Analis Nilai Pertumbuhan Pendapatan Phapros Lebih Baik Dibandingkan Perusahaan Sejenis Lainnya

Analis Nilai Pertumbuhan Pendapatan Phapros Lebih Baik Dibandingkan Perusahaan Sejenis Lainnya

Phapros (PEHA) cenderung stabil dari tahun 2015, meski sempat terdampak wabah Covid-19 pada 2020, namun terjadi perbaikan pascapandemi. -Phapros-

JAKARTA, DISWAY.ID - Makro ekonomi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan industri farmasi di Indonesia.

Meski dihantam pandemi tahun 2020 dan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) mengalami penurunan, namun pasca Covid-19, angka ini meningkat dan berada di angka positif. Bahkan IMF pun memprediksi bahwa PDB Indonesia akan tembus 5 persen pada tahun 2023.

Menurut Salvian Fernando dari Investment Analyst dari BNI Life Insurance bahwa Indonesia masih konsisten dengan pertumbuhan ekonomi dengan tingkat inflasi per Juli yang lalu di angka 3.08 persen. 

BACA JUGA:Taeil NCT Kecelakaan Motor, Alami Patah Tulang Paha dan Segera Dioperasi

BACA JUGA:Cara Dapatkan Suzuki Jimny Gratis, Sambangi GIIAS 2023 dan Tes Drive Suzuki Hybrid

Data dari Bloomberg juga menunjukkan bahwa probabilitas Indonesia untuk mengalami resesi hanya 2 persen, jauh lebih rendah dibanding negara-negara lainnya.

“Inflasi kita terkendali sesuai target pemerintah antara 2-4 persen. Dari sisi industri kesehatan, belanja anggaran pemerintah melalui program JKN KIS mengalami peningkatan secara jumlah peserta. Prosentasenya sudah mencapai 90 persen, yang artinya mayoritas penduduk Indonesia sudah punya Kartu Indonesia Sehat,” tuturnya di dalam acara webinar Transformasi Keberlanjutan PT Phapros Tbk dalam Meningkatkan Efisiensi dan Daya Saing Pasca Pandemi beberapa waktu yang lalu.

Menurut fasilitator pada CSA Institute tersebut, pemerintah mengalokasikan Rp 205 triliun untuk sektor kesehatan yang mengindikasikan bahwa secara konsisten berusaha untuk meningkatkan program-program kesehatan untuk masyarakat. 

“APBN kita menjadikan kesehatan sebagai pos prioritas untuk ditingkatkan. Ke depannya, pemerintah akan lebih serius meningkatkan infrastruktur kesehatan,” terangnya.

BACA JUGA:Komunitas Wuling Menyambut Hangat New Almaz RS yang Tampil Perdana di GIIAS 2023

BACA JUGA:Poppy Capella Curiga Ada yang Ingin Rebut Izin Miss Universe Indonesia: Saya Dapat Buktinya!

Selain dari sisi pemerintah, perubahan perilaku masyarakat dalam mengakses fasilitas dan produk kesehatan juga cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan sektor farmasi. 

Berdasarkan data yang dirilis Ciptadana Sekuritas, kesadaran masyarakat untuk mencegah penyakit mengalami peningkatan paska 2020.

“Preventive spending ini isinya berkaitan dengan vitamin, fitness, treatment kesehatan dan lainnya. (Apalagi) prosentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan cukup tinggi pada tahun 2022, mencapai 29.94 persen. Ini merupakan katalis bagi perusahaan farmasi seperti Phapros,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: