KIAT Bogasari 2023, Siap Bawa Ratusan UKM Naik Kelas dengan Kekuatan Merek
KIAT Bogasari 2023, Siap Bawa Ratusan UKM Naik Kelas dengan Kekuatan Merek-dok Bogasari-
Ada belasan UKM yang mengajukan pertanyaan seputar kiat-kiat sukses membuka dan mengembangkan usaha, mulai dari produk, harga jual, kemasan, dan terutama lagi pentingnya merek serta logo dalam meningkatkan usaha.
Lia Sidik PhD pakar di bidang komunikasi desain visual yang meraih S-3 dari Limkokwing University of Creative Technology, Malaysia menegaskan bahwa keberhasilan bisnis dari perusahaan besar tidak lepas dari kekuatan merek dan logo.
Bahkan logo dan merek dari suatu produk dan perusahaan memiliki harga yang sangat mahal. Jadi sebaiknya UKM segera mendaftarkan logo dan merek dari usahanya sebelum keberhasilan dari usahanya diambil oleh perusahaan atau orang lain.
Praktisi di bidang komunikasi industri kreatif ini berbagi tips kepada ratusan UKM peserta KIAT 2023 Bogasari yakni cara membuat suatu merek dan logo adalah sederhana, namun mempunyai tampilan yang unik, mudah diingat, aplikasi menarik perhatian dan berkesan, serba guna sehingga bisa diaplikasikan ke banyak hal, serta cocok untuk target pasar.
BACA JUGA:Mantap! Usaha Teaching Factory Cullinary SMK Pusat Keunggulan Bogasari Cetak Omset Rp 300 Juta
“Jangan lupa, merek yang kuat adalah mereka yang berkomunikasi janji mereka dari pengalaman unik dengan cara yang jelas dan menarik. Merek harus melekat pada kehidupan konsumen dengan skema yang sederhana salah satunya ialah penggunaan warna yang unik dan konsisten,” saran Lia Sidik asal Surabaya ini.
Menurutnya, kesalahan yang sering terjadi pada UKM ketika menyusun sebuah logo untuk usahanya adalah terlalu menuruti ego pribadinya dan tidak memperdulikan keinginan pasar.
“Dalam penentuan warna, UKM juga harus berhati-hati dan bijak, karena menyangkut kesan atau impresi yang akan dirasakan konsumen saat melihat kemasan produk kita,” tutur ulas pakar yang juga pengajar di berbagai universitas seperti Universitas Kristen Petra, ITS, UGM, Universitas Ciputra, dan UNAIR.
“Misal saja kita ketika melihat produk tepung terigu berwarna biru, maka akan langsung terbesit merek segitiga biru,” tambahnya.
BACA JUGA:Bogasari Membagikan 1.500 Paket Sembako dan Santunan ke Warga dan Anak Yatim di Jakarta Utara
Lia juga menambahkan, jika usaha para UKM ingin usahanya berlanjut pada generasi selanjutnya, maka harus mulai sudah muncul rasa kepedulian terhadap 3P, yakni people (manusia), planet (bumi), dan profit (keuntungan).
“Bisnis tidak melulu bicara keuntungan, tapi bagaimana menjaga keberlanjutan dengan peduli terhadap bumi atau lingkungan dan manusia. Termasuk saat memikirkan tentang kemasan, ada 3 poin yang harus menjadi perhatian, yakni material kemasan, kuantitas dan info pendauran ulang kemasan yang digunakan,” sarannya.
Sementara itu, pembicara dari UKM Jodi, pemilik J&C Cookies Bandung membagikan pengalaman seputar perubahan merek yang dialaminya sekitar tahun 2000-an.
Sebelumnya, usaha yang berdiri tahun 1996 ini bernama Joyci Cookies. Berubah karena nama tersebut sudah dimiliki oleh pengusaha lain di daerah Jawa Timur.
“Awalnya ibu memberi nama usaha ini Joyci, tapi karena pas daftar sudah ada yang memilikinya, mau nggak mau harus di ubah. Jadilah J&C Cookies, yang masih memiliki makna yang sama. J&C adalah singkatan nama saya dan nama adiknya,” ungkap Jodi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: