Open House

Open House

Dahlan Iskan bersama istri di ulang tahun Harian Disway.--

Saya berpakaian 'pejuang kemerdekaan' kemarin. Yakni di ulang tahun ke 3 Harian Disway.

Panitia yang mengharuskan saya seperti itu. Saya sendiri lupa kalau tanggal 4 Juli kemarin harus dirayakan.

Saya sibuk keliling Semarang, Tegal, dan Banyumas. 

Saya diskusi lagi dengan ahli stemcell di Semarang itu: Dr Agung Putra. Ia baru saja mendirikan pusat riset stemcell dan kanker (SCCR). Saya tertarik dengan program yang ia buat di situ.

Lalu ke politeknik Harapan Bersama Tegal. Ada kuliah umum di situ. Ada senam Disway di halaman Radar Tegal. Ada sate mendo.

Saya begitu sulit memahami kata 'mendo' di nama resto itu. 

Mendo artinya bodoh. 'Otaknya mendo'. Tapi kata 'mendo' itu ternyata berarti kambing. Itu bahasa Jawa halus untuk wedus. 

Men-nya dibaca seperti Menko. Do-nya dibaca seperti do-nya Ariswendo.

Di Banyumas saya menjadi saksi perkawinan anaknya teman lama. Ia sudah almarhum. Pernah jadi direktur yang urus izin-izin terbit surat kabar. Namanya: Sudirwan.

Koran dan majalah harus berizin saat itu. Juga bisa dicabut. Beliau biasanya memberi tahu saya kalau ada lampu kuning di salah satu koran di grup Jawa Pos. Saya pun lebih hati-hati untuk tidak dicabut izinnya.

Tentu juga ada senam Disway di Purwokerto. Seru sekali. Di halaman Universitas Muhammadiyah. Saya tiba sebelum pukul 06.00. Ternyata senamnya pukul 07.00. Masih ada pengajian sampai pukul 07.00. Di masjid kampus. Tidak sopan kalau ada musik keras di dekatnya.

Saya pun pilih ikut pengajian itu. Masjid besar itu meluber sampai teras. Temanya: sakit jiwa. Obatnya: pandai bersyukur. Punya istri gemuk harus bersyukur: montok. Punya istri kurus harus bersyukur: hemat kain.

Rektor UMP, Dr Jebul Suroso, ikut senam. Sampai selesai. Kuat sekali. Masih muda. 

Lalu saya diminta memberi kuliah umum untuk 300 mahasiswa semester 6 yang akan berangkat KKN. Saya bicara pendek saja saat itu: mengapa benar saja tidak cukup. Juga: mengapa orang jujur sulit jadi pemimpin.

Saya harus cepat balik ke Surabaya. Harus hadir di ulang tahun Harian Disway. 

Terpaksa saya menelepon Mas Nanang, ketua Begandring Surabaya. Yakni komunitas pecinta sejarah. Ia mantan wapemred JTV ketika Jawa Pos masih dipimpin oleh ayahnya AZA.

Mas Nanang pasti punya pakaian bersejarah. Tahun lalu, di ulang tahun Harian Disway ke-2, ia mengenakan pakaian intelektual Jawa masa lalu: blankon, jas putih, baju putih, dasi, bawahan kain batik dan sepatu slop. 

Keren banget.

Saya pun dipinjami pakaian yang saya kenakan kemarin. Pagi-pagi ia datang memasangkan pakaian itu secara benar. Terutama ikatan di atas sepatu. Agak rumit. Gaya tentara Jepang di tahun 1945-an. "Cepetan, tamu sudah mulai datang," ujar ketua panitianya.

Acara ulang tahun kemarin itu diatur ala open house. Tamu boleh datang jam berapa saja. 

Boleh pula pulang kapan saja. 

Boleh sebentar, boleh juga lama. 

Acaranya juga suka-suka tamu. Bisa ngobrol sesama tamu, ngobrol dengan awak Disway atau melihat-lihat hiasan ulang tahun.

Tentu boleh juga menyanyi di karaoke. Konsul Taiwan menyanyi lagu Aipia --yang juga dinyanyikan penziarah makam Gus Dur pekan lalu. Ia tambah lagi satu lagu: Alishan --Gunung Ali.

"Itu kampung halaman saya di Taiwan," katanya dalam bahasa Mandarin.

Para pengusaha menyanyi lagu kesukaan masing-masing. Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Farid Makruf menyanyikan lagu 'zai na li' dan 'ikan dalam kolam'. 

Kebetulan itu lagu-lagu yang biasa kami bikinkan gerak senamnya. Maka ketika Pangdam menyanyi, saya dan grup senam kami jadi jadi penari latar.

Seru.

Inilah ulang tahun tanpa pidato. Tanpa protokol. Tanpa panggung. Cair. Mengalir. Minuman tersedia sepanjang hari --mulai kopi Kapal Api sampai jus buah dari Madam Chang.

Makanannya tunggal: tahu campur. Khas Surabaya. Bukan sembarangan. Ini tahu campur juara antar SWK se-Surabaya.

Kini memang ada sentra wisata kuliner di Surabaya. Di tiap kecamatan. Harian Disway melombakannya tahun ini. Seluruh makanan di SWK dinilai. Siapa yang menjual rawon terenak. Tahu campur terbaik. Rujak cingur. Lontong balap. Tahu tek. Dan berbagai jenis masakan khas Surabaya lainnya.

Yang masuk final dinilai lebih ketat.

Untuk tahu campur, juaranya adalah stan angkringan Bu Dhe, dari SWK Manukan Lor. Itu adalah kecamatan di wilayah barat Surabaya.

Di ultah kemarin saya lihat sendiri banyak tamu tambah dua kali. Saya lihat juga ada yang tambah tiga kali. Termasuk saya. Berarti tahu campur Bu Dhe memang juara.

Pertunjukannya hanya dua: ludruk kilat dan penyanyi cilik juara.

Ludruknya dari komunitas “Luntas” (Ludrukan Nom-Noman Tjap Arek Surabaya). Pemainnya Cak Roberts dan Cak Ipul. Lucu.

Mereka ingin buktikan ludruk belum mati. Tiap malam Minggu mereka manggung di Jalan Karang Menjangan No 21, Surabaya. Di Rumah Budaya Rakyat. Maksudnya: ada tobong darurat di situ. Program lainnya: ludruk masuk kampung. Mereka akan meliling ke RT-RT di Surabaya.

Pesan saya satu: adegannya harus pendek-pendek. Orang sekarang tidak mau nonton adegan yang panjang. Nonton video di YouTube saja gak mau yang lebih 1 menit.

Anak-anak yang menyanyi kemarin dari kelompok Aksi Cinta Indonesia. Mereka baru saja menangkan tiga medali emas di Asia Pacific Arts Festival 2023 di Bangkok.

Model open house seperti itu lebih seru. Juga tidak merepotkan tamu. Konsekwensinya: saya harus berdiri mulai pagi sampai menjelang senja. Untung pakai baju pejuang: tidak boleh capek.(Dahlan Iskan) 

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 4 Juli 2023: Kebenaran Baru

 

Mirza Mirwan

Kembali dari jamaah Ashar di masjid saya baca ulang untuk ketiga kalinya CHD edisi hari ini. Fokus saya pada pendapat pendapat Prof. Hanif yang mengatakan bahwa "Penelitian kuantitaif dengan metode survei skala Likert sebenarnya tidak meneliti apa-apa," seperti dikutip Pak DI. Likert, lengkapnya Rensis Likert, Ph.D, menciptakan skala itu sebagai bagian dari disertasi Ph.D Psikhologi di Columbia University tahun 1932. Sejak 91 tahun yang lalu. Dan sekarang seorang doktor dari Unpad berpendapat bahwa penelitian kuantitatif dengan metode survei skala Likert sebenarnya tidak meneliti apa-apa. Dan saya semakin bingung. Apakah Universitas Padjadjaran lebih hebat dari Universitas Columbia, ya!

 

Liam Then

Seperti survey responden untuk calon tertentu. Seribu atau 10 ribu orang diberi telepon kuesinoer, kemudian dianggap kebenaran baru. Begonya si capres ,cagub mau aja bayar. Ini mirip-mirip zaman dulu, kita telepon ke stasiun radio, request lagu yang mau kita dengar. Tapi ada yang lebih bego sebenarnya yaitu saya, tiap kali berita survey begitu, selalu saya baca juga.

 

Pryadi Satriana

Kebenaran sejarah: Dahlan Iskan -- CEO Jawa Pos Holding -- TIDAK MELAKUKAN Keputusan RUPS Jawa Pos tahun 2001. "Kebenaran baru": Anda sudah tahu, Dahlan digugat mantan karyawannya yg telah membuatnya koaya ruaya! Pelajaran moral (utk siapa saja, termasuk Dahlan!): Gunakan kewenanganmu untuk menyejahterakan karyawanmu yg telah memeras keringat untukmu. Jangan biarkan karyawan yg telah "membesarkanmu" dan mendukungmu meniti tangga karir menjadi malah menderita, apalagi sengsara dan kesulitan dalam keseharian mereka. Jangan membalas air susu dengan air tuba! Begitu 'in despair'-nya mantan karyawanmu itu, sampai mereka ber-'munajat' dan 'istigasah'(KBBI) untuk "melunakkan" hatimu. Begitu "membatu"-kah hatimu? Begitu kah? Sehat selalu semuanya. Salam. Rahayu. #solidaritas sesama rakyat jela(n)ta(h)#

 

Liam Then

Saat aku berpihak, aku sudah tak netral lagi. Nah kalimat diatas contoh kebenaran hakiki Kang. Ibu-ibu bawa motor sen kanan, kita jaga-jaga dianya belok kiri. Itu juga kebenaran.

 

Mirza Mirwan

Lain Perancis, lain pula Palestina. Seperti biasa, kebiadaban tentara Israel di wilayah Palestina -- terakhir serangan udara di Jenin menewaskan 9 orang -- tak pernah diberitakan media utama di barat. Selalu begitu dan begitu selalu. Hagimana, coba. Pers AS itu meskipun bebas, kalau menyangkut kebrutalan tentara Israel terhadap warga Palestina, di tanah Palestina pula, tak pernah diberitakan. Untuk informasi saja: di AS itu ada komite yang mengurusi tetek-bengek publik di Israel. Namanya AIPAC, American-Israel Publik Affairs Committee. Tiap habis baca berita kebiadaban tentara Israel saya selalu mendendangkan lagunya Datuk Siti Nurkhaliza, "Oda Bumi Anbia" yang liriknya ditulis penyair Az Samad. Kalau tak salah itu nama sastrawan negara, Datuk Seri Abdus Samad bin Muhammad Salim (eh, Salim atau siapa, ya). Benarkah itu Pakcik Chei? " Merengkok tubuh mungil/ di atas pasir berbumbung langit/ Entah apalah dosanya/ rebah dihinggap peluru yang tak bermata/ ............ Dunia bagai pejamkan mata/ serta terpasung tangannya/ Tidak mampu berbuat apa/ sedangkan mungkar beraja/"

 

Liáng - βιολί ζήτα

sedari pagi ngga begitu mood, ini baru diisi "2 porsi nasi rendang simpang raya" baru ada semangat, singkat saja comment saya untuk tulisan Abah. Ada Tiga prinsip dasar kebenaran : 1. Fundamental Principle of Truth ---> bahwa kebenaran, sebagai standar pemikiran manusia, muncul pada persimpangan tiga mode dasar kognisi, yakni Imanensi, Transendensi dan Normativitas. 2. Manifold Correspondence Principle of Truth ---> bahwa kebenaran di semua bidang membutuhkan hubungan yang substansial dan sistematis antara pemikiran dan dunia, namun hubungan ini dapat mengambil banyak bentuk, termasuk bentuk yang relatif kompleks. 3. Logicality Principle of Truth ---> bahwa faktor parsial namun penting dalam menentukan nilai kebenaran pemikiran adalah struktur logisnya. Sehingga nilai kebenaran hanya relatif terhadap konteks penilaiannya, tidak pernah benar-benar benar ataupun benar-benar salah.

 

Suardi Mengikat Hikmah

Dulu saya lebih suka menyebut "kebenaran baru" ini sebagai kebenaran tingkat dasar. Lebih dikenal dengan Kebenaran indera. Kebenaran yang paling sederhana dan banyak dianut manusia terutama di era medsos saat ini. Hanya didasarkan pada pengalaman empirik. Makanya sebagai manusia, ia akan makin sempurna ketika mampu naik level pada kebenaran berikutnya. Yakni kebenaran ilmiah dengan landasan utama akal. Naik lagi pada kebenaran filosofis dengan landasan utama kebijaksanaan dan terakhir puncaknya kebenaran religius dengan landasan utama agama. Inilah kebenaran tertinggi dimana kadar iman menjadikan orang tunduk pada kebenaran tingkat tinggi ini. Mohon di koreksi abah

 

imau compo

Dulu, ada semacam konvensi, rektor UI harus berasal dari fakultas kedokteran. Pada saat ada profesor yg bagus, Pak Harto tidak menggiringnya jadi rektor agar tidak merusak "kemapanan tersebut-" Beberapa kali diambil sebagai menteri. Tidak hanya di UI, satu dosen bagus yang "disingkirkan" di IAIN, malah diangkat jadi menteri agama. Ternyata beliau memang bagus, datang ke Jakarta dengan sebuah koper kecil, lima tahun kemudian, sang Guru pulang ke almamaternya menggunakan koper yg sama. Anaknya, senior saya di kampus, jadi pelatih silat anak-anak kecil jamaah mesjid kampus kami, sehari-hari hanya menggunakan motor butut yg cukup tua. Sekarang, rektor UI dari ilmu sosial. Punya jabatan pula (komisaris?) di luar. Mudah-mudahan tidak membuat euforia ilmuwan sosial sehinggga menafikan penelitian kuantitatif. Tentu saja maksudnya utk gejala sosial (ilmu sosial). Penelitian kuantitatif utk prilaku dan sifat alam sangat mencengangkan. Gejala gravitasi yang sangat kuat oleh planet sangat besar yg dikenal sebagai lubang hitam dapat digambarkan ilmuwan secara akurat. Ketepatannya terbukti setelah ilmuwan bidang peralatan citra (fotografi) dapat melakukan pemotretan pada salah satu lubang hitam terdekat. Penrose (ahli matematika) yg menggambarkan perkiraan fisik (foto) lubang hitam tersebut dihadiahi hadiah nobel fisika tahun lalu. Alih-alih bersyukur dengan kontribusi penelitian kuantitatif pada bidang sosial malah menolaknya. Mungkinkah profesor yg menolak ini kurang jabatan?

 

Nimas

Adab di atas ilmu, kata2 itu lekat dlm pikiran. Syukur nikmat sampai detik ini mata masih bisa membaca tulisan Abah. Berikut pikiran2 cerdas komentator setia Disway. Terima kasih Pak Mirza, pak Thamrin Dahlan, Mbah Mars, Pak Parikesit( lama beliau tak hadir) pak Leong ( dg bungkus jenakanya jadi inget abu nawas ) pak Mulyanto, pak Aryo,pak otong S, pak Agus, koh Liang, Koh Liam, pak Ahmad , pak KS, pak Amat, pak Udin s yg istiqamah dg pantunnya, Pak Johannes, ECHA YENI Dan yg lain yg tak bisa sy absen satu2. Bagi saya setiap tulisan bapak2 adalah ilmu, SALAM SEHAT DAN BAHAGIA Bersama kluarga tercinta.. Nimas Mumtazah...

 

mzarifin umarzain

Yg maha Benar itu benar2 Ada? Maha Ada? Yg maha Benar yg bikin akal & nyawa kita. Kebenaran dari yg maha Benar. Manusia2 sebagai ciptaan dari yg msha Benar membuat kebenaran sendiri, lewat demokrasi, mufakat, konsensus, voting., musyaawaroh, diskusi, dialog, RDP, buzzer, internet/medsos, pers dll.

 

Leong Putu

Waaaaaaah.....baca CHD hari ini membuat hati saya ragu. Saya jadi bimbang, jiwa saya terasa hampa. Banyak pertanyaan bergelayut di sanubari saya yang paling dalam. Saya galau. ... Apakah jawaban istri saya, saat saya tanya :"say..kamu bahagia ndak nikah sama aku?" Dan Dia selalu menjawab :"aku bahagia sekali" Yang membuat saya galau, apakah jawaban yang dia sampaikan itu faktual yang berdasar kajian ilmiah atau tidak? Atau jangan-jangan termasuk kebenaran baru? Hmmmmm..... Tapi harus saya akui, jawabannya itu selalu menyenangkan hati saya.

 

thamrindahlan

Agak aneh juga ada istilah kebenaran baru. Kebenaran hakiki tetap kebenaran fakta. Tidak bisa di analogikan dengan orde lama, 0rde baru dan orde reformasi atau orde jokowi. Eksakta ilmu pasti adalah kebenaran tidak berubah sepanjang masa seperti 3 + 4 = 7. Sebaliknya Ilmu non eksakta melihat kebenaran dari semua sisi. Ibarat orang buta disuruh mendeskripsikan sosok gajah. Tentu berbeda tergantung persepsi. Semua benar namun tidak lengkap. Penelitian ilmiah berbasis Universitas bisa dipertanggung jawabkan kebenaran nya. Masyarakat saat ini sering di sodorkan hasil survey calon presiden. Inikah kebenaran baru bin palsu. Anda sudah Tahu. Salam salaman.

 

Riyono ,SKP

Jangan lupakan Portugal,Peranakan Purwokerto dan Tegal. Logat dijamin tebal. Ngapak kuadrat.

 

Fiona Handoko

happy birthday utk harian disway. selamat pagi bpk thamrin dan teman2 perusuh. orang bali nikah dgn orang china. nama anaknya MADE in china. orang indigo nikah dgn wanita rumahan. anaknya jadi indihome. playboy nikah dgn playgirl. anaknya jadi playstore. orang batak nikah dgn orang bogor. anaknya jadi batagor orang batak nikah dgn wanita jawa. anaknya jadi pejabat (peranakan jawa batak)

 

bagus aryo sutikno

Tidak semua perusuh adalah buaya darat. Ini fakta dan itu BENAR. Tidak semua perusuh adalah buaya darat, yo ono sing nyambik, ono sing serigala dan ono sing garangan. WAINI baru kebenaran absolut. Kwkwkwkwk

 

Mukidi Teguh

Selamanya begitu. Pengagum kuantitatif akan mengagungkan metode kuantitatifnya, pun sebaliknya pengagum kualitatif akan mendewakan metode kualitatifnya. Kedua jenis pengagum ini biasanya sulit bersepakat, mirip dengan komentator disway garis lurus dan garis lucu. Padahal sejatinya, tak ada yang salah dengan kedua metode tersebut, masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya. Terus yang salah siapa? Niat penggunanya. Bukankah kalimat terkenal ini masih berlaku: pekerjaan itu tergantung dari niatnya. Dan niat itu ada sebelum melakukan penelitian. Kalau niatnya sudah ke kiri, maka metode apapun itu, mau kualitatif, kuantitatif, atau campuran keduanya, bisa dicincay. Pun sebaliknya, kalau sudah ingin ke kanan, semua bisa diatur. Makanya, niat penelitian itu haruslah lurus dari awalnya, dan kata para peneliti garis lurus, seorang peneliti harus selalu bersikap skeptis. Biarkan data menari sesuai sifat sebenarnya, tak perlu disetir sana sini.

 

Agus Suryono

BENAR VS TIDAK BENAR.. Hasil penelitian kuantitatif seperti diuraikan Abah DIS di atas memang murni, dari awal "dimaksudkan" untuk mendapatkan informasi tentang "persepsi" atas suatu "pelayanan". Tujuannya adalah apakah pelayanan tersebut sudah "diterima masyarakat", ataukah "masih perlu ditingkatkan". Jadi bukan untuk mendapatkan informasi tentang "kebenaran". Baik "baru" maupun "lama". Sedangkan "benar" vs "tidak benar" yang sekarang sering menjadi rancu adalah memang "persepsi terkait politik". Hal yang benar milik suatu kelompok, misalnya kelompok A, akan "diserbu"oleh buzzer kelompok lainnya, misal buzzer kelompok B, agar bisa "dipersepsi" tidak benar. Sebaliknya hal terkait kelompok B yang tidak benar, "bisa dipersepsi benar melalui gempuran kerja kerja buzzer kelompok B". Gempuran pendapat buzzer kelompok B di media sosial. ###Bukan kebenaran hakiki sih. Semua hanya merupakan perang buzzer, lewat media sosial. Kebenarannya hanya masalah persepsi, yang sifatnya hanya sementara. Dan sama sekali bukan "kebenaran baru" maupun "kebenaran lama". Kebenaran hakiki tetap ada. "Abah juga tidak perlu resah". Semua akan menemukan jalannya sendiri.. Menuju kebenaran hakiki.. Modalnya: PENDIDIKAN. ###Begitu menurutku..

 

Riyono ,SKP

 

Jadi begini, Walaupun padahal seharusnya. Justru.Mengapa why selalu always tetapi but tidak pernah never.Padahal meskipun.Demikian semoga tambah bingung . Ngapunten ,Mbah ,nunut nglapak.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 285

  • Aidah Hadyu Makhillah
    Aidah Hadyu Makhillah
  • Nayla Farihatul ummah
    Nayla Farihatul ummah
  • siti asrifah
    siti asrifah
  • Mohamad Anshori
    Mohamad Anshori
  • Safinatun Najah
    Safinatun Najah
  • Ari Novianto
    Ari Novianto
  • ainin khrsm
    ainin khrsm
  • ainin khrsm
    ainin khrsm
  • ITA TALIA
    ITA TALIA
  • Zahrota Ika
    Zahrota Ika
  • Hiliya Taqiya
    Hiliya Taqiya
  • Hidayatul Rachmahwati
    Hidayatul Rachmahwati
    • Churinia Dewi
      Churinia Dewi
  • Sheila Dwi
    Sheila Dwi
    • Maulidyatus Sholikhah
      Maulidyatus Sholikhah
  • Suwaibatul islamiyah
    Suwaibatul islamiyah
  • Hidayah Salsa
    Hidayah Salsa
  • Tiara Amalia
    Tiara Amalia
  • mzarifin umarzain
    mzarifin umarzain
  • Kang Sabarikhlas
    Kang Sabarikhlas
  • Liam Then
    Liam Then
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Jo Neka
      Jo Neka
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Xiaomi A1
    Xiaomi A1
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
    • Xiaomi A1
      Xiaomi A1
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Wanda Dhia A
    Wanda Dhia A
    • Jo Neka
      Jo Neka
  • imau compo
    imau compo
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • imau compo
    imau compo
  • Warung Faiz
    Warung Faiz
  • Otong Sutisna
    Otong Sutisna
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Otong Sutisna
    Otong Sutisna
  • Otong Sutisna
    Otong Sutisna
    • Liam Then
      Liam Then
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
  • Hamami Santis
    Hamami Santis
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Samsul Arifin
    Samsul Arifin
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
  • Otong Sutisna
    Otong Sutisna
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Xiaomi A1
      Xiaomi A1
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Er Gham
    Er Gham
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Er Gham
      Er Gham
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Samsul Arifin
      Samsul Arifin
    • imau compo
      imau compo
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
    • suhartono suhartono
      suhartono suhartono
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
  • Ahmad Syakir
    Ahmad Syakir
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • Liam Then
    Liam Then
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
  • Liam Then
    Liam Then
  • Liam Then
    Liam Then
    • Kang Sabarikhlas
      Kang Sabarikhlas
    • Liam Then
      Liam Then
    • Kang Sabarikhlas
      Kang Sabarikhlas
  • Liáng - βιολί ζήτα
    Liáng - βιολί ζήτα
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • imau compo
      imau compo
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Andi Perakk
    Andi Perakk
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
  • Naila Rizkiyah
    Naila Rizkiyah
    • Jo Neka
      Jo Neka
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
  • Tuan Sumartan
    Tuan Sumartan
  • Alfi Nur Afifah
    Alfi Nur Afifah
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • AnalisAsalAsalan
    AnalisAsalAsalan
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Kang Sabarikhlas
    Kang Sabarikhlas
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Kang Sabarikhlas
      Kang Sabarikhlas
    • Liam Then
      Liam Then
  • Tomat
    Tomat
  • Nawang Arie
    Nawang Arie
  • Sogia Manom
    Sogia Manom
    • Gianto Kwee
      Gianto Kwee
  • Azka Sunnnia
    Azka Sunnnia
    • imau compo
      imau compo
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Liáng - βιολί ζήτα
    Liáng - βιολί ζήτα
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • Jo Neka
      Jo Neka
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
  • Xiaomi A1
    Xiaomi A1
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
  • Amat K.
    Amat K.
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
    • Amat K.
      Amat K.
  • Handoko Luwanto
    Handoko Luwanto
  • Chei Samen
    Chei Samen
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Jo Neka
      Jo Neka
    • Liam Then
      Liam Then
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • Samsul Arifin
      Samsul Arifin
  • Xiaomi A1
    Xiaomi A1
    • Jo Neka
      Jo Neka
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Xiaomi A1
      Xiaomi A1
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • Kang Sabarikhlas
      Kang Sabarikhlas
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Amat K.
      Amat K.
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Handoko Luwanto
      Handoko Luwanto
  • bagus aryo sutikno
    bagus aryo sutikno
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • imau compo
    imau compo
    • bagus aryo sutikno
      bagus aryo sutikno
    • imau compo
      imau compo
  • bagus aryo sutikno
    bagus aryo sutikno
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
  • bagus aryo sutikno
    bagus aryo sutikno
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Handoko Luwanto
      Handoko Luwanto
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
    • bagus aryo sutikno
      bagus aryo sutikno
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • bagus aryo sutikno
    bagus aryo sutikno
  • bagus aryo sutikno
    bagus aryo sutikno
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • alasroban
    alasroban
  • Liáng - βιολί ζήτα
    Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Gianto Kwee
      Gianto Kwee
    • Gianto Kwee
      Gianto Kwee
    • Gianto Kwee
      Gianto Kwee
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • Amat K.
      Amat K.
    • bagus aryo sutikno
      bagus aryo sutikno
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
    • Gianto Kwee
      Gianto Kwee
    • Joni Sutarman
      Joni Sutarman
    • Johannes Kitono
      Johannes Kitono
    • Dedy Ananta
      Dedy Ananta
    • Dedy Ananta
      Dedy Ananta
    • Cah Kene ae
      Cah Kene ae
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
    • bagus aryo sutikno
      bagus aryo sutikno
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
    • Amat K.
      Amat K.
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • anak rantau
    anak rantau
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • bagus aryo sutikno
      bagus aryo sutikno
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
  • Sri Wasono Widodo
    Sri Wasono Widodo
  • Otong Sutisna
    Otong Sutisna
  • Ahmad Zuhri
    Ahmad Zuhri
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Kang Sabarikhlas
      Kang Sabarikhlas
  • Jo Neka
    Jo Neka
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Amat K.
      Amat K.
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • mzarifin umarzain
    mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • rid kc
    rid kc
  • Legeg Sunda
    Legeg Sunda
    • Azza Lutfi
      Azza Lutfi
  • Kang Sabarikhlas
    Kang Sabarikhlas
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
    • Riyono ,SKP
      Riyono ,SKP
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
    • Riyono ,SKP
      Riyono ,SKP
    • Chei Samen
      Chei Samen

Berita Terkait