Kolaborasi BKKBN dan TNI AL, Gelar Praktik Baik Ketahanan Pangan Potensi Maritim Untuk Percepatan Penurunan Stunting
Penyuluh KB Utama BKKBN Dr. Ir. Dwi Listyawardani, M.Sc,Dip.Com (baju putih) didampingi Kepala Staf Komando Armada RI Laksamana Muda TNI Didong Rio Duto Purwoko Kuntjoro (kanan)-dok BKKBN-
Tema kegiatan ini adalah “Melalui Kegiatan Potensi Maritim Koarmada RI Kita Wujudkan Masyarakat yang Sehat, Cerdas, dan Sejahtera”
Peran Keluarga
Sementara itu di tempat yang sama, Penyuluh KB Utama BKKBN Dr. Ir. Dwi Listyawardani, M.Sc,Dip.Com yang hadir dalam acara tersebut mengatakan kerjasama BKKBN dan TNI AL sangat kuat dan telah lama dijalin hingga kini.
Menurut Dwi Listyawardani yang akrab dipanggil Dani itu, BKKBN diamanahkan oleh Presiden RI Ir. H. Joko Widodo menjadi Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting.
Dani mengatakan bahwa penunjukkan BKKBN sebagai ketua pelaksana bukan tanpa alasan melainkan karena intervensi-intervensi yang dilakukan untuk menurunkan angka stunting harus dimulai dari keluarga.
Penyuluh KB Utama BKKBN Dr. Ir. Dwi Listyawardani, M.Sc,Dip.Com saat hadir di acara Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat)-dok BKKBN-
“Kenapa BKKBN? Karena betul bahwa intervensi kita harus melalui unit keluarga. Tidak bisa hanya unit-unit individu misalnya hanya balitanya saja, hanya ibu hamilnya saja, tapi juga harus melalui keluarga,” ungkap Dani.
“Bagaimana kita membangun keluarga dari awal. Mengajak anak-anak remaja kita untuk mempersiapkan dirinya manakala dia akan memasuki kehidupan berkeluarga nanti,” tambahnya.
“Saya sangat senang ini ada anak genre yang kita didik dari awal kita berikan pengetahuan tentang apa itu keluarga, apa yang harus dilakukan oleh sebuah keluarga agar jangan akhir dari keluarga itu insan-insan yang sehat, cerdas, kuat,” terangnya.
Selain itu, Dani juga mengungkapkan, karena di dalamnya kita mengemban 8 fungsi keluarga bukan hanya sekedar fungsi ekonomi, reproduksi tetapi juga fungsi yang lain.
Intervensi yang dilakukan katanya adalah intervensi spesifik yaitu yang langsung berkaitn dengan peningkatan derajat kesehatan maupun gizi dan intervensi sensitif yang tidak secara langsung seperti kondisi lingkungan, penyediaan sumber air bersih dan sebagainya.
Pada acara ini berfokus kepada intervensi spesifik dengan adanya praktik baik DAHSAT. Program ini juga kata Dwi sudah ada di Kampung KB yang tersebar di hampir 34 Provinsi di seluruh Indonesia. Kegiatan-kegiatan dalam Kampung KB merupakan kegiatan yang holistik integratif.
“Alhamdulillah di sini sudah ada PAUD yang mungkin terintegrasi juga dengan posyandu dan bina keluarga balita. Posyandu tentunya salah satu kegiatannya adalah memonitor tumbuh kembang berat badan panjang badan yang menunjukkan bahwa anak itu kurang gizi atau bermasalah,” lanjut Dani.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: