu, menyebabkan para wanita dan anak-anak berteriak-teriak hingga pasukan kesulitan bergerak.
"Ada masyarakat kemudian anak-anak dengan teriak-teriak, kemudian ada peluit dan sebagainya. Seolah-olah seperti, menakutkan lah, menakut-nakuti dengan masyarakat tadi," ungkap Yudo.
Kondisi demikian membuat 36 prajurit menjadi bingung antara harus menembak atau tidak. Prajurit tidak pernah berhadapan dengan anak-anak.
"Kita kan juga begitu melihat tembakan kemudian melihat masyarakat seperti itu akhirnya terbawa tidak mau nembak. Mungkin mereka loh mau ditembak ternyata masyarakat atau anak-anak. Tapi kenyataannya mereka (KKB) membawa menggunakan teori seperti itu," kata Yudo.
Ditegaskan Yudo, pihaknya selalu menghindari korban yang melibatkan korban masyarakat, khususnya perempuan dan anak-anak.
"Mereka (prajurit TNI) tidak pernah menghadapi seperti itu sampai melibatkan masyarakat dan anak-anak," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: