Urgensi Ukhuwah Islamiah dan Wathaniyah, Dulu dan Sekarang

Urgensi Ukhuwah Islamiah dan Wathaniyah, Dulu dan Sekarang

Ustadz Bakhtiar Nasir dan KH Imam Jazuli LcMA di Cirebon. Foto kanan, Habib Rizieq Shihab dan Muhaimin Iskandar. -Dokumentasi Harian Disway-

UKHUWAH Islamiah dan Ukhuwah Wathaniah adalah esensi ajaran Islam dibidang sosial, yang diprogramkan oleh Rasulullah SAW. Saat itu Yastrib atau Madinah terdiri dari dua kelompok besar, yaitu Bani Aus dan Bani Khazraz. Bani Aus kebanyakan kelas ekonomi bawah sementara bani Khazraz kelas menengah atas. Meskipun dari bangsa yang sama, yaitu Arab, kedua kelompok tersebut sering terlibat dalam pertikaian dan peperangan untuk berebut kekuasaan di Madinah

Kemudian ketika Rasullah datang, dari dua kelompok besar itu juga berbeda sikap saat kedatangan pendatang dari Mekkah (muhajirin). Ada pro dan kontra, selanjutnya di Madinah terbelah menjadi dua kelompok besar lagi antara kaum anshor dan muhajirin ditengah kelompok bani Aus dan Khazraz.

Maka langkah dakwah pertama Rasulullah adalah mempersaudarakan mereka yaitu Bani Aus dan Khazraz, juga dua kelompok kaum muslimin, yakni Muhajirin dan Anshar. Rasulullah SAW menganjurkan untuk kedua kaum tersebut untuk saling memupuk persaudaraan seagama dan melarang adanya sentimen kesukuan dan aliran demi memperkuat barisan umat Islam dengan ukhuwah wathoniyah. Kelak dari ukhuwah Islamiah yang telah bersatu inilah ketika Madinah berkali-kali diserang kaum kafir-quraish yang bersekongkol dengan Yahudi, bisa menang.

BACA JUGA:Ngaji Ukhuwah dari Hadratussyekh Hasyim Asy'ari

BACA JUGA:Hari Santri Nasional dan Capres-Cawapres Santri di Pemilu 2024

Dasar terbentuknya Kota Madinah hanya satu, yang oleh para sejarawan maupun para penulis biografi Rasulullah Saw disebut dengan istilah al-ikha' (اَلْإِخَاء). Persaudaraan atau mempersaudarakan.

Orang-orang Muhajirin yang tidak punya tempat tinggal, kehilangan pekerjaan, dan terputus dari keluarganya di Makkah, kini mereka mendapatkan kembali apa yang hilang itu di Yatsrib. 

Setibanya di Yatsrib, Muhajirin kembali memiliki saudara, memiliki keluarga baru, juga tempat tinggal dan mata pencaharian baru. Mereka yang menyambut kedatangan Muhajirin disebut kaum Anshar.

Para ulama memformulasikan satu teori berbasis ajaran Rasulullah Saw dan para sahabat tersebut dengan istilah Ukhuwah Islamiah. Persaudaraan yang dibangun di atas nilai keislaman. Bersaudara karena sama-sama beragama Islam.

Namun, kota Yatsrib tidak saja berpenduduk muslim melainkan juga ada kaum Yahudi dan Nasrani. Rasulullah Saw memiliki program lintas iman, yaitu mempersaudarakan umat muslim dengan non-muslim atas dasar kebangsaan.

Muncullah sejak itu yang disebut Piagam Madinah, sebuah konstitusi paling awal bagi negara modern. Umat muslim dan non-muslim terikat oleh kesepakatan bersama untuk bahu-membahu membela dan mempertahankan negara dan tanah air mereka.

Sejak itulah dikenal secara teoritis istilah Ukhuwah Wathaniah atau Persaudaraan Kebangsaan, yang didasarkan pada kepentingan bersama, membela bangsa dan tanah air, dengan tetap menghormati keragaman keyakinan dan identitas masing-masing (Muslim, Yahudi, Nasrani).

Masyumi, Model Ukhuwah Era Awal Kemerdekaan

Jauh sebelum Piagam Madinah (sebagai simbol Ukhuwah Wathaniah) dideklarasikan di Yatsrib, terlebih dahulu Rasulullah sudah mendeklarasikan Ukhuwah Islamiah di Makkah. Para sejarawan mencatat, sejak sebelum hijrah, Rasulullah telah mempersaudarakan sesama umat muslim Makkah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: