Gerindra Pasrah Saja ke Bawaslu Soal Ganjar Pranowo Jadi Model Azan Magrib

Gerindra Pasrah Saja ke Bawaslu Soal Ganjar Pranowo Jadi Model Azan Magrib

Ganjar muncul dalam tayangan azan stasiun televisi swasta-Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Kemunculan Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo menjadi model dalam tayangan adzan mahrib di televisi tengah polemik.

Adanya polemik tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman memilih pasrahkan saja permasalahan itu kepada pihak terkait yakni Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI.

“Ya kita serahkan ke Bawaslu. Ya kan katanya Bawaslu sudah memproses perkara ini. Silakan Bawaslu menilai,” kata Habiburokhman di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta Selatan.

BACA JUGA:Heboh Ganjar Pranowo Muncul di Video Azan Maghrib, Bawaslu: Kita Kaji Dulu Termasuk Politik Identitas Atau Tidak

Dijelaskan anggota DPR RI ini, partainya akan menunggu sikap Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai pihak yang berwenang melakukan pengawasan penyiaran.

“Dalam konteks penyiaran, ada KPI, dalam konteks kepemiluan ada Bawaslu. Silakan mereka melakukan kerjanya. Kita tunggu,” kata Habiburokhman.

Di tengah polemik tayangan adzan magrib yang terlihat sosok Ganjar Pranowo sedang wudhu, turut disoroti Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) M Cholil Nafis.

Melalui akun X Pribadinya, ia bergurau mengenai bagian lengan kemeja yang dikenakan Ganjar tak digulung saat wudhu.

"Ya, cuma lengan bajunya kok tak digulung, itu bisa basah," seloroh Cholil melalui akun @cholilnafis pada Senin, 11 September 2023.

Meski demikian, ia menyadari apa yang dilakukan oleh Ganjar Pranowo merupakan hanya iklan.

BACA JUGA:Wulan Guritno Diperiksa Terkait Dugaan Promosi Judi Online Kamis 14 September

"Hehe... becanda aja. Yang namanya iklan pasti beda dengan aslinya," tuturnya.

Lebih lanjut, Cholil mengatakan munculnya Ganjar Pranowo dalam tayangan azan merupakan identitas politik yang tidak dilarang. 

"Identitas politik itu niscaya, seperti saat adzan berwudhu’ siap2 shalat meskipun dlm iklan TV. Yg tdk boleh itu mengatasnamakan agamanya lalu melarang orang lain menunjukan kesalehan beragamanya. Itu bedanya identitas politik keniscayaan sdgkan politik identitas dilarang,” tulisnya melalui akun X @cholilnafis.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads