Analis Nilai Pertumbuhan Pendapatan Phapros Lebih Baik Dibandingkan Perusahaan Sejenis Lainnya

Analis Nilai Pertumbuhan Pendapatan Phapros Lebih Baik Dibandingkan Perusahaan Sejenis Lainnya

Phapros (PEHA) cenderung stabil dari tahun 2015, meski sempat terdampak wabah Covid-19 pada 2020, namun terjadi perbaikan pascapandemi. -Phapros-

Dilihat dari sisi fundamental pendapatan, tambah Salvian, saham Phapros (PEHA) cenderung stabil dari tahun 2015. 

BACA JUGA:Promo Merdeka, Ancol Diskon Besar-besaran Tiket Masuk Dufan Sampai Sea World!

BACA JUGA:Selama Juni- Agustus 2023, Satgas TPPO Sudah Tetapkan 901 Tersangka

Meski sempat terdampak wabah Covid-19 pada 2020, namun terjadi perbaikan pascapandemi. 

“Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) 2022 sampai ke angka 11 persen, cukup baik dibandingkan kompetitor. Dari sisi gross profit juga cukup bagus, mencapai angka 12 persen,” tambahnya.

Salvian juga mengapresiasi  pertumbuhan yang signifikan dari sisi net income PEHA yang secara konsisten membagi dividennya, yang paling rendah 40 persen dan paling tinggi 70 persen. Ini adalah nilai plus bagi Phapros.

Perusahaan anggota Holding BUMN Farmasi ini juga dinilai telah menjalani mandat pemerintah dengan memprioritaskan pemasok lokal dibandingkan dari luar. 

BACA JUGA:5 Contoh Pidato Kemerdekaan 17 Agustus 2023 HUT RI ke-78, Singkat dan Penuh Makna

BACA JUGA:Juru Lansir di Stasiun Jakarta Kota Ditangkap Densus 88, KAI Instruksikan Pimpinan Unit Tahu Bawahannya

“Ada 532 pemasok lokal, sementara yang internasional hanya 18. Dan dari sisi market share, terjadi peningkatan 0.9 persen melebihi kompetitor-kompetitornya. Sebagai perbandingan juga, nett income growth Phapros mencapai 153,55 persen, jauh lebih unggul dibanding perusahaan farmasi yang menjadi peers-nya,” jelas Salvian.

Zahmilia Akbar selaku Corporate Secretary PT Phapros Tbk mengatakan bahwa pandemi memberikan dampak yang besar tidak saja kepada sektor farmasi, tapi juga berbagai industri lainnya. 

Dampaknya terhadap bisnis Phapros mendorong manajemen untuk mengadopsi hal-hal baru seperti digitalisasi operasional.

“Ketika terjadi lockdown di beberapa negara seperti India, China dan Eropa, tentu berpengaruh terhadap produksi kami khususnya dalam pengadaan bahan baku. Kesulitan mengimpor bahan baku berakibat terganggunya rantai pasokan dari hulu ke hilir, termasuk juga ketidakstabilan mata uang kita terhadap US dollar,” ungkapnya.

BACA JUGA:BRI Dukung Peningkatan Kapabilitas Digital Bank

BACA JUGA:Mantap! bLU cRU Yamaha Sunday Race dan Shell bLU cRU Yamaha Endurance Festival Digelar di sirkuit Mandalika, Ini Daftar Kelas yang Diperlombakan!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: