Kelompok G7 Belum Mau Serukan Gencatan Senjata di Palestina, Tak Peduli Ribuan Sipil Tewas di Gaza

Kelompok G7 Belum Mau Serukan Gencatan Senjata di Palestina, Tak Peduli Ribuan Sipil Tewas di Gaza

Para anggota kelompok G7 di antaranya Amerika Serikat, Italia, Inggris, Prancis, Jepang, Kanada, dan Jerman dalam pertemuan beberapa waktu lalu mengatakan bahwa G7 menahan diri untuk menyerukan gencatan senjata di Gaza.-tangkapan layar X@freepalestine-

Meskipun demikian, Amerika sendiri tetap akan mengirimkan bantuan miliaran dolar setiap tahunnya. 

Untuk mendukung serangan militer Israel, Biden telah meminta Kongres untuk menyetujui paket bantuan militer senilai 14,3 miliar dolar Amerika ke Israel.

BACA JUGA:Ganggu Pelebaran Jalan, Tiang dan Kabel Fiber Optik di Tangsel Direlokasi

BACA JUGA:Masuki Masa Purna Tugas di KTB, Duljatmono Digantikan Aji Jaya

Akan tatapi John Kirby selaku juru bicara keamanan nasional Gedung Putih mengatakan bahwa Presiden AS Joe Biden tidak mendukung pendudukan kembali militer Israel di Jalur Gaza setelah perang Israel-Hamas berakhir.

Komentar tersebut diungkapkan setelah sehari Benjamin Netanyahu yang merupakan Perdana Menteri Israel menyatakan bahwa Israel akan mengambil kendali keamanan di Gaza setelah perang.

“Israel akan bertanggung jawab atas keamanan untuk jangka waktu yang tidak terbatas,” katanya.

“Ketika kita tidak mempunyai tanggung jawab keamanan, yang kita alami adalah meletusnya teror Hamas dalam skala yang tidak dapat kita bayangkan,” katanya.

BACA JUGA:Bareskrim Periksa Panji Gumilang Terkait Kasus TPPU di Indramayu Hari Ini

BACA JUGA:5 Negara Pemasok Senjata Israel, Angkanya Bisa Bangun Ratusan Juta Rumah Warga

Pernyataan tersbeut mendapatkan tanggapan dari Abdel Latif al-Qanou yang merupakan salah satu juru bicara Hamas.

Abdel dengan tegas menolak usulan untuk mendepak Hamas dan membiarkan Israel serta Amerika mengatur pemerintahan mereka.

“Apa yang dikatakan Kirby tentang masa depan Gaza setelah Hamas adalah sebuah fantasi,” katanya.

“Rakyat kami bersimbiosis dengan kelompok perlawanan, dan hanya mereka yang akan menentukan masa depan mereka,” tegas Abdel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: