Kekayaan Prajogo Pangestu Melebihi Bos Facebook Mark Zuckenberg, Geser Low Tuck Kwong dan Bos Djarum Duo Hartono

Ia terjun ke bisnis perkayuan pada tahun 1969 melalui Burhan Uray, pemilik PT Djajanti Group.

Pada tahun 1976, Pangestu diangkat menjadi general manager pabrik PT Plywood Nusantara di Jawa Timur.

Sekitar satu tahun kemudian, dia keluar untuk memulai bisnisnya sendiri.

BACA JUGA:Beragam Kemudahan, mobil88 Hadirkan Pengalaman Beli Mobil Bekas yang Menyenangkan

BACA JUGA:Travel Fair Perdana PermataBank X Japan Airlines, Tawarkan Banyak Promo Traveling yang Menggiurkan!

Ia membeli CV Pacific Lumber Company dan mengganti namanya menjadi PT Barito Pacific Lumber Company.

Prajogo kemudian melakukan diversifikasi ke bidang lain, seperti pulp, kertas, dan perhotelan.

Pada tahun 1993, perusahaan ini go public di Indonesia dan berganti nama menjadi PT Barito Pacific.

Perusahaan kemudian mengalihkan bisnis intinya ke pembangkit listrik dan produksi petrokimia. 

Pada tahun 2018, perusahaan ini mengakuisisi saham mayoritas perusahaan panas bumi terbesar ketiga di dunia, Star Energy.

PT Barito Pacific mengendalikan PT Chandra Asri Petrochemical, perusahaan petrokimia terbesar di Indonesia.

Tonggak sejarah

• 1979 Perusahaan ini didirikan
• 1993 Pangestu menjadi komisaris utama PT Barito Pacific
• 2007 Perusahaan berganti nama menjadi PT Barito Pacific
• 2007 Mengakuisisi kepemilikan mayoritas di Chandra Asri Petrochemical
• 2018 Mengambil bagian besar di perusahaan panas bumi Star Enery

 

 

 

Sumber: