PBB Konfirmasi Kematian Lebih dari 9.900 Warga Sipil di Ukraina, Zelensky : Jangan Mengharapkan Kesuksesan Instan
Volodymyr Zelensky : Pasukan Moskow bersiap menghadapi gelombang serangan baru -zelensky_official/Instagram-
JAKARTA, DISWAY.ID- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Selasa 31 Oktober memperingatkan agar tidak mengharapkan kesuksesan cepat dalam serangan balasan negaranya dalam merebut kembali tanah yang dikuasai Rusia.
Volodymyr Zelensky menambahkan bahwa pasukan Moskow bersiap menghadapi gelombang serangan baru di berbagai bagian garis depan.
Pernyataan itu muncul ketika Zelensky berusaha mengerahkan pasukannya di tengah serangan yang melelahkan selama berbulan-bulan di Kyiv, Ukraina.
BACA JUGA:Luncurkan Rudal Jarak 2000 KM ke Israel, Militan Syiah Houthi Deklarasi Perang Dukung Palestina
BACA JUGA:Mesir Buka Perbatasan Rafah, Warga Gaza Diperbolehkan Jalani Perawatan
Sementara itu badan PBB yakni hak asasi manusia PBB (OCHA) mengatakan telah secara resmi memverifikasi kematian 9.900 warga sipil di Ukraina setelah serangan Rusia terhadap rumah, sekolah, ladang dan pasar.
Sejak awal invasi Rusia pada Februari 2022, dan menambahkan bahwa jumlah sebenarnya sudah pasti lebih tinggi.
OCHA menyampaikan pidato kepada Dewan Keamanan PBB (DK PBB) mengenai situasi kemanusiaan di Ukraina, bahwa sejak awal invasi Rusia pada Februari 2022, jumlah warga spil yang tewas sebenarnya sudah pasti lebih tinggi.
Volodymyr Zelensky : Jangan Mengharapkan Kesuksesan Instan
“ Hidup di dunia yang terlalu cepat terbiasa dengan kesuksesan. Ketika invasi besar-besaran dimulai, banyak orang di seluruh dunia tidak percaya bahwa Ukraina akan bertahan,” kata presiden Ukraina dalam pidato pasda Selasa 31 Oktober 2023.
Volodymyr Zelensky menambahkan, kemuliaan bagi mereka yang tidak mundur, yang tidak kehabisan tenaga, yang percaya pada Ukraina seperti yang mereka lakukan pada 24 Februari, dan yang telah berjuang tanpa henti.
Serangan Ukraina dimulai pada bulan Juni dan sejak itu Kyiv belum melaporkan banyak keberhasilan di garis depannya yang luas di timur dan selatan, sehingga memicu kritik dan ketidaksabaran di antara beberapa sekutu negara tersebut di Barat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: