Karim Benzema Tuntut Politisi Prancis Lantaran Menuduhnya Memiliki Hubungan Dengan Teroris

Karim Benzema Tuntut Politisi Prancis Lantaran Menuduhnya Memiliki Hubungan Dengan Teroris

Karim Benzema tuntut Politisi Prancis atas tuduhan dirinya memiliki hubungan dengan teroris -karimbenzema/Instagram-

Sementara itu seorang anggota parlemen di Prancis ingin mantan bintang Real Madrid Karim Benzema dicabut penghargaan Ballon d'Or 2022 dan kewarganegaraan Prancisnya karena dugaan hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin.

BACA JUGA:Cristiano Ronaldo Tanggapi Isu Lionel Messi dan Karim Benzema Gabung di Liga Saudi

BACA JUGA:The Best FIFA 2022: Messi Ungguli Kylian Mbappe dan Karim Benzema

Kelompok Ikhwanul Muslimin dianggap Prancis sebagai organisasi teroris

Valerie Boyer, Senator Bouches-du-Rhone, mengatakan dalam siaran pers bahwa dia meminta pencabutan kewarganegaraan Karim Benzema jika klaim Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin diverifikasi.

Valerie Boyer menambahkan, sanksi yang awalnya bersifat simbolis adalah pencabutan Ballon d’Or yang diraihnya. 

Terakhir, kata Valerie Boyer harus meminta pencabutan kewarganegaraannya.

“ Kami tidak dapat menerima bahwa orang berkewarganegaraan ganda Perancis, yang dikenal secara internasional, dapat mencemarkan dan bahkan mengkhianati negara kami dengan cara seperti ini,” kata Boyer.

BACA JUGA:3 Duel Sengit Pemain Real Madrid dan Barcelona di Elcalsico Final Piala Super, Ada Karim Benzema vs Ronald Araujo

BACA JUGA:Sembuh Lebih Cepat, Karim Benzema Berpeluang Bela Prancis di Piala Dunia 2022?

Mantan penyerang Prancis Benzema berumur 35 lahir di Lyon tetapi dia keturunan Aljazair dan memiliki kewarganegaraan ganda. 

Dia bermain untuk Olympique Lyon sebelum pindah ke Real Madrid pada tahun 2009.

Diketahui Karim Benzema baru-baru ini dipindahkan ke klub Arab Al-Ittihad setelah karir yang panjang di Real Madrid.

Peraih Ballon d’Or  2022 menyatakan dukungannya untuk Palestina dalam konflik mereka dengan Israel. 

Di tengah dukungan ini, penyerang bintang tersebut telah menerima kritik dari berbagai pihak, namun Perancislah yang mendapat tuduhan serius darinya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: