Tanah Musnah

Tanah Musnah

--

WALHASIL: kapan jalan tol Semarang-Demak bisa diresmikan?

"Tahun 2025".

Begitulah ketentuan yang wajib dipenuhi konsorsium BUMN Karya. Yakni PT PT PPSD (Pembangunan Perumahan Tol Semarang Demak) yang ditunjuk mengerjakannya.

Saya berdoa mudah-mudahan bisa dipercepat. Agar Presiden Jokowi sempat meresmikannya. Asal jangan mengorbankan kualitas. Lalu menimbulkan masalah: taruhan kegagalan proyek tol ruas Semarang-Sayung ini terlalu tinggi. Kalau sampai terjadi bencana perbaikannya tidak mudah. Juga tidak murah.

Bahwa saya berharap Presiden Jokowi sempat meresmikannya itu semata karena beliaulah yang membuat terobosan penting di ruas itu. Dua terobosan sekaligus. Terobosan teknis dan terobosan hukum.

Terobosan teknisnya: jalan tol ruas Semarang-Sayung dibangun sekaligus sebagai tanggul laut. Wilayah di selatan tol itu menjadi terselamatkan. Termasuk kawasan industrinya.

Selama ini perumahan dan ribuan pabrik di situ tenggelam oleh rob. Harga tanahnya terus turun. Produksi di pabriknya terganggu. Demikian juga logistiknya.

Saya melewati jalan raya utama Demak-Semarang dua hari lalu. Tiba di Sayung terlihat kanan kiri jalan penuh air. Banyak juga pipa muncul dari dalam pagar pabrik. Pipa-pipa itu mengeluarkan air dari dalam pabrik. Dibuang ke selokan pinggir jalan yang juga sudah penuh air.

Tol ini akan ikut menyelesaikan persoalan besar seperti itu. Sayang kalau Presiden Jokowi tidak sempat meresmikannya.

Proyek tol di situ secara teknis juga sulit dilakukan. Tapi para ahli dari ITB sudah menemukan jalan keluarnya (lihat Disway kemarin). Bahwa proyek itu mahal, pemerintah sudah memutuskan tetap melaksanakannya. Kelihatannya tidak ada yang terasa mahal di masa pemerintahan sekarang ini.

Itu bukan lagi yang terpenting.

Sebenarnya ada terobosan lain yang luar biasa, yang baru saja dilakukan presiden. Yakni terobosan hukum. Tanpa terobosan itu tidak mungkin proyek ini bisa mulai dibangun.

Selama ini ternyata ada kendala yang tidak diketahui publik. Yakni soal pembebasan tanah. Baru di Sayung ini ada jenis kendala seperti itu.

Terobosan lama Presiden Jokowi di soal ''ganti untung'' (sebagai pengganti ''ganti rugi'') tidak mempan diterapkan di Sayung.

Masalahnya: tanah yang akan diganti untung itu tidak ada. Tanahnya ada. Tapi tidak ada. Tanah itu sudah berubah menjadi air. Wujudnya sudah laut. Tidak ada rumah. Tidak ada bangunan. Tidak ada tanaman. Yang ada hanya satu kuburan. Itu pun kuburan terapung.

Tidak ada pejabat di daerah yang berani melakukan pembebasan tanah seperti itu. Mereka takut masuk penjara. Bisa berkembang ke kasus hukum.

Tanahnya memang sudah tidak ada tapi pemegang hak atas tanah itu masih ada. Sertifikatnya belum pernah dicabut.

Maka sampai tol Sayung-Demak sudah bisa digunakan, ruas sambungannya belum bisa mulai dibangun. Padahal harusnya ruas Semarang-Demak ini bisa selesai bersamaan.

Begitu sulit mencari jalan keluar soal hukum tanah yang sudah hilang seperti itu.

Akhirnya presiden mengeluarkan Perpres. Nomornya 27/2023. Diterbitkan tanggal 30 Mei yang lalu. Sejak itulah panitia pembebasan tanah di sana bisa bergerak.

Status tanah jenis seperti itu diberi nama ''Tanah Musnah''. Status hukum Tanah Musnah akhirnya jelas. Semua diatur di dalam Perpres itu.

Dengan demikian maka pemilik tanah Tanah Musnah seperti itu akan mendapatkan ganti untung secara tidak melanggar hukum. Panitia pembebasan tanahnya pun bisa mulai bekerja.

Sejak itu dibentuklah lembaga penilai. Lalu panitia pembebasan Tanah Musnah. Semua itu dikoordinasikan oleh kementerian PUPR. Bukan bagian dari pekerjaan konsorsium PPSD.

Maka proyek jalan tol Sayung menjadi sumber rezeki dadakan bagi para pemilik Tanah Musnah. Dari semula tidak lagi ada harganya menjadi durian runtuh.

Sayang Tanah Musnah yang dilewati proyek jalan tol hanya selebar 150 meter sepanjang sekitar 2 km. Sungguh beruntung bagi yang nasibnya baik.

Bagi yang Tanah Musnah-nya tidak dilewati tol setidaknya mereka bisa ikut menyimpan Perpres itu. Siapa tahu kelak ada jalan tol baru yang melingkar-lingkar di atas Tanah Musnah mereka. (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 23 Juni 2023: Tol Demak

Mbah Mars
EMBOEN PAGI: Jalan tol membuat orang cepat sampai ke tujuan. Demikian juga As-ShiraTOL Mustaqiim. Ia adalah jalan lebar, lurus dan halus. Siapa saja yang menempuhnya akan cepat sampai pada tujuan hidupnya.

imau compo
Selamat pagi emboen yg menggelayut di daun bambu, Selamat pagi pula pasir laut di batang bambu rakit bambu lapisan paling bawah Sayung-Demak, Selamat pagi juga untuk lumpur halus yg melumuri rakit lapisan satu sampai 10 Sayung-Demak. Semoga kalian bahagia. Kalian pasti bahagia. Salam kiss bye untukmu pasir laut yg bergerak ke Singapura. Sampai salamku utk teman-teman yg sudah duluan di sana. Kalau pun kalian bahagia Kami, di sini, terluka.

Komentator Spesialis
Mas Juve, cakar ayam tol bandara Soetta tidak pakai bambu. Kalau kita perhatikan jalannya, tidak kita jumpai adanya retakan dll. Jadi menurut saya teknik konstruksinya sudah tepat.

Juve Zhang
Sebagai insinyur teknik sipil saya tetap "garis keras" menolak bambu yg ditumpuk selang seling dengan tanah , karena bambu jangka panjang tetap akan lapuk. Kecuali kayu Kalimantan yg terkenal kuat di di rendam air pun tahan puluhan tahun. Bambu sangat jelas hanya untuk pekerjaan sementara saja, bambu akan lapuk dimakan waktu. Bisa kuat 20 tahun kan ? , lah konsesi tol itu 40 tahun ditengah jalan akan amblas sendiri nya. Kita lihat Jl. tol ke Bandara Soekarno Hatta, dibuat dari konstruksi Cakar Ayam nya Ir. Sedyatmo. Akhirnya amblas juga setelah sekian tahun, solusinya tetap buat jalan di sampingnya dengan Tiang pancang beton. Terus Tol ini harus pake apa ? Ya sama tiang pancang beton mirip di jl. tol Bandara. Mancang nya sulit karena kerendam air. Ya gak juga bisa pake Pontoh pancang. Itu sederhana saja. Bukan hal rumit. Terus beaya nya mahal. Betul awalnya pasti lebih mahal ,tapi daripada di tengah jalan amblas seperti tol bandara. Toh sama keluar duit juga akhirnya. Mendingan di awal keluar agak gede tapi tahan lama. Itulah pandangan sebagai orang teknik yg pernah jadi kuli pancang tiang beton.di zaman purbakala.

Komentator Spesialis
Saya baca hasil Uji Penetrasi Standar SPT, zona 1 tol semarang demak baru menjumpai tanah keras di kedalaman 44 meter. Sedang zona 2 di kedalaman 40 meter. Masalahnya kita mau pakai bambu yang batas ketahanannya relatif lebih singkat, ataukah membuat tiang panjang sedalam 40 meter minimal dengan resiko cost lebih mahal (mungkin). Dari segi pembuatan, membuat tiang pancang lebih mudah dan cepat. Tinggal kerahkan pabrik pabrik pembuat PC alias Pre Cast untuk membuat tiang. Tidak perlu sepanjang itu dong. Harus dipikirkan teknik penyambungannya. Jangan lupa pakai besi juga bisa dengan teknik pelapisan anti karat. Dan ini lebih terjamin dari sisi ketahanan dan kekuatan menurut saya. Saya yakin masih ada teknik lain yang lebih robust dan tahan lama. Wong sekarang bikin struktur pengeboran segede itu diatas laut bisa. Masa gini nggak ada tekniknya.

Liáng - βιολί ζήτα
Saran untuk Abah Dahlan Iskan : Sepertinya akan sangat bermanfaat, juga akan menambah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat luas, sekaligus menepis keraguan masyarakat luas, mengenai "Teknologi Cerucuk Matras Bambu" yang sekarang ini digunakan dalam pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak dan juga (kalau tidak salah) pernah digunakan dalam beberapa proyek yang lain - jikalau Abah Dahlan Iskan membahasnya khusus dengan Prof. Ir. Masyhur Irsyam, MSE, PhD Guru besar ITB yang menciptakan Teknologi Matras Bambu tersebut. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berkembang terus dengan sangat cepat..... Dan masyarakat luas (pada umumnya) selalu tertinggal untuk mengikutinya, bahkan memahaminya pun jauh setelah penemuan-penemuan baru tersebut....

Juve Zhang
Bagi anda yg pernah lewat kilang myinak balongan anda lihat tanki minyak super gede. Awalnya tanah di bawah tanki itu diberi saluran terbuat dari plastik pipih untuk jalur air dan udara. Supaya cepat keluarnya di beri tumpukan pasir 10 meter fungsinya jadi beban yg akan mempercepat penurunan tanah. Akankah di tunggu sampai 100% habis udara dan air nya? Tentu saja tidak . 90% sebuah angka yg cukup.artinya 90% sudah dimampatkan tanah itu. Setelah 90% turun maka pasir diatas di buang lagi dilanjutkan pekerjaan pancang tiang beton baru lanjut ke pondasi beton dan pemasangan dinding baja biasanya melingkar. Teralhir topi penutup tangki itu. Itulah gambaran konsolidasi tanah. Berjalan sepanjang waktu. Insinyur sipil tak mau tanki nya pecah karena penurunan tanah akibat udara dan air tak dikeluarkan dulu sebelum operasi.

Xiaomi A1
Jaman itu kapal dagang yg mau ke demak harus masuk melalui selat muria. Pada era Sultan Trenggana (anak Raden Patah-pendiri Demak) thn 1500an selat muria masih ada. Selat itu mulai menghilang era 1600an, sehingga muria dan jawa menjadi daratan yg tersambung..

Fiona Handoko
alm romo mangun juga sering memakai bambu. diantaranya utk rumah bpk arief budiman (salatiga) dan di wisma kuwera 14. menurut beliau, bambu kuat, awet dan lentur. hanya memang butuh perlakuan khusus. di antaranya waktu pemanenan bambu. sebaiknya pada bulan maret, di waktu subuh dan tidak sedang bulan purnama. bambu sebelum dipakai, direndam air sungai / rawa selama 3 - 4 bulan. di semarang. dimana untuk gali pondasi rumah tinggal. di kedalaman 0.5 meter kadang sudah nyumber air (payau). banyak pemborong di semarang yg memancangkan bambu2 untuk alas pondasi rumah. menurut mereka. agar kuat. seluruh bambu harus posisi terendam air nyumbernya.

Echa Yeni
Hanya ninggalin jejak biar gampang login.sbb klo lama gk komen otomatis "sistim login komen" akan melupakanmu.menutup trus jadi susah komen lagi. Yia mirip"/minimal spt minum obat 3x3 sehari

Jokosp Sp
Cerita lucunya tetap ada, saat kami sekeluarga datang berkunjung ke keluarga di Perm. Raden Patah Kec. Sayung. Ketika melihat papan pengumuman, dijual tanah dan tambak 12 Ha segera, jika minat hubungi langsung pemilik, tanpa perantara, nomor telphone......... Saya nanya ke kakak "Wah tanah itu cocok buat tambak udang atau tambak bandeng Mas?". Dijawab " opo duwidmu wis turah-turah po Ko?". Aku njawab "Yo gag juga Mas, cuman lihat areanya kok cocok men, sepertinya prospek ngono". Dijawab lagi " Kowe bayar lunas hari ini, serah terima sertifikat langsung, setelah tidur malam ini mungkin kamu besok bangun tidur pagi gag akan lihat tambaknya". "Loh kok iso Mas?". "Ya bisa saja, siapa yang bisa mencegah Air Laut ( Rob ) datang malam ini dan menghapus seluruh tambak-tambak itu", "itu laut samping rumah yang tenggelam itu, itu dulunya bekas tambak-tambak masyarakat". Ohhhhhhh gitu Mas.....sambil melongo lihat deburan ombak yang begitu indahnya, namun juga bikin nyesek sebagian warga. #Penglihatan mata bisa menipu jika kita tidak hati-hati dan waspada.

Jokosp Sp
Ini cerita nyata, dan korbannya masih hidup. Kebetulan dia adalah kakak nomer tiga. Tinngal di Perm. Raden Patah Kec. Sayung Kab. Demak, sudah dua puluh tahunan lebih tinggal di situ. Dan dinas sebagai Kep Sek. Dua puluh tahun lalu perumahan masih jauh dari area tambak masyarakat, namun memang dekat dg sungai besar Sayung. Musibah yang sll dialami adalah adanya Rob, ketika air laut datang dan menerjang naik ke perumahan. Saya sudah tdk ingat lagi berapa kali Rob itu datang, krn sdh seringnya terima berita ketika Rob menjadi musibah naik ke dlm rumahnya. Penanggulangan sdh dilakukan secara swadaya dgn menaikkan jln perumahan oleh semua penduduk perumahan. Dan ini yg ajib, rumah sdh ditinggikan tiga kali mengikuti ketinggian jln, namun tetap saja Rob datang dan menenggelamkan lantai rumah. Lebih ajib lagi, kondisi saat ini tdk ada lagi terlihat tambak masyarakat yg dulu jadi andalan kehidupan masyarakat setempat. Sudah musnah, tinggal bibir air laut dan deburan ombak ketika ada angin datang menerpa di belakang perumahan yang sudah sangat dekatnya. Dan ketika hujan besar dan berjam-jam terjadi, maka air hujan yang turun akan tertahan oleh tingginya air laut sekarang. Ini menambah ketertenggelamnya daerah perumahan Sayung tersebut. Sedikit nanya ke calon pemimpin negeri ini "Dulu saat jadi Pak Gubernur Ja Teng, Semarang sudah sering kena Rob dan banjir. Apakah nanti kalau jadi Pak Presiden akan ada solusi buat penanngulangan banjir dan Rob di Sayung Demak?

Chei Samen
Awal tahun 2000-an saya ke Pontianak, sendiri nyetir bersama Ibu Pertiwi dan seorang pemandu turis lokal: IBAN, asli Sarawak. Mengikuti jalan tikus perbatasan Bau-Pontianak! Merentasi anak Sungai Dan perkampungan. Terkesima ingin melihat kuntilanak Di Pontiac! Ternyata ujud! Tinggal konangan!! Dua dekad udah berlalu. Maap Pak Er G. Selamat sore. Sehat selalu.

Chei Samen
Ditakdirkan.. berbetulan, kemaren pagi saya mula bakar bambu. Di hujung lahan. Perbatasan lahan tetangga! Sorenya nyambung. Tadi pagi bakar lagi.. Ada sekitar 200 batang: serumpun. Puaaanjanggg / tinggi 12-15m. Dulunya saya bikin pagar Dan jembatan, di cat warna merah dan saya namakan Jembatan Merah. Kerana pernintaan cucu saya yang udah foto-fotoan Di JM Surabaya. Di sini dibilang "buluh betong". Tebal Dan kukuh. Mungkin serupa dengan bambunya proyek jalan tol Demak. Sayang. Tapi, kerana ingin menggembirakan tetangga, serumpun bambu udah tiada harga. Tetangga gembira, saya bahagia. Selamat sore Bang Dacoll. Sehat selalu.

Dacoll Bns
Alhamdulillah bambu memang luar biasa, jadi teringat kesederhanaan yang diajarkan guru kami dari pesantren SPMAA Lamongan untuk lebih mementingkan rumah di akhirat daripada rumah dunia. Rumah2 beliau semua terbuat dari bambu, ada yang dibuat di atas tambak milik pesantren, ada yang dibuat di tengah2 rumah warga yang masuknya harus melalui gang sempit berbaur dengan warga tetangga pesantren. Semua terbuat dari bambu biasa, sederhana bukan bambu yang sudah divernis hingga mengkilap. Kami murid2 beliau yg seringkali merasa malu karena membangun rumah di dunia masih bermewah- mewah sementara rumah di akhirat seadanya, cuma bunyi "kluthik" saat masuk ke kotak sumbangan namun masih tidak malu meminta Surga yang seluas langit dan bumi kepada-Nya. Wallahualam ...

Handoko Luwanto
Sbagai orang gaptek d bidang kontruksi, mohon tanya apakah teknik cerucuk bambu itu diilhami oleh teknik jembatan ponton ? Semoga proses pengerjaannya sempat diliput oleh kanal TV Natgeo atau DC. Nantinya rekaman TV nya bisa diputar di layar lebar pada tol-gate. Karna kelak jika sudah jadi, penampakan jalan tolnya mungkin kurang bisa menonjolkan kehebatan buah pikir SDM lokal kita. Kan konstruksinya ada di dalam kolam tambak yg dalamnya sperti tak terukur itu. Lain cerita misalnya dengan jalan tol yg menghubungkan 2 puncak bukit tanpa melewati lembah. Ketinggian konstruksinya segera mengundang decak kagum bagi yg melihatnya.

Liam Then
Saya usul tiang pancangnya koruptor saja, karena saya baca dan dengar mereka kuat, awet dan tahan lama, jumlahnya juga banyak, tak habis-habis di berantas, berarti mereka ini bukan tipe spesies yang di lindungi,eh...tunggu, kayaknya mereka termasuk spesies yang dilindungi, itu tuh, oleh HAM. Kalo sudah masalah koruptor HAM sangat aktif, ia lupa koruptor itu kalo makan aspal, jalan berlubang , kemudian kejadian, motor kejeblos, orangnya cacat permanen, atau bahkan mati, berapa ribu orang diseluruh Indonesia ,HAM-nya terampas oleh koruptor itu? Trus ini nih, coba pikir koruptor makan duit bansos untuk rakyat miskin, trus politikus partai mereka koar-koar prihatin akan stunting. HAMnya orang kemakan lagi. Saya ada usul ngawur, udah tahu itu jalan tanah kerasnya jauh, kok ngoyo mau lewat situ, muterlah ato apa. Pakai tiang pancang bambu ,semoga awet sampai 50 tahun Ndak lapuk. Kalau bambu bisa kenapa tidak kepikir dimampatkan pakai plastik? Plastik daur ulang, cetak massal, plastik PE dengar-dengar masa urainya 450 tahun lamanya

Waris Muljono
Di luar topik CHDI hari ini, tapi berhubungan CHDI bbrp hari lalu dimana pak DIS menulis berseri ttg Al Zaytun dan hari ini , Al Zaytun juga di demo..berseri pula demonya. Nampaknya pak DIS harus menulis lg ttg Alzaytun , dgn narsum pihak yang kontra. Ini demi tanggung jawab jurnalistik utk cover both sides. Tulisan disway terutama ttg sejarah alzaytun sangat berbeda dengan wawancara sebuah acara tv dengan mbah imam supriyanto yg katanya salah satu pendiri alzaytun, sblm syech gumilang gabung. Ayo bah telusuri. Kebohongan akido tio dr Palmer aja bisa dibongkar , masa yg ini abah ga naruh kecurigaan sama sekali?

Liam Then
Ndak apa, pulau Kalimantan siap tampung itu orang Jawa semua. Nanti biar Jawa yang subur karena merupakan pulau dengan aktivitas vulkanik aktif jadi lumbung pangannya Indonesia di masa depan. Kalau mau berpikiran panjang, harus dipikirkan penyebaran populasi secara alami. Makanya daerah non-Jawa harus dibangun secara baik dulu, biar nanti aktivitas transmigrasi alami akan tercipta. Saya sering memimpikan Indonesia yang utuh sebagai satu kesatuan, tidak ada sekat ,kamu asal Pulau mana, orang mana, yang penting KTP RI, kamu semua diterima. Hal seperti ini hanya bisa diwujudkan dengan pemerataan pembangunan. Tentu Pemda juga harus putar otak keras. Banyak baca sejarah Amerika Serikat, bagaimana caranya memikat begitu banyak imigran yang ulet, sehingga bisa menjadi cikal-bakal kemajuan negara. Kalo Australia dan Kanada jangan ditiru jurusnya, gila kelam sebenarnya.

Jimmy Marta
Menurut ahli geologi, penurunan permukaan tanah di jkt sudah pd fase mengkhawatirkan. Tiap tahun terjadi penurunan 1-15 cm. Soal ini bahkan sampai jd bahan berita oleh media Argentina, waktu timnasnya berkunjung ke Jkt. Apakah hal ini yg membuat Lionel Messi takut dtg ke Jkt?. Tentu bukan. Hehe.. Mereka menyorot tidak adanya upaya sistematis pemerintah Indonesia dalam menghentikan penyebab itu. Yaitu penggunaan air tanah yg secara masif tanpa kontrol memadai. Padahal ini persoalan super serius. Jika tdk ada langkah konkrit, Jakarta bahkan pulau Jawa terancam tenggelam...

Johannes Kitono
PNBP - Sanggau. Kuching dengan populasi manusia 642.000 mempunyai mobil sekitar 2 juta. Tidak heran dimana-mana tempat parkir selalu penuh. Harga mobil sekelas Proton Saga hanya Rp.100 juta dan BBM level Pertamax sekitar Rp 7.500,/liter. Tidak heran mobil dan BBM murah memicu rakyat untuk memiliki mobil lebih dari satu. Begitu juga kebiasaan makan diluar yang membuat foodcourt selalu penuh. "Harganya hampir sama kalau kita masak dirumah ", kata Ellis, seorang ibu yang sudah 8 tahun tinggal di Kuching. Menjadi "ibu kost" ketiga orang anaknya ysng sekolah disana. Perjalanan Kuching- Entikong di jalan mulus hanya 1,5 jam saja. Pos lintas batas manusia berjejal antri untuk cap paspor. Lewat pos Malaysia harus melewati Bea Cukai Indonesia. Semua bawaan di scan dan makan waktu 30 menit saja. Entikong yang masuk Kabupaten Sanggau seharusnya bisa menghasilkan PNBP. Misalnya, di Entikong didirikan hotel buat Pelancong dengan fasilitas shuttle service yang bekerja sama dengan Imigrasi dan Bea Cukai. Tamu hotel dan VIP yang tidak mau antri di pos. Bisa memakai bus shuttle service yang sudah melewati proses Imigrasi dan Custom. Misalnya, bayar Rp.300 ribu/ orang dan vice versa dengan pos Tebedu, Malaysia. Setiap hari sekitar 1500 orang lintas batas dan pasti diantaranya banyak yang rela bayar Rp.300 ribu atau RM.100,- daripada harus antri yang terkadang 1,5 jam. Silahkan hitung berapa PNBP Pemda saat Lebaran April 2023 sekitar 11.000 lewat pos lintas batas. Ayo segera bikin Perdanya.

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 248

  • siti asrifah
    siti asrifah
  • Nayla Farihatul ummah
    Nayla Farihatul ummah
  • Siti NurHindayani
    Siti NurHindayani
  • Ari Novianto
    Ari Novianto
  • Safinatun Najah
    Safinatun Najah
  • Hiliya Taqiya
    Hiliya Taqiya
  • Xxya Kiyowo
    Xxya Kiyowo
  • M Fikri Ulumudin
    M Fikri Ulumudin
  • Suwaibatul islamiyah
    Suwaibatul islamiyah
    • Hidayatul Rachmahwati
      Hidayatul Rachmahwati
    • Churinia Dewi
      Churinia Dewi
  • Hidayah Salsa
    Hidayah Salsa
  • Nawang Arie
    Nawang Arie
  • Naila Rizkiyah
    Naila Rizkiyah
  • Kholifatul Isnaeni
    Kholifatul Isnaeni
  • Kholifatul Isnaeni
    Kholifatul Isnaeni
  • Kholifatul Isnaeni
    Kholifatul Isnaeni
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • mzarifin umarzain
    mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Liam Then
      Liam Then
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • sinung nugroho
      sinung nugroho
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • sinung nugroho
      sinung nugroho
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • imau compo
      imau compo
  • Leong Putu
    Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
  • ITA TALIA
    ITA TALIA
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • imau compo
      imau compo
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • imau compo
      imau compo
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • imau compo
      imau compo
  • Liáng - βιολί ζήτα
    Liáng - βιολί ζήτα
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • imau compo
      imau compo
    • bitrik sulaiman
      bitrik sulaiman
  • Fauzan Samsuri
    Fauzan Samsuri
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • imau compo
      imau compo
    • imau compo
      imau compo
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • imau compo
      imau compo
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Otong Sutisna
    Otong Sutisna
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Chei Samen
      Chei Samen
  • Liam Then
    Liam Then
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Liam Then
      Liam Then
    • Chei Samen
      Chei Samen
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Xiaomi A1
    Xiaomi A1
  • Liam Then
    Liam Then
    • Xiaomi A1
      Xiaomi A1
    • Liam Then
      Liam Then
    • Riyono ,SKP
      Riyono ,SKP
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • imau compo
    imau compo
  • imau compo
    imau compo
  • Liáng - βιολί ζήτα
    Liáng - βιολί ζήτα
    • imau compo
      imau compo
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liam Then
      Liam Then
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Liam Then
      Liam Then
  • imau compo
    imau compo
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Handoko Luwanto
    Handoko Luwanto
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
    • Liam Then
      Liam Then
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Jo Neka
      Jo Neka
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Liáng - βιολί ζήτα
    Liáng - βιολί ζήτα
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
  • DeniK
    DeniK
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
  • Fiona Handoko
    Fiona Handoko
  • imau compo
    imau compo
  • iwan
    iwan
  • Fiona Handoko
    Fiona Handoko
  • iwan
    iwan
    • Liam Then
      Liam Then
  • Kholifatul Isnaeni
    Kholifatul Isnaeni
    • Kholifatul Isnaeni
      Kholifatul Isnaeni
    • Liam Then
      Liam Then
  • Pakdhe joyo Kertomas
    Pakdhe joyo Kertomas
  • Liáng - βιολί ζήτα
    Liáng - βιολί ζήτα
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
  • Jo Neka
    Jo Neka
  • Ulil Abshor
    Ulil Abshor
  • Kholifatul Isnaeni
    Kholifatul Isnaeni
    • Kholifatul Isnaeni
      Kholifatul Isnaeni
    • Kholifatul Isnaeni
      Kholifatul Isnaeni
    • Kholifatul Isnaeni
      Kholifatul Isnaeni
    • Kholifatul Isnaeni
      Kholifatul Isnaeni
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Kholifatul Isnaeni
    Kholifatul Isnaeni
  • JIM vsp
    JIM vsp
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Xiaomi A1
    Xiaomi A1
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
  • Soehardiman Junior
    Soehardiman Junior
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Ibnu Shonnan
    Ibnu Shonnan
  • doni wj
    doni wj
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
  • rid kc
    rid kc
  • Fa Za
    Fa Za
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • alasroban
    alasroban
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
    • alasroban
      alasroban
    • Chei Samen
      Chei Samen
  • alasroban
    alasroban
  • alasroban
    alasroban
  • alasroban
    alasroban
  • alasroban
    alasroban
  • alasroban
    alasroban
  • alasroban
    alasroban
  • alasroban
    alasroban
  • mzarifin umarzain
    mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • imau compo
      imau compo
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • imau compo
    imau compo
    • imau compo
      imau compo
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • Chei Samen
      Chei Samen