Desa e-Voting

Oleh: Dahlan Iskan

Senin 04-09-2023,04:00 WIB
Desa e-Voting

--

MINGGU DEPAN ada Pilkades serentak. Semua pakai e-voting. Maju sekali. Itu di kabupaten Magetan, Jatim.

"Tahun 2019 lalu sebenarnya saya sudah ingin seluruhnya pakai e-voting," ujar Suprawoto, bupati Magetan. "Saya pun minta izin ke Kementerian Dalam Negeri. Tidak diizinkan," tambahnya.

Waktu itu Suprawoto baru terpilih sebagai bupati. Tahun 2018. Ia mendapat laporan dari staf: tahun depannya harus ada Pilkades serentak.

Saat itu juga muncul ide Suprawoto: harus pakai e-voting. Tentu latar belakang Suprawoto sebagai pejabat di Kementerian Kominfo mewarnai keputusannya itu.

"Dengan e-voting bisa hemat biaya sampai 60 persen," katanya. "Bagi kabupaten seperti Magetan hemat Rp 25 miliar itu besar sekali. Bisa untuk membangun berapa jembatan. Berapa kilometer jalan," ujar Suprawoto.

Saya bertemu Suprawoto kemarin. Ia lagi bikin gebrakan baru: membangun kebun raya bambu. Lebih 30 hektare. Di Sukomoro, pinggir jalan raya Madiun-Magetan. Semua jenis bambu ditanam di situ. Butet Kartaredjasa juga di sana. Beserta istri. Ia yang jadi moderator sarasehan bambu.

Soal e-voting, bahkan Suprawoto ingin lebih hemat lagi: serentak tapi jangan benar-benar serentak. Tiap pekan dilakukan 18 Pilkades. Pakai e-voting. Dalam waktu 2 bulan semua Pilkades selesai.

Dengan ''serentak tapi tidak serentak'' seperti itu Pemkab cukup membeli laptop 18 buah. Atau 20. Laptop yang sama bisa dipakai di 18 desa berikutnya. Lalu berikutnya lagi. Hemat sekali.

Depdagri punya prinsip sendiri: yang namanya serentak harus bersamaan. Di hari yang sama. Padahal ketentuan itu dibuat Depdagri sendiri. Bukan UU. Rupanya memenuhi prosedur lebih penting dari berhemat.

Akhirnya Suprawoto hanya melaksanakan Pilkades e-voting di 18 desa. Yakni satu desa di satu kecamatan. Dipilihlah desa dengan penduduk terbanyak. Selebihnya, di hari yang serentak, dilakukan Pilkades cara lama: pakai biting (potongan lidi).

Dari pengalaman e-voting di 18 desa itulah Suprawoto tambah pede. Terbukti tidak ada sengketa sama sekali. Justru di antara Pilkades cara lama yang timbul masalah.

Pun kecepatannya. Pilkades e-voting ini membuahkan hasil lebih cepat. Begitu jadwal pemungutan suara selesai: petugas mencetak hasil. Klik. Menit itu juga diketahui hasilnya. Kertas hasil print ditempel di lokasi pemungutan suara. Selesai.

Karena aturan harus serentak, Suprawoto kini membeli banyak laptop. Juga printer. Untuk Pilkades e-voting serentak. Sebanyak jumlah desa yang Pilkades.

Padahal kalau arti serentak itu tidak harus satu hari tidak perlu banyak beli laptop. Toh Pilkades sangat lokal. Hasil di satu desa tidak akan berpengaruh di desa lain. Beda dengan semifinal pertandingan sepak bola: jam mulainya pun harus serentak.

Waktu itu Suprawoto menggunakan software buatan BPPT. Yang dirancang khusus untuk e-voting. Karena sangat sederhana, untuk Pilkades minggu depan, 12 September, Magetan bikin software sendiri.

Memang sangat sederhana: laptop ditaruh di dalam bilik. Di layar terlihat foto-foto calon yang harus dipilih. Berikut nama dan nomor urut hasil undian.

Pemilih tinggal ndumuk foto di layar yang ia/dia suka. Foto yang di-dumuk itu berubah ukuran menjadi lebih besar. Lantas muncul dua kotak pilihan: OK dan BATAL.

Kalau foto yang membesar itu sudah sesuai dengan yang diinginkan tinggal dumuk OK. Kalau ternyata salah dumuk, tekan BATAL. Layar kembali menyajikan foto-foto pilihan.

Tentu ada juga yang tidak setuju: sejumlah LSM di sana. Alasan mereka: e-voting itu menghilangkan ''kearifan lokal''. Cara-cara lama hilang.

Misalnya wujud simbol yang mewakili sosok calon menjadi punah. Di masa lalu ''tanda gambar'' calon diambil dari alam sekitar. Ada calon yang mengidentifisikan diri sebagai  pisang. Ada juga yang memilih kelapa. Atau jagung.

Maka pisang, kalapa, jagung diikatkan di kotak suara masing-masing. Kotaknya sendiri dibuat dari sepotong bambu. Dilubangi. Disebut bumbung. Kartu suaranya berbentuk potongan lidi. Sepanjang sekitar 10 cm. Lidi dimasukkan bumbung.

Setelah pemungutan suara selesai, bumbung dibelah pakai gobang. Lidi di dalamnya di hitung. Yang terbanyak yang menang.

Kalau calonnya hanya satu, tetap harus ada persaingan. Disediakanlah bumbung kosong (tanpa pemilik). Kadang isi bumbung kosong lebih banyak. Maka Pilkades batal. Pemenangnya bumbung kosong.

Memang semua itu akan hilang. Sedih. Sekarang pun sudah banyak yang hilang. Siapa tahu perlu ditetapkan satu desa saja, satu saja, yang tetap pakai cara lama itu. Sebagai pelestarian lambang anti kemajuan.(Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 3 September 2023: GanSi GanBeh

Mirza Mirwan
Judul CHD hari ini mengingatkan saya pada OTB -- organisasi tanpa bentuk -- di AS yang punya slogan WWG1WGA, where we go one we go all. Hayo, apa nama OTB yang saya maksudkan? Selamat pagi aja deh.

Mirza Mirwan
Cerita Gus Dur dibikin bingung orang Madura ini membuat saya geli sendiri. Cerita ini dituturkan adiknya Gus Dur, Bu Lily Chadidjah Wahid yang menyusul Gus Dur pulang ke hadiratNya tahun lalu. Syahdan suatu hari, di Jombang, Gus Dur menerima tamu orang Madura dan anaknya. "Nama sampeyan siapa?" tanya Gus Dur. "Mad Ruslan, Gus," jawab si Madura. "Nanti namanya diganti Mohammad Ruslan, ya. Sebab Mad itu dari kata Muhammad," kata Gus Dur menasehati. "Baiklah, Gus." "Lha nama anaknya ini siapa?" "Mad Yusuf, Gus." "Nah, ini juga. Nanti diganti Muhammad Yusuf, ya!" "Baiklah, Gus." "Mongomong rumah sampeyan di mana?" "Dekat sini saja, Gus. Jalan itu lurus, nanti ada pertigaan. Di sebelahnya ada Mohammad Rasah. Nah, rumah saya di belakang Mohammad Rasah itu, Gus." Gus Dur mengerutkan kening sambil membetulkan letak kacamata tebalnya. Mohammad Rasah? Sebentar kemudian Gus Dur tertawa lepas. Yang dimaksud Muhammad Rasah oleh si Madura adalah Madrasah.

Jimmy Marta
Lah.. MadUra itu asline Muhammad Ura tho... te sate...wkwk

Riyono ,SKP
Ohhh...jadi Madinah itu dari kata Muhammad Dinah... Baru tahu saya,tak iye...

Fiona Handoko
selamat pagi bp thamrin, bung mirza, bp prof pry, bp jo, bp jimmy dan teman2 rusuhwan. kamis malam. surry menemui temannya, bagus. "bagus. tolong bantu aku. aku akan tidur dengan istri bartender. bisakah km menahannya di pub selama 1 jam setelah dia tutup?" bagus dengan berat hati mengiyakan. mengingat hubungan pertemanan dengan surry sudah terjalin sejak sekolah tk. setelah pub tutup. bagus memulai percakapan dgn bartender. bagus menanyakan segala macam pertanyaan konyol dan bodoh. untuk membuatnya sibuk. selang beberapa waktu. bartender mulai curiga. "bagus. apa sebenarnya yg kamu lakukan dengan semua ini?" bagus yg dipenuhi perasaan bersalah dan menyesal. berkata ke bartender. "maafkan aku. temanku sedang tidur dengan istrimu saat ini. dan dia memintaku untuk menyibukkanmu". bartender itu tersenyum, dan meletakkan tangannya di bahu bagus. "bagus. menurutku sebaiknya kamu cepat pulang. istriku sudah meninggal tahun lalu".

Xiaomi A1
Yamato adalah nama alternatif untuk negara jepang.. Yamato jg merupakan suku asli paling dominan di jepang.. Yamato jg jadi nama kapal perang terbesar jepang pada perang dunia kedua. April 1945, kapal yamato berangkat ke okinawa untuk bergabung dgn armada jepang lainnya dlm rangka membendung serangan sekutu, namun yamato tdk pernah mencapai okinawa krn disergap sekutu yg mengerahkan lbh dari 100 pesawat, yamato pun tenggelam, bersamanya terdapat 2700 pasukan jepang yg ikut gugur.. Kita tinggalkan sejenak Yamato versi Jepang..bisa jadi Yamato itu bahasa bojonegoro, Matoh bisa diartikan lebih dari baik, lebih dari keren, lebih dari hebat..Yaa Matoh..

Komentator Spesialis
Pinjam istilah Pak Agus Suryono dibawah : GANSI GANBEH Ganti Siji Ganti Kabeh Tahun depan pak lurah lengser. Copot dan ganti semua anak buahnya yang penjilat.

Liam Then
Takut "diphentungi" kalo muncul duluan. Loh , saya jadi ingat masa kecil dulu, ada wahana permainan di pusat perbelanjaan. Yang anu, itu ...menthungi kepala curut yang keluar duluan, wkkwkwkwwkwkkw. Itu curut harus dimasukin koin dulu, baru nimbul. Dipikir lagi, hal serupa juga terjadi pada semua capres, cuma terlihat sibuk senyum terus kesana kemari, salam sana sini, sambil berjalan maupun lari-lari. Berjalan melambai-lambai, lari-lari pun begitu, kadang ada emak-emak histeris, "Pak......sini Pak ...waaaaa.....Pak sini......" Ah, saya jadi ingat boy band Korea, yang di histerisi oleh ABG manis itu. Aneh rasanya, sama sekaligus beda. Hari ini lagi dibuat mikir, keheranan saya selama ini, kenapa semua capres masih malu-malu umbar program unggulan. Apakah takut "dipenthungi" juga, atau takut "diblejetin" duluan. Mungkin inilah salah satu beda ,dengan boy band Korea. Yang biarpun sudah terbukti ganteng nya kelas obat perbaiki keturunan grade A , mereka keluar lagu dulu, baru melambai-lambai tangan. Itupun masih banyak yang gagal, yang lagunya tidak bagus, meskipun gantengnya tak ada obat, karena lagu tak bagus, penggemar pun ikut sedikit berjejer. Bolehlah capres kita ikut boy band Korea, keluar lagu, program dulu. Wani? Atau takut "diphentungi?" Kek curut yang di pusat perbelanjaan itu.

Johannes Kitono
Cerpen Kompas. Pagi ini selesai baca CHD langsung membaca " Mo Thian Liang " judul cerpen Sunlie Thomas Alexander di Kompas Minggu. Gaya tuturnya lincah menceritakan kejadian dimasa kecilnya di Belinyu. Ketika masyarakat Tionghoa disana melihat Penampakan Wanita Suci diatas pucuk pohon karet bukit Mo Thian Liang. Yang Katolik bilang itu Bunda Maria dan yang non Katolik bilang itu Dewi Kwan Im. Lucunya, nenek A Loi yang baru dipermandikan dengan nama Elizabeth. Langsung berdoa Novena Salam Maria dan sekaligus membakar Dupa untuk Dewi Kwan Im juga. Dialek lokal yang digunakan Chinese Belinyu ini sama seperti di Sanggau yaitu Hakka. Kenakalan A Loi dan teman-teman nya hampir dengan anak asrama Bruder di buku SDHA. Mencuri buah-buahan tetangga kemudian sobek kertas Phu dipohon sambil dikencingi. Biar hilang saktinya dan penis tidak bengkak seperti A Kwet yang habis kencingi Batu patok tanah dikaki bukit. Sunlie TA lahir di Belinyu, Bangka ( 1977 ) sudah menerbitkan 5 buku kumpulan cerpen. Bukunya Dari Belinyu ke Jalan Lain ke Rumbuk Randu mendapat Penghargaan Sastra 2020 dan cerprnnya Keluarga Kudus meraih Cerpen Terbaik Kompas ditahun 2021. Akhirnya, di hari ke 9 Pak Camat asal Palembang membubarkan kerumunan di bukit Mo Thian Liang sambil bagi-bagi Kaos Kuning gambar pohon Beringin. Now di lereng bukit Mo Thian Liang akan dibangun Gua Maria sebagai destinasi pariwisata. Kalau kebetulan ke Belinyu, Bangka jangan lupa mampir kesana !

Liam Then
Pesan buat para capres dan cawapres, jangan ke Pontianak dulu, lari-lari atau jalan-jalan.. Nanti sakit, Pontianak sedang berkabut asap

Udin Salemo
Tempat favorit saya kalau jogging di Ponti adalah Taman Alun-Alun Kapuas. Ada trek untuk jogging, rindang (banyak pohon), dan keberadanya di pinggir Sungai Kapuas ada angin berhembus. Ini bagi saya sudah seperti surga. Saya sangat menikmati jogging disini. Kangen Ponti. Kangen seseorang di Sungai Pinyu.

Er Gham
Tadi siang saya keliling kota. Banyak baliho caleg dari partai demokrat yang dicat putih pada bagian wajah anies, yang ditampilkan sedang duet dengan ahy. Paket hemat saja. Daripada harus menurunkan baliho dan cetak ulang. Hehehe. Beberapa ada yang masih ada wajah aniesnya karena balihonya ukuran besar dan dipasang tinggi. Mungkin belum ada duit buat cetak ulang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 169

  • hildanifa nazala
    hildanifa nazala
    sehat selalu pak Dahlan, insyaallah bermanfaat
  • hildanifa nazala
    hildanifa nazala
    kenapa tidak dari dlu saja pakai e-voting
  • suci wahyuni
    suci wahyuni
    haloo magetan lama tak pulang...ngakak dibagian sarkas "sebagai lambang pelestarian anti kemajuan" wkwkwwk
  • __Ghifari__
    __Ghifari__
    tetep semangattt wes pokok intinya
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
    The EndLessLove.
  • didik sudjarwo
    didik sudjarwo
    Met malam. Met rehat. Semoga anda baik2 aja. Walau ada yg kurang baik. Karna mau diperiksa KPK. Hidup terkadang memb agongkan. 21.33 wib
  • Yushua Lie
    Yushua Lie
    Bakal seru bila masuk episode Ganjar - Agus . . .
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    Saya nggak setuju e-Voting. Alasannya takut ngadat kaya SIM keliling. Sudah ngantri lama lama, pas giliran mau foto, sistem ngadat. Nunggu lagi nunggu lagi.
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    Kotak kardus vs e-voting
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    Kalau bisa dipersulit Kenapa harus dipermudah ? e-Voting artinya lahir proyek baru.
  • Xiaomi A1
    Xiaomi A1
    Polling melalui Google Form bisa menampung 5 jt responden.. Penduduk Sby 3jt, masih bisa Pilwali Kota Sby pake google form.. Ups..bercyanda..hehehe
  • Xiaomi A1
    Xiaomi A1
    Bambu Pemecah Angin.. Salah satu fungsi bambu adalah memecah angin secara alami, krn itulah biasanya secara natural bambu banyak tumbuh di pinggir sungai, pinggir sawah, jg lereng gunung, krn disitu2 biasanya jalur angin bertiup, khusus di tepi laut memecah angin itu tugas pohon kelapa.. Setahun lalu terjadi angin puting beliung di daerah kahuripan nirwana, tidak heran biasanya untuk membuat proyek perumahan pasti diratakan dulu semua tanaman termasuk bambunya, dibikin rumah terus dihias pohon2 besar biar kelihatan indah dan rindang, tp pohon2 itu ternyata mudah roboh diterjang angin.. Saya pun mencari2 hal apa yg nyambung dengan angin topan yg terjadi tsb, ternyata kahuripan nirwana memang cukup dekat dengan Tanggul-Angin..
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
      Anda memang ahli menata kata. Persis kayak orang sebelah. Wkwkwkkkkkkkkk...
    • Xiaomi A1
      Xiaomi A1
      Cak Mul masih ingat ndak, JTV dulu ada siaran berita bahasa jawa..disitu puting beliung disebut dengan pentil munyer..wkwk
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
      Berita "pojok kampung".
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
      Pandai menata kata itu artinya dia orang cerdas cak Mul. Ini goodnews namanya.
    • Kang Sabarikhlas
      Kang Sabarikhlas
      @Xiaomi A1, ternyata tahu Kahuripan Nirwana, tapi itu perumahan letaknya jauh dari Tanggulangin, yang dekat itu kepemilikan Kahuripan Nirwana dan Lapindo..hehehe *koreksi dari blantik omah darjo.
  • Parikesit
    Parikesit
    Kekurangan eVoting itu..., tidak bisa digelembungkan, upss.. Hehehe....
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
      Habis muncul terus menghilang tanpa jejak.
  • Mukidi Teguh
    Mukidi Teguh
    Dulu dua dekade silam pas uji coba pertama kali sistem voting elektronik paralel manual, ada seorang hacker yang mengganti nama partai partai dengan nama buah-buahan. Bukannya dihargai malah ditangkap dan dipenjarakan.
  • Mukidi Teguh
    Mukidi Teguh
    Boks komen ini angin2an. Kadang muncul kadang lenyap. Tumben habis magrib ini muncul, setelah beberapa hari lenyap.
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
    Barangkali ada baik nya KPU diisi oleh perwakikan parpol2 seperti pemilu 1999. Parpol2 saling mengontrol.
  • Liam Then
    Liam Then
    Di India mereka sudah bisa tetapkan harga "cost production" pada mesin voting elektronik mereka. Yang harganya bikin saya hampir tak percaya, karena harga di pasaran itu berkali lipat lebih mahal. Hal diatas adalah satu lagi contoh jelas. Expertise- keahlian anak bangsa bisa di bentuk oleh negara. Berhubung sudah dekat dengan pilpres, alangkah idealnya jika para capres atau wapres ada unjuk pikir atau program . Tentang Expertise -keahlian apa pada anak bangsa yang ingin di cetak. Menjadi pembuat kebijakan pada level tantanan negara itu sangat berat dan penuh konsekuensi pada kehidupan dan masa depan manusia didalamnya. Misal satu keputusan meloloskan ratusan ribu hektar area untuk dijadikan lahan sawit atau pertambangan batu bara, bisa menghasilkan imbas panjang bagi kehidupan masyarakat disekitar. Baik manfaat juga mudharat. Pembuat kebijakan pada level pucuk negara, bahkan bisa mengubah arah hidup banyak manusia secara massal. Contoh sederhana, jika tiba-tiba ada kebijakan larangan pengiriman TKI untuk kebutuhan Asisten Rumah Tangga alias Babu keluar negeri. Ini bisa mengubah status hidup banyak perempuan Indonesia, menjadi tidak pernah menjadi babunya orang luar negeri. Uang devisa didapat, dibayar oleh hilangnya harga diri ratusan ribu perempuan Indonesia, bangun lebih dulu dan tidur paling akhir. Siapkan makan lebih dulu, makan paling akhir. Kondisi ini bisa di ubah oleh pembuat kebijakan.
    • Liam Then
      Liam Then
      Jadi pembuat kebijakan datang dengan tanggung jawab super berat. Bukan hanya atur ini atur itu. Kebijakannya bisa ubah nasib begitu banyak orang. Satu kebijakan salah dari Mao Zedong, sebabkan 40jt jiwa mati kelaparan, satu kebijakan benar dari Deng Xiaoping, antar ratusan juta orang bangkit dari kemiskinan. Pernah di daerah saya, satu kebijakan tentang komoditas jeruk, bikin ribuan petani jeruk di tebas, menebas batang pohon jeruk yang mereka tanam, yang turun termurun mereka warisi. Hingga sekarang, ada satu strain jeruk yang sangat manis yang melimpah dipasaran, sekarang tidak ada lagi. Perlu diketahui usia batang tanaman jeruk itu bisa mencapai 50-60 tahun. Bisa dibayangkan level putus asa seperti apa yang dialami para petani jeruk di Sambas dan Tebas,Kalbar. Sehingga mereka lebih pilih tebas pohon yang mereka tanam dan rawat susah payah, berpuluh tahun lamanya. Maka dari itu, sangat penting kita tahu sejak dini, kebijakan apa yang akan dilakukan oleh para capres dan cawapres kita. Agar kita bisa pilih yang paling tepat. Masalahnya sekarang capres dan cawapres masih pelit bagi-bagi info, apa-apa jenis kebijakan mereka. Bagaimana mereka akan bentuk kehidupan dan masa depan anak bangsa.
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
      Seharusnya om Liam "RANGGA" Then yang pantas mencalonkan capres/cawapres karena punya segudang ide untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Sedangkan mereka yang resmi mencalonkan hanya punya popularitas saja. Jual ketenaran doang.
    • Parikesit
      Parikesit
      @Liam. Mantaaps, Ko. @CM Se7, Cak.
  • Liam Then
    Liam Then
    Gegara ngitung duit orang, saya jadi dibikin heran, di Tiongkok yang tidak ada pemilihan umum, kok malah bikin dan jualan mesin voting elektronik. Kita disini yang sebelum pemilu serempak 2024 diputuskan. Proses pilkada di Indonesia bisa kayak makan obat , sebulan bisa sampai tiga kali, tapi kok tidak ada prakarsa atau inisiatif untuk bikin mesin voting elektronik sendiri?
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
      ko LT, horang kayah yang gak mau susah mikir, sukanya main beli aja. hehehe....
  • reskon indo
    reskon indo
    Hidup harus berubah. Jadi kalau ada yang ingin abadi, tunggu dulu. Apalagi yang bersifat sensitif dan kepentingan umum, pemungutan suara contohnya. Maka perubahan adalah keniscayaan. Kalaupun toh ingin sesuatu itu abadi, ya.... Mungkin bersifat dokumentatif. Contohnya bikin kapsul waktu. Atau cukup di potret saja. Itulah pendapat saya. Jadi e-voting kelak pasti akan masif keberadaannya
    • Liam Then
      Liam Then
      Jika mempertimbangkan kemajuan teknologi bio metrik, sidik jari dan pengenalan wajah, teknologi sebenarnya sudah sampai. Masalahnya ada di resistensi pada tingkat pembuat kebijakan. Ini saya kira karena erat hubungannya dengan pakem yang sama diseluruh dunia. Badan organisasi sebesar pemerintah cenderung lambat dalam proses membuat keputusan atau perubahan. Tidak di Indonesia tidak di Amerika, atau diseluruh dunia. Respon pemerintah selalu dinilai lambat dan pelan. Kecenderungan aversi atau penghindaran pada hal yang baru ,juga merupakan intuisi alami manusia. Contohnya seperti yang terjadi ke LSM di Magetan yang disebutkan diatas. Terakhir, barang elektronik, selama kita harus beli, dan jika sudah masuk ranah anggaran kepemerintahan. Dimana saja, cenderung sangat mahal. Di Indonesia,di Amerika, bahkan di dunia, sama saja. Banyak artikel yang memuat harga tidak wajar yang dibayar pemerintah Amerika Serikat kepada para kontraktor proyek negara. Satu yang pernah saya baca, tentang harga tak masuk akal yang dibayarkan kepada pemenang tender penyediaan ransum tentara Amerika yang dulu ditempatkan di Afghanistan. Jika di Amerika yang ketat pemeriksaan penyelewengan sudah begitu, apalagi di negara-negara berkembang, yang masih rentan tindak klepromania-nya. Salah sebab MRT Jakarta baru bisa dikerjakan pada zaman Pak Jokowi jadi gubernur. Bisa ditebak apa sebabnya, bukan karena masalah dana tidak ada. Tapi karena kontraktoe luar negeri, tak ada buku kas bayangan ,kwkwk
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    Saya menantang manteman yang ahli budgeting untuk membuat hitungan berdasarkan data berikut ini: Anggaran pemilu 2024 -- pileg dan pilpres 14 Februari 2024 (termasuk bila 2 putaran pilpres) dan pilkada 27 November 2024 -- sebesar Rp102,8 triliun. Dari jumlah itu yang Rp76,6 triliun berasal dari APBN, sisanya yang Rp26,2 triliun dari APBD selama 4 tahun anggaran, 2022-2025. Jumlah TPS nantinya 820.161 TPS. Yang sudah-sudah, biasanya dalam satu TPS ada 3 bilik suara. Kita ingin menyelenggarakan pemilu lewat e-voting? Oke, kita bukan hanya perlu EVM (electronic voting machine), tetapi juga perangkat pelengkapnya: VVPAT (voter-verifiable paper audit trail). Dengan asumsi tiap TPS perlu 3 unit EVM dan VVPAT, berapa anggaran yang diperlukan untuk membuat satu unit EVM dan VVPAT dengan anggaran Rp102 8 triliun itu setelah dikurangi, mungkin, sekitar 20% untuk honor KPPS. Silahkan menghitung. Oh iya, EVM dan VVPAT hanya digunakan tiap 5 tahun. Ada kemungkinan rusak ketika akan digunakan lagi.
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
      @Pak MM Yang dilakukan bukan mengubah manual menjadi digital, tetapi tranformasi digital. Di kasus coblos surat, mengapa satu TPS tiga bilik? Supaya cepat selesai, lalu mulai penghitungan. Dan, penghitungan inilah yang memakan waktu sangat lama. Kalau transformasi digital, tidak perlu tiga bilik, cukup satu bilik saja. Proses pemilihan lebih cepat karena tidak perlu ada penyerahan kertas. Dan, penghitungan otomatis dilakukan sistem, pasti jauh lebih cepat.
    • Liam Then
      Liam Then
      Karena saya yang ngaku duluan hobi itung duit orang, rasanya bersalah jika tidak ikut hitung. Ini saya pakai harga asumsi mesin yang dipakai di India sana. Menurut Times of India , satu set EVM yang meliputi control unit ,mesin pilih, dan VVPAT, harganya 33.200 Rupee India , sekitar 6,1 jt rupiah. Mereka disana setiap TPS dipasang dua mesin. Kemudian cadangan standby untuk jaga-jaga kerusakan mesin, ditetapkan 40% untuk EVM, 20% Control Unit, 25% VVTAP. Jika 820.161 TPS kita X 2 mesin = 1.640.322 Cadangan standy ready kita pukul rata saja 30% . Berarti 1.640.322 X 140% = mesin yang di butuhkan 2.132.418 unit untuk cover seluruh TPS kita. 2.132.418 X 6,1jt (harga di India) saya dapat angka 13,007,753,460,000 Itu berapa sebutnya? 13 triliunkah? Mohon maap angka di saldo rekening tak pernah sepanjang itu. Kalo 13 triliun ternyata murah juga. Dan katanya mesin ini hanya diperkirakan bisa dipakai 2-3 kali. Juga butuh gudang penyimpanan, tenaga keamanan untuk jaga mesin. Anggaplah kita total mesin ,gudang,ongkos pegawai kita kali lima langsung. 13 triliun X 5 = 65 triliun. Minimal kita bisa pakai dua kali. Pakai sekali buang pun masih untung kalo begitu ,jika anggaran pemilu kita 102 triliun. 32 triliun kita bisa belikan mangga Kweni Mateng runtuhan untuk dibagi-bagi ke pemilih yang datang ke TPS. Biar rakyat se-Indonesia bisa rasakan nikmatnya ngemut biji mangga Kweni Mateng. Gimana skill budgeting saya Pak Mirza?
    • Liam Then
      Liam Then
      Yang saya heran kenapa mesin yang di gunakan di India sangat murah? Saya cek di Alibaba ada yang berharga USD 8000-13.000 untuk ecerannya. Bentuknya seperti mesin ATM. Mungkin kah data artikel yang saya baca di Times of India salah? Disitu jelas tertulis 33.200 India Rupee untuk satu set. Trus juga saya membayangkan skandal seperti apa yang bisa terjadi kalau pemilu sistem elektronik dilaksanakan di Indonesia. Mulai dari penganggaran, tender. Kalo sudah tender proyek sebesar ini, takutnya hobi mamem-mamenin kardus durian musang king terjadi lagi. Dan sudah pasti barang pasti di order dari Tiongkok. Dan masalahnya di Tiongkok kalo beli barang itu ditanya : "Kamu mau yang modal berapa? Kalo dah gitu , bisa makin runyam masalahnya. Seandainya pemenang tender jujur bilang : " saya mau yang harganya bisa bikin saya ada nyisa ,untuk beli Ferarri dan Lambhorgini, kawin lagi, beli stick golf lagi, beli pesawat pribadi, nambah bini-iiiii lagi." Wah repot ini.... Belum lagi membayangkan stressnya petugas TPS nanti ngajarin pemilih yang gaptek . Stressnya sudah saya rasakan , waktu ajarin ibu dirumah maen hape android.
    • Liam Then
      Liam Then
      Jika mesin yang di gunakan seperti yang di Alibaba. Hitungan menjadi lain.... Karena itu harga eceran. Kita pakai patokan harga tertinggi 13.000 USD. Kita anggap ini sudah termasuk ongkos total, karena pasti ada diskon grosir mungkin sebesar 30-40 persen. Per unit mesin ongkosnya jadi 195jt . 195jt X 1.640.322 = 319,8 triliun rupiah. Hidden cost atau ongkos tak terduga dan kita asumsikan 20% . Jadi total kebutuhan dana 383.8 triliun. Lebih dari 3 kali lipat anggaran pemilu manual. Naga-naganya jika memang diarahkan ke arah pemilu elektronik. Angka 383.8 triliun yang bisa jadi dipakai di Indonesia. Karena masih ada hobi pake pakem : "Kalo ada yang mahal, kenapa beli yang murah?" Hehehe...
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
      ₹33.200 /set itu sebenarnya bukan harga, tetapi ongkos pembuatan -- cost bukan price. Yang mendesain adalah Komite Ahli Teknis (Technical Experts Committee) pada Komisi Pemilihan India. Pembuatannya dikerjasamakan dengan dua perusahaan elektronik: Electronic Corporation of India Ltd. dan Hyderabad and Bharat Electronics Ltd. Nah, kalau ahli kita bikin sendiri kira-kira mungkin nggak dengan ongkos Rp6,1 juta bisa membuat satu set EVM dan VVPAT? Kalau harus beli dari luar, wah urusannya jadi tambah semrawut.
    • Liam Then
      Liam Then
      Bikin sendiri ruwet, beli apalagi...lebih baik pakai kertas aja yah Pak Mirza. Hahaha
  • Liam Then
    Liam Then
    Ada yang bisa jelaskan, apa dasar pikirannya, yang membuat jabatan Kepala Desa harus dipilih, tidak ditunjuk seperti jabatan Lurah atau Camat?
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
      Kalau tak ada pembatasan karakter saya bisa mengutipnya di sini, Bung Liam. Saya males kalau untuk satu soal harus ditulis bersambung-sambung. Tetapi jawaban atas pertanyaan Bung Liam itu ada pada konsideran UU no. 6/2014 tentang Desa.
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
      Karena kepala desa tidak digaji oleh pemerintah, tapi oleh warga desa. Sedangkan lurah atau camat digaji negara karena ASN.
    • Liam Then
      Liam Then
      Terima kasih apqk Mirza, saya akan sempatkan baca ke rujukannya. Terima kasih juga untuk Bang AA
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    #everyday_berpantun Kota Padang di Ranah Minang/ Kini tanamo kota tacinto/ Pado di rantau iduik mambujang/ Elok di kampuang ka makan juo/ Iyo ole-ole di kota rajo/ Pancabua parang jaman ulando/ Alah tahun baganti maso/ Banyak nan indak pado nan ado/ Ka guo mari ka guo/ Ari akaik ka Balai Tangah/ Taragak bana ka basuo/ Mungkin di adiak alah barubah/ Enak sungguh masakan si-nyonya/ Karena ditambahkan sambal terasi/ Untuk terobosan yang dibuatnya/ Suprawoto layak dapat apresiasi/ Anak jalanan banyak ngelem/ Kena operasi diwaktu pagi/ Saya beri saran untuk el es em/ Pengurusnya perlu sekolahkan lagi/ Kayu ulin dari Sanga Ampasa/ Dibongkar di dermaga beting/ Untuk pemilu kepala desa/ Saya setuju pakai e-voting/
  • daeng romli
    daeng romli
    Suatu saat undangan pernikahan karena jauh maka undangannya difoto trus dikirim via WA maka ketika hari H nya sdh tiba sipenerima undangan memfoto uang kemudian dikirim via WA juga plus ditambah kepsen " semoga mawaddah warahmah" trus tak tanya mosok bowoanmu koyok ngono rek. Dijawab ini mengikuti era saiki cak, namanya e-bowo ealah ......
    • Liam Then
      Liam Then
      Wkkwkwkwkkwkw
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
      Untuk undangan yg difoto dan dikirim via WA itu sudah jamak bbrp waktu terakhir. Untuk seimbangnya, mungkin kehadirannya boleh scr virtual...hehe..disertai e-kado , e-amplop...wkwk..
    • Liam Then
      Liam Then
      Mungkin 10 tahun lagi bisa jadi kenyataan Bang Jimmy, resepsinya di Facebook Metaverse. Wah tak bisa alasan hujan lagi...bahaya...
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
    Bupati Suprawoto layak dapat bintang. E- Voting yang dilakukannya harus di jadikan Pilot Proyek.Menurut BPS tahun 2022 ada 83.794 desa di Indonesia. Kalau secara bertahap desa-desa melakukan e- Voting dengan penghematan 60 %. Silahkan hitung berapa jembatan dan infrastruktur desa yang bisa dibangun.Lucu juga, LSM yang seharusnya moderat kok keberatan dengan e-Voting. Ingin mempertahankan cara lama.Hitung lidi dengan simbol Pisang, Kelapa dan Padi. Dengan asumsi penduduk Desa masih banyak yang Gatek. Bukankah kirim uang dengan Pos wesel sudah tinggal sejarah, digantikan BI Fast atau Transfer BCA. LSM seharusnya pelopori masyarakat desa berpikir maju kedepan. Calon Kades di monitor laptop bisa didampingi gambar Pisang, Bambu, Kelapa atau Singkong. Tinggal diklik saja dan hari itu hasilnya langsung jadi.Dan damai tidak ada sengketa kelebihan atau kekurangan suara. Selamat dan terima kasih kepada Bupati Suprawoto dengan e-Votingnya.
  • Leong Putu
    Leong Putu
    Cinta hanyalah soal rasa/ Saling percaya harus melandasinya/ Mong ngomong pilihan kepala desa/ Besar sekali modal calonnya/ .... 365_mantun ruwet
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
      jer basuki mawa bea.
    • Jo Neca
      Jo Neca
      Bli Leong pasti pernah calon kade ya.Kok tau mehong.
    • Leong Putu
      Leong Putu
      Saat pilkades tetanga saya bisa dapat uang 1 juta satu keluarga ( empat orang) dari satu calon. Tapi itu masih sekedar katanya... Tapi yang saya temui, kalau pemilu dpr, orang² cenderung malas untuk pulang kampung, tapi kalau pilkades mereka wajib pulang.
  • Mahmud Al Mustasyar
    Mahmud Al Mustasyar
    Prinsip serentak yg dimiliki DEPDAGRI harus bersamaan di hari yg sama, tidaklah salah. Tapi kan harus melihat ruang lingkupnya. Kalau ruang lingkupnya hanya Pilkades; masa harus diartikan bersamaan di seluruh kecamatan ataupun di seluruh kabupaten. Apalagi kalau diperluas, apa harus bersamaan di hari yg sama di seluruh propinsi, bahkan seluruh wilayah Indonesia ? Kan tidak harus demikian. Menurut penafsiran sy, prinsip Pak Bupati Magetan lebih tepat dalam memahami kata "serentak" dalam kontek Pilkades. Tapi apalah daya, kalau DEPDAGRI memaknai kata "serentak" dalam Pilkades harus bersamaan di hari yg sama di seluruh kabupaten; ya mau apa lagi ? Kalau nggak sami'na wa atha'na.
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
      Ini masalah rasa keadilan. Sesederhana itu. Oleh karena itu, masa jabatan kades tidak harus berakhir bareng. Jika ini dilakukan, maka waktu pemilihan bisa berbeda.
  • Handoko Luwanto
    Handoko Luwanto
    Untuk mengakomodir kerarifan lokal pada era global, saat e-voting bumbungnya diganti dengan laptop, 1 laptop mewakili 1 bumbung. Jadi pisang/kelapa/jagung sebagai tanda gambar calonnya diikatkan pada kabel listrik laptop. Selama proses pemungutan suara, kabel listrik laptop sengaja dipasang. Lalu pemilih masuk ke bilik suara sambil membawa lidi. Lidinya dipakai buat pijit tuts pada keyboard laptop. Selesai pemungutan suara, di depan para pemilih, panitia mencabut kabel listrik laptop sebagai simbol pembelahan bumbung pakai gobang. Sebelumnya sudah dipastikan bahwa baterai laptop masih berfungsi normal :-).
    • Fa Za
      Fa Za
      Gak bahaya tah? Model begini banyak panitia yg kesetrum
    • Liam Then
      Liam Then
      Kwkwkkwkwkwk
  • Handoko Luwanto
    Handoko Luwanto
    Misalnya di 1 TPS disiapkan 3 laptop pada 3 bilik suara. Dari sisi hardware, laptop sebaiknya bisa touchscreen/layar sentuh. Lalu untuk keyboardnya dibikinkan cover kaku menutupi semua tutsnya, kecuali pada bagian tuts yg dipakai saja, covernya dibikin lobang. Bagi pemilih lansia, bisa manfaatkan touchscreen. Bagi pemilih umum, dimudahkan dengan tuts yang tidak tertutup cover. Dari sisi software, aplikasi e-voting ditanamkan di masing-2 laptop. Aplikasi akan otomatis meng-off-kan fitur wifi selama proses pemungutan suara. Jadi data suara pemilih disimpan di laptop untuk sementara. Begitu selesai pemungutan suara, panitia akan klik tombol khusus di aplikasi. Maka aplikasi akan meng-on-kan wifi agar terhubung ke internet lalu mengirim data suara pemilih ke server. Begitu selesai kirim, aplikasi kembali meng-off-kan wifi laptop. Di saat yang sama server akan segera menampilkan hasil perhitungan suara pada website resmi. Demi keamanan data selama proses pemungutan suara, ketiga laptop bisa juga saling dihubungkan dengan kabel LAN. Agar semua data suara pemilih terekam lengkap pada tiap laptop.
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
      Komentar ahli IT ya gini ini. Tinggal KPU & DPR nya mau gak?
  • Fa Za
    Fa Za
    Kalau e-voting diterapkan di Jawa Barat, orang sunda pasti menyebutnya Epoting.
    • Er Gham
      Er Gham
      "Siapa bilang orang sunda tidak bisa bilang huruf ef. Itu mah pitnah." Hehehe.
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
      GOPUD wkwkwkwk
    • Jo Neca
      Jo Neca
      Tahun 1988 saya wara wiri di Sempur Kaler Bogor.Saat ke WC mau BAB.Antre..Urang Sunda yang ngantre sudah kebelet banget.Teriak dia.. Atosnya..Yang di dalam menjawab.Boro2 atos.Mencret tau..Yang merasa lucu pasti tahu artinya.hihii
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
      Indonesia: apa. Jowo: opo. Jakarta: ape. Minang: apo. Sunda: naon. Berani beda?
  • ahmad faqih
    ahmad faqih
    e-voting pilkades, pileg dan pilpres? Teknologi seringkali menjanjikan kecepatan dan efisiensi. Tp terkadang harus berbenturan dg tradisi. Maklum, efek samping perubahan dg teknologi adalah disrupsi. Apapun teknologi nya, kata kuncinya tetaplah 'orang'. Man behind the gun. Operator pemilu (KPU dan Bawaslu termasuk MK) serta para pialang politik (baca; politisi, caleg, capres, partai dan relawan). Karenanya kecanggihan teknologi, harus diselimuti integritas, kejujuran dan keluhuran budi. Semoga bukan angan dan mimpi. Ditengah 'paceklik' politisi yg berhati nurani. Wallhu a'lam.
  • SAPARDI ST
    SAPARDI ST
    Kalimat terakhir agak menggelitik bahwa pelestarian itu adalah anti kemajuan. Padahal menurut saya bahwa masa lalu adalah bekal untuk masa depan yang lebih baik. jangan lupa tanggal 9 september ditunggu senam disway di karawang ya bah...
  • SAPARDI ST
    SAPARDI ST
    Menurut KBBI, Serentak intu ada 7 arti, salah satunya : Bersama sama(tentang gerakan dan waktunya), mungkin DEPDAGRI berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut
  • Amat K.
    Amat K.
    Saya calon murid Pak Pryadi setuju pake banget atas komentar Pak Mirza di bawah. Sistem voting elektronik murah? Murahnya berapa? Sudah siapkah SDM kita? Perangkat keras perangkat lembut (lunak) perlu biaya pemeliharaan, penggantian jika ada kerusakan. Pengadaan barang begituan rentan dikorupsi. Saya tidak percaya. Ujungnya, gagal seperti proyek KTP-E. PUN selama ini peladen (server) yang disediakan pemerintah untuk pelayanan masyarakat tidak dapat diandalkan. Sering gangguan. Ukuran pemilu, ada ratusan juta data yang perlu diolah. Penyediaan peladen yang mumpuni diperlukan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi faktor keamanan yang belum dapat dijamin 100%. Tengoklah pengalaman Paman Sam yang kembali menggunakan kertas suara di beberapa negara bagiannya. Intinya, sesuatu yang baru belum tentu lebih baik dari yang sudah ada. Makanya saya memilih setia. Pryadi jaya! Jaya! Jaya!
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
      Eheemmmmm......
    • Amat K.
      Amat K.
      Opo Cak? Dulur Darjo masih sibuk kerjaan kantor
    • Jo Neca
      Jo Neca
      Terima kasih pak guru Bahasa.Pak Amat Kasela.Salam buat mentor anda.Pak PS.
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
      Nyari guru itu bukan hanya soal ilmu. Tapi lebih utama soal adab. Apalagi dizaman online ini, apapun ilmu bisa didapat lebih mudah. Iblis lebih mumpuni ilmunya. Tapi kita tak disuruh belajar sama iblis. Mari kita ketawa ngakak sambil salto. wkwkwkwk.... #komendan_Rungkut_rojer
    • Amat K.
      Amat K.
      Ckckckckck Jd Pak Pry tidak beradab, Bang?
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
      #kijang satu monitor. ... "ADAB LEBIH TINGGI DARIPADA ILMU" .... ....... iling-ilingen pesene mbah kakung yo leeeeeee.......
    • Amat K.
      Amat K.
      Kurang adab apalagi Pak Pry yang dalam penutup komentarnya selalu menyisipkan "Salam. Rahayu." Wkwkwkwk
    • Liam Then
      Liam Then
      Bandar Ojek Kijang yang Nyambi jadi guru bahasa
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
      wah, waah... offside nih. yang satu menyebut kurang adab apa, yang satu bilang bandar ojek kijang. saya gak ikutan deh, xixixixixi......
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
    E VOTING: DIMULAI DARI DESA.. Dari desa ke kota. Dari kota ke propinsi. Barulah nanti mulai Pemilu Nasional. ###Sambil dicari titik lemahnya. Tuk diperbaiki.. (Magetan hebat..)
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
      Teorine ngoten pak Tapi kenyataane? ........ Birokrasi +62 kok dilawan. Wkwkwkkkkkkkkk......
  • Fathir Ahsan
    Fathir Ahsan
    segala puji bagi allah semoga pak dahlan di berikan kesehatan #salam uinsa jaya
    • Liam Then
      Liam Then
      Salam semangat untuk semua anak muda UINSA. Tetap semangat berekspresi,mengasah nalar dan imaji, juga luas kembangkan literasi. Bacalah...apa saja......tapi jangan tiru generasi bandel kami, sampai-sampai Enny Arrow juga kami baca.....
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    Mungkinkah Indonesia bisa menyelenggarakan pileg, pilkada dan pilpres melalui e-voting? Mungkin saja, asalkan rakyat menghendaki. Tentu saja caranya bukan seperti pilkades di Magetan yang menggunakan laptop dengan sofware e-voting buatan BPPT. Lha terus caranya gimana dong? Caranya, ya seperti dilakukan Brazil dan India. Bikin hardware-nya, electronic voting machine (EVM) -- mesin pemungutan suara elektronik -- yang tak terhubung dengan internet. Jadi anti peretasan. Itulah yang dilakukan Brazil dan India. Dan satu lagi, EVM itu harus "fully tamper-proof" -- benar-benar anti rusak. Jangan sampai pas digunakan malah ngadat. Persoalannya, bisa nggak para ahli kita di BPPT membuat EVM seperti itu. Kayaknya kok sulit, ya. Pemilu 2024 Februari nanti, misalnya, memilih presiden, DPD, DPR, DPRD --provinsi dan kabupaten/kota. Dalam satu dapil dengan kuato 8 kursi, misalnya, sebanyak 24 partai peserta pemilu akan mencantumkan 8 caleg. Berarti ada 192 caleg. Bagaimana merancang EVM-nya. Kalau seperti India itu kan hanya memilih anggota parlemen saja. Ada baiknya bila jumlah dapil di Indonesia disesuaikan dengan jumlah kursi DPR. Satu dapil satu kursi. Satu partai hanya bisa mengajukan satu caleg di satu dapil. Dengan cara itu kayaknya lebih mudah merancang EVM-nya. Kalaupun tetap dengan kertas suara juga lebih irit kertas. Dan tidak membuat pemilih pusing harus membentangkan kertas selebar lapangan karambol.
    • Amat K.
      Amat K.
      Pake lidi untuk skala nasional kira-kira hemat tidak, Pak? #Salam_Lidi
    • Jo Neca
      Jo Neca
      Dari jaman baheula.Kita adalah pengguna teknologi.Bukan pembuat teknologi.Dan terus begitu hingga 4 generasi sesudah merdeka.Mau mandirinya kapan
    • Liam Then
      Liam Then
      Bang Jo benar sekali, tepat banget pengamatannya
  • Arinal Haq
    Arinal Haq
    Halo bapak Dahlan saya mahasiswa dari UIN mahasiswa bapak Samsul Arifin, salam dari uinsa jaya banget. Bapak bales dong komentar saya wkwk
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
      Saya mewakili pak Dahlan. Salamnya diterima. Salam kembali. Salam hangat..
  • Farid Ari Ardiansyah
    Farid Ari Ardiansyah
    Kalo ada yang sulit kenapa harus pakai yang mudah, negara yang tidak adil, sambo dibebaskan dari hukuman mati salam #uinsajaya
    • Liam Then
      Liam Then
      Kami tunggu anak muda UINSA tumbuh dan berjaya. Agar bisa beri bakti pada orang tua dan bangsa. Sukses dan semangat buat anak muda UINSA.
  • arkanda budi
    arkanda budi
    Menurut saya, cara yang digunakan sudah benar. Namun cara itu digunakan tidak sesuai ditahun yang dimana semua orang belum begitu tau mengenai teknologi yang canggih. Jadi daripada nanti alat yang di gunakan itu disalahgunakan dan berujung rusak mending memakai cara yang offline saja
    • Ihsan Muchtar
      Ihsan Muchtar
      Aman, Om. asalkan panitia tidak menyediakan alat coblos / paku untuk nyoblos laptop/tab.
  • Arham Ardiansyah
    Arham Ardiansyah
    Dapet salam nih dari uinsa wakanda
  • cahya cahyaa
    cahya cahyaa
    Salam uinsa jaya
  • laila alfina
    laila alfina
    Andaikan semua pemilihan seperti ini pasti akan menghemat pengeluaran saat pemilihan. Yaaaa...... Walaupun juka akan banyak kendala seperti kongslet, program error, atau data terkena hack. Tapi bagi sebuat kota seperti magetan itu adalah suatu perkembangan yang sangat pesat. Surabaya saja belum ada ini magetan loh. Keren banget sih bupatinya bisa menyesuaikan perkembangan zaman. Salam hangat pak dahlan dari mahasiswa baru UINSA surabaya
  • fadlel muhammad
    fadlel muhammad
    • fadlel muhammad
      fadlel muhammad
      Sorry ke hapus
  • Samsul Arifin
    Samsul Arifin
    Mamarica aja masih manual apalagi Kohona.... Mari kita lestarikan budaya lokal... Salam Damai dari IAI Al Khoziny Buduran Sidoarjo...
  • Eciya Assemargandy
    Eciya Assemargandy
    Semoga bapak sehat sealu
  • Ditya Afandhi
    Ditya Afandhi
    Agar silaturahmi tidak terputus Pinjam dulu seratus???? (Cuma pantun)
    • Liam Then
      Liam Then
      Salam anak muda, rajin-rajin tuangkan pikiran , tapi jangan curhat ya
  • Fitria Syaharani
    Fitria Syaharani
    salam dari mahasiswa uinsa jayaaa
  • hildanifa nazala
    hildanifa nazala
    salam Uinsa jaya
  • anisa feby
    anisa feby
    salam arek uinsa
  • ghazian faris
    ghazian faris
    Kenapa gk dari kemarin aja juga kalo memang udah ada e voting kan jauh lebih mudah, kalo bisa boros kenapa harus hemat? #uinsajaya
  • hildanifa nazala
    hildanifa nazala
    salam Uinsa jaya
  • __Ghifari__
    __Ghifari__
    SALAM UINSA AKU CINTA UINSA AKU BAHAGIA JADI MAHASISWA UINSA UINSA JAYA JAYA JAYA
  • am dki9
    am dki9
    ini efektif buat memastikan yang nerima duit milih yang memberi duit. kelemahannya: hacker dan setiap orang bisa terlihat milih siapa. e-voting kan terrecord jam brp, urutan keberapa dia milih, siapa yang dipilih, apalagi kalau laptopnya cuma 1. konsep kerahasiaan dan privacynya jadi terganggu. kalau sengketa mesti nanya ulang satu-satu berdasarkan urutan daftar 'klik' atau pilih ulang. kalau e voting memang bagus, amerka mesti wes pakai duluan.
  • yulian murtadho
    yulian murtadho
    Dua tahun lalu pilkades di sleman uda 3-voting, serentak. Lancar ! jeleknya saya ndak bisa golput karena ndak bisa milih kedua pasangan, atau milih kotak kosong.
  • Habib Hafid
    Habib Hafid
    La tahzan innallah ha ma' na Salam uinsa jaya
  • Hadi Priyatno
    Hadi Priyatno
    Negara konoha terlalu kaya sehingga gak menerima yang murahan apalagi gratisan gengsi la bener gk pak #salam uinsa jaya
  • Ditya Afandhi
    Ditya Afandhi
    Pak Dahlan asal kota mana?
  • __Ghifari__
    __Ghifari__
    SALAM UINSA
  • iva fitriana
    iva fitriana
    Salam uinsa jaya
  • Ditya Afandhi
    Ditya Afandhi
    Lagian udh 2023 masa g pake e-voting, jaman sudah modern bukan jaman majapahit (istilahnya). Kalau masih pake manual y juga gpp sih wkwkwk. (Selamat pagi, salam Mahasiswa UINSA Jaya)
  • JAZIROH NISAK
    JAZIROH NISAK
    salam uinsa jaya
  • lailatul qodariyah
    lailatul qodariyah
    Bahagia selalu untuk hari ini
  • Awaludin Kharis
    Awaludin Kharis
    #SalamMahasiswaUinsaJaya Pertanyaan saya satu.. Kalau bisa bonus mengapa harus hemat? Soal e-voting, bahkan Suprawoto ingin lebih hemat lagi serentak tapi jangan benar-benar serentak. Tiap pekan dilakukan 18 Pilkades. Pakai e-voting. Dalam waktu 2 bulan semua Pilkades selesai. Masalah yang akan timbul jika menggunakan mesin elektronik dalam pemilihan ialah masalah teknis seperti mesin yang mungkin sudah uzur, rentan mengalami kerusakan hardware & software. Terima kasih
  • fadlel muhammad
    fadlel muhammad
    Jika ada yang mudah kenapa harus cari jalan yang ribet yah pak #salam uinsa jaya
  • Fauzi Prayoga
    Fauzi Prayoga
    Kalau bisa boros kenapa harus hemat #uinsajaya
  • Er Gham
    Er Gham
    Siapa calon kepala desa yang akan menang? Mungkin yang direstui camatnya. Siapa calon presiden yang akan menang? Yang direstui Amerika.
    • Er Gham
      Er Gham
      Ucle Sam dukung siapa.
  • Jihani uliya
    Jihani uliya
    sehat selalu bapak dahlan, salam saya dari mahasiswa uinsa
  • idamalika indi
    idamalika indi
    salam uinsa jaya
  • laila alfina
    laila alfina
    Andaikan semua pemilihan seperti ini pasti akan menghemat pengeluaran saat pemilihan. Yaaaa...... Walaupun juka akan banyak kendala seperti kongslet, program error, atau data terkena hack. Tapi bagi sebuat kota seperti magetan itu adalah suatu perkembangan yang sangat pesat. Surabaya saja belum ada ini magetan loh. Keren banget sih bupatinya bisa menyesuaikan perkembangan zaman. Salam hangat pak dahlan dari mahasiswa baru UINSA surabaya
  • Fahimsa Haykal
    Fahimsa Haykal
    Selamat Pagi Salam Mahasiswa Uinsa Jaya
  • Iklilah Niswah
    Iklilah Niswah
    Selamat pagi pak, salam uinsa jaya
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
    Merubah sesuatu itu katanya yang paling sulit adalah "Merubah Pola Pikir". Benar juga dari kesimpulkan ini: 1. Pejabat Kementerian Dalam Negeri yang mengartikan "Serentak" itu harus dikerjakan dalam satu hari yang sama. Padahal serentak itu bisa dijabarkan dengan batasan hari, misal harus diselesaikan dalam rentang 30 hari di bulan September 2023. Yang ke 2. Masyarakat sendiri masih sulit untuk menerima perubahan atas tehnologi yang memberikan kemudahan, efisiensi, biaya lebih murah, dapat mengurangi kecurangan, dan kemudahan kontrol. Ternyata pola pikir yang tidak mau berubah ini yang menghambat kemajuan dan membebaskan dari sifat korupsi. Ohhhhhhh ngenes ternyata, pejabat saja masih suka yang manual ( yang bisa diakal-akalin?)
  • Fachrizal Fadilah
    Fachrizal Fadilah
    Selamat pagi,salam dari uinsa jaya
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    For life goes not backward nor tarries with yesterday (Kahlil Gibran). Benar, kehidupan tidak surut ke belakang, pun tidak tertambat di masa silam. Untuk pemilihan kepala desa lewat e-voting, memang lebih baik. Kemungkinan hacker untuk meretas sistem e-voting sangat kecil atau malah nihil. Tetapi untuk pilkada atau pilpres, nanti dulu. Zaman sekarang ini anak SMP saja ada yang bisa meretas situs web pemerintah suatu negara, lho. Jadi untuk menyelenggarakan pilkada, pileg, atau pilpres melalui e-voting harus dipastikan bahwa sistem e-voting yang dipakai benar-benar aman, anti peretasan. Sebab, kalau sampai terjadi sengketa pemilu, satu-satunya cara pembuktian adalah melalui print out hasil yang disengketakan. Kalau sampai terjadi peretasan, bisa saja hasil print out seusai pemilihan berbeda dengan saat pembuktian ulang. AS yang pernah merapkan e-voting di beberspa negara bagian saja kembali 100% menggunakan kertas suara (paper ballot), kok. Padahal pelopor teknologi informasi itu perusahaan di AS. Sampai sekarang belum ada sistem yang 100% melindungi situs web dari peretasan. Sistem perlindungan keamanan situs hanya bersifat sementara. Perbaikan sistem selalu dikejar oleh kecerdikan hacker. Dengan sistem surat suara, sengketa hasil pemilu bisa diselesaikan dengan mudah. Tinggal dihitung ulang saja surat suaranya disaksikan oleh para pihak yang bersengketa.
  • Liam Then
    Liam Then
    Ada teman suka nongkrong di toko, kadang begitu ada telepon datang, mulailah ritual yang bikin saya ngekeh dalam hati, si teman sibuk foto-foto pajangan toko saya, sekalian saya juga. Rupanya untuk kasih tau istrinya. Saya jadi ngekeh : "dosamu apa kawan, sampai-sampai harus begitu." Kapan hari saya juga ada keluar maen kerumah teman, tiba-tiba telepon bunyi. "Dimana?" "Tempat kawan" "Foto" Karma.....
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
      Kok persis kawan kita yang dari Darjo itu om.
    • Leong Putu
      Leong Putu
      Lebih baik share lok saja...
  • Liam Then
    Liam Then
    Anu, biar kearifan lokal tetap terjaga, itu LSM hape-nya dibuang saja. Pakai daon lontar.
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
      LSM kok "katrok".
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
      Setuju ............masih katrok bener ya ternyata, duhhhhh.
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    Disini apakah e-voting bisa dijadikan untuk pemilu legislatif, bupati/walikota, gubernur dan presiden? Sangat memungkinkan. Teknologinya tak rumit. Biaya bisa dibuat hemat. Seperti usul bupati Magetan. Masalahnya bukan pada penguasaan teknologi dan biaya. Kejujuran dan keamanan hasil pemilu e-voting itulah yang menjadi pangkal masalah. Seperti kata Pak Mirza Mirwan dibawah, kalau pakai kertas bila ada yang meragukan hasilnya tinggal dihitung ulang. Lha, pakai e-voting, kalau hasilnya meragukan? Tinggal cetak? Lha, datanya sudah dirubah oleh hacker, piye jal. Jadi mari kita pemilu dengan mempolototi kertas suara melebihi ukuran kertas koran. Btw, India dan Brazil sukses pemilu dengan e-voting. Kalau tower bts tak "dibor" oleh oknum pejabat kementrian & geng, mungkin sudah banyak pejabat kementrian dan anggota dpr yang pergi studi banding ke kedua negara itu.
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
      #kijang satu monitor.
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
      #roger_komendan #811
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
    Selamat Pagi. Salut Pak Bupati Magetan Mas Suprawoto Inovasi e voting dalam proses demokrasi. E voting Tingkat Kabupaten lumayan untuk jadi referensi syukur syukur jadi contoh untuk tingkat Provinsi bahkan Negara. Warga Magetan bersyukur memiliki Bupati visi misi masa depan. Revolusi Budaya dari cara memilih konvensional tradisional kearah yang lebih modern merupakan salah satu wujud mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai Amanah Alinea ke - 4 Pembukaan UUD 45 Gerakan ini menggunakan teknologi canggih. Bebas dari kecurangan, main main angka dengan syarat server dan daya tangkal dari serangan hacker kuat. Dikawal oleh sumber daya manusia yang amanah. Salamsalaman
  • laila alfina
    laila alfina
    Andaikan semua pemilihan seperti ini pasti akan menghemat pengeluaran saat pemilihan. Yaaaa...... Walaupun juka akan banyak kendala seperti kongslet, program error, atau data terkena hack. Tapi bagi sebuat kota seperti magetan itu adalah suatu perkembangan yang sangat pesat. Surabaya saja belum ada ini magetan loh. Keren banget sih bupatinya bisa menyesuaikan perkembangan zaman. Salam hangat pak dahlan dari mahasiswa baru UINSA surabaya
  • ACEP YULIUS HAMDANI
    ACEP YULIUS HAMDANI
    Saya sangat setuju dengan Magetan, dengan e-Voting bisa menghemat triliyunan rupiah apabila dilaksanakan dalam Pilpres, Pileg dan Pilkada, sehingga uang yang begitu besar bisa dialihkan untuk kegiatan pembangunan yang dampaknya mungkin akan ratusan tahun, dibanding untuk Pilpres dkk yang dampak positifnya mungkin tidak akan begitu terasa, E-Voting adalah keniscayaan yang bisa digunakan karena kita sudah ada di jaman 5.0, yang bahkan gembel pin sudah punya HP android, bahkan i-phone. Jadi sejatinya tinggal kemauan dari para pihak untuk bisa melaksanakan E-Voting ini, untuk alat masyarakat sudah menyiapkannya sendiri, tinggal aplikasinya KPU buat dan dikirim secara otomatis ke seluruh pemilik HP, bisa WA, bisa SMS dan akhirnya biaya pesta demokrasi lebih kecil dan efisien, sehingga bisa untuk membuat jembatan, jalan bakan baju baru buat anak sekolah yang tidak memiliki pakaian yang layak untuk sekolah sehingga iya tidak di bully lagi oleh orang lain dan pada akhirnya Pancasila bisa dilaksanakan dengan baik dan benar tanpa memilah siapa penguasanya...
  • mzarifin umarzain
    mzarifin umarzain
    Agar semua bisa milih lewat hp nya masing2. Dari mana saja. Kini sudah zaman nya internet massal. Transfer suara pilihan lewat hp nya masing2.
  • alasroban
    alasroban
    Nitip sandal sama ☕
  • KawaiChoco _003
    KawaiChoco _003
    Srupuuut_Pocongan...
  • Maman Lagi
    Maman Lagi
    ☆19 Antar☕️
  • Pakdhe joyo Kertomas
    Pakdhe joyo Kertomas
    Bagaimaana kalo pemilu dan pilpres juga pakai e voting. Lebih irit. Hasilnya langsung bisa diketahui. Ndak usah quick count quick count. Kalo ada alasan kendala internet. Sementara bisa sewa starlink seminggu saja ke mas elon. Saya yakin boleh. 3 hari pertama dipakai buat latihan. Nanti hari pertama bisa dipilih nama buah favorit bangsa kita. Hari kedua nama masakan. Hari ketiga nama tempat wisata favorit. Misalnya .... Dengan e voting kasus meninggalnya para petugas kpps bisa terkurangi. Internet ngedown pas pilihan? Saya yakin ndak. Ahli IT kita banyak. Wong pas ujian nasional juga ndak ngedown. Pripun mas2 di KPU...? Jangan kayak kemaren tuh. Dan pas ijin sama mas Elon bilang aja...ngirit kertas. Alias mengurangi pembabatan hutan. Mas Elon setuju banget. Wong dia Go Green banget. Piye? ....
  • Amat K.
    Amat K.
    Masalah yang akan timbul jika menggunakan mesin elektronik dalam pemilihan ialah masalah teknis seperti mesin yang mungkin sudah uzur, rentan mengalami kerusakan hardware & software. Faktor keamanan data juga mesti jadi perhatian. Daan saya kok waswas jika ada pengadaan mesin voting elektronik itu, masih trauma dengan KTP elektronik. Di Amriki sono sudah 100 persen e-voting belum? Pak Mirza akan menjawabnya selepas pariwara berikut ini....
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
      Hingga pilpres 2020 yang lalu AS masih menggunakan kertas suara (paper ballot), Bung Amat. Begitupun pilpres 2024 nanti. Pernah, memang, di zaman Obama ada beberapa negara bagian yang menggunakan e-voting. Tetapi majoritas pemilih lebih percaya dengan kertas suara. Di pedesaan, pemilih (yang biasanya mendapat kertas suara via pos) bisa mencentang kertas suara lalu mengirimkannya lewat pos, e-mail atau fax. Kalau saja pilpres 2020 yang lalu di Georgia menggunakan e-voting, Trump mungkin berhasil mendapatkan 11.780 suara yang dibutuhkan untuk mengalahkan Biden. Inilah keunggulan kertas suara. Kalau ada yang meragukan hasilnya, ya tinggal dihitung ulang. Kalau e-voting? Mana rawan di-hack pula.
    • ahmad faqih
      ahmad faqih
      Man behind the gun Apapun teknologinya, penentunya tetap penggunanya. Problem mendasarnya ada di karakter pengguna teknologinya. Mau jujur ato curang. Ah, kata para petinggi di konoha #Berani jujur itu hebat. Wallahu a'lam
  • Jo Neca
    Jo Neca
    Dunia memang begitu.Ada yang berpikir mutakhir.Ada yang sekuat tenaga menggenggam cara lama.Ada yang beralasan keARIFANan lokal.Ada yang membantah dengan Arif tapi tidak Bijak.Dan seharusnya manusia.Berpikir Arif dan Bijaksana.Dah gitu saja.
  • Otong Sutisna
    Otong Sutisna
    Kalau ada yang mahal kenapa harus pilih yang murah.... Toh uang....bukan uang kita, coba kalau anggaran 1 jt kita dapat untung 100k, kalikan aja kalau anggaran nya 1 M...
    • Amat K.
      Amat K.
      Memang voting elektronik murah Om?
  • rid kc
    rid kc
    Kayaknya kemendagri akan ketinggalan zaman. Kalau bisa hemat kenapa harus boros. Evoting merupakan terobosan dalam pemelihan secara cepat dan fair play. Cara bupati Magetan ini harus ditiru. Hasil pemilihan langsung bisa diketahui. Tidak perlu lagi petugas perhitungan suara dan tidak perlu lagi saksi penghitungan suara. Sudah hemat berapa? Evoting harus diterapkan terhadap seluruh pilkades se Indonesia. Pertanyaan yang muncul bisakah evoting mengurangi money politik yang sudah mengakar di masyarakat kita. Walaupun ada kekurangannya evoting adalah sebuah inovasi yang tepat guna dalam demokrasi.
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
      Money Politik diatasi dg Taqwa Politik.
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
      Tahta 4..?
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
      E VOTING.. "Pak Kades, tahun depan ini PILLURAH kita, akam pakai E Voting.." "Jangan.." "Kenapa..?" "Kalau pakai E Voting, risiko kalah besar. Saya akan curang.." "Kan pakai E Voting kita juga bisa curang.." "Tapi jejak digitalnya man mudah ditelusuri.." "Jadi kita batalin E Voting..?" "Ya..!" "Yakin..?". "Ya...!" ### Pokoe, aku kudu menang cak.. Doit wis metu akeh..!!
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
      E VOTING (2). "Apa jawaban kita ke rakyat dan media, jika ditanya alasan pembatalan E Voting..?". "Biar saya yang jawab ke mereka.." "Iya. Tapi apa alasan yang akan Bapak berikan ke mereka..". "Gampang. Pertama, teknologi belum andal. Kedua, masyarakat belum siap..". "Kalau ada yang protes..?" "Kita lakukan kekerasan ke dia.." "Kekerasan bagaimana..? Kan saya bisa terseret..?" "Kita lakukan kekerasan pakai 'uang'. Siapa yang gak mau uang.." ### Pak Lurah inkamben sudah nekad. Perangkat kelurahan anak buahnya "terikat". (Oleh uang "nya" juga..)
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
      HARUS MENANG.. "Pokoknya, arahan saya, tahun ini saya harus tetap menang.." "Kalau tidak..?" "Tetap harus menang.." "Kalau hasil pilihan, E Voting maupun Manual Voting atau M Voting, Bapak kalah bagaimana.." "Tetap harus menang.." "Caranya bagaimana..?" "Pakai segala macam cara.. Pokoknya kalau cara halus gagal, kita harus pakai cara kekerasan.." "Kekerasan fisik.." "Kekerasan uang.. Siapa yang tak butuh uang. Kita lakukan kekerasan uang ke bawah, yaitu rakyat. Ke atas, perangkat bupati dan seterusnya. Ke samping, yaitu pejabat Polsek, Koramil dan seterusnya.." "Kalau gagal.." "Tidak boleh gagal.." ### Walah, bingung kan. Ngadepi orang "mabuk jabatan"..
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
      "Pak Agus kok gacor pagi ini..?" "Disuruh pak Lurah.." ### Gacor Politik. (Tingkat Kelurahan).
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
      "Mbang. Kamu harus mau jadi WALURAH mendampingi saya..?" "Jangan pak.. Saya tidak mampu.." "Harus. Kamu populer di RW 5. Saya hanya kalah populer di RW 5.. Kamu nanti andalannya.." "Saya gak mampu pak.." "Gak penting. Semua tugas Lurah, nanti saya yang ambil alih. Tugasmu hanya senyum-senyum.." "Lho..". "Lha kok lho. Lha iyalah. Wakil itu tidak boleh berpendapat. Tugasmu hanya mewakili saya. Dalam berpendapat, maupun cari pendapatan.." ### Bener-bener. Wakil iku cuma awak karo sikil. Gundule yo gundule Lurah. Sing asli..
    • Azza Lutfi
      Azza Lutfi
      Selamat, anda menempati tahta emp4t, tersenyumlah dan nikmati hari dgn bahagia...
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
      2. 04.01. Met Tahajjud.
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
    Alhamdulillah
    • Ulik Kopi
      Ulik Kopi
      Alhamdulillah
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
    Assalamu'alaikum
    • Riyono ,SKP
      Riyono ,SKP
      Wa'alaykumsalam. Wes tak reply Iki ,Cak. Genti bales ta.Pantun apa Embun. Slametan oleh Pertamax. Btw,anyway Disway,Mbah Mars beberapa hari ini embun nya tidak keluar Apa masih susah log in seperti BAS Mbediun?

Berita Terkait

Isa Bajaj Tempuh Jalur Hukum, Gak Terima Anaknya Jadi Korban Kekerasan, 'Pelakunya Harus Ditemukan!'

Seleb

6 bulan

Tepis Isu Kelangkaan, Kepala Daerah hingga Masyarakat di Jatim Pastikan Stok Gas LPG 3 Kg Aman Saat Lebaran

Berita Daerah

6 bulan

Partai Ummat Desak KPU Hentikan Sirekap, Ungkap Alasannya

News

8 bulan

Cholid Wolbachia

Catatan Harian Dahlan

11 bulan

Kebakaran Hutan Lindung di Gunung Lawu Meluas Hingga 150 Hektare

Berita Daerah

1 tahun

11 Fakta Menarik dalam Kasus PO Sudiro Tungga Jaya dan PO Agam Tungga Jaya yang Menimbun Solar Subsidi

News

1 tahun

Desa e-Voting

Catatan Harian Dahlan

1 tahun

Kasus TPPO Berhasil Diungkap oleh Polres Magetan, Tersangka Seorang Ibu Diamankan

Berita Daerah

1 tahun

Mendes PDTT Perjuangkan Masa Jabatan Kades 9 Tahun, 'Justru Untungkan Masyarakat Desa'

Nasional

1 tahun

Cara Dirbinmas Polda Banten Pastikan Pilkades di Lebak Aman

Berita Daerah

1 tahun