Zionisme, dari Korban ke Pelaku Genosida
KH Imam Jazuli Lc--
MENGAPA Negara Israel begitu brutal, membabi buta dalam menyerang Gaza, bahkan warga sipil dan fasilitas umum jadi korban? Siapa sesungguhnya para pendukung Zionisme?
Perlu diketahui, tidak semua orang Yahudi mendukung Negara Israel. Juga tidak semua orang Yahudi menganut ideologi Zionisme. Sebagian orang Yahudi Anti-Israel juga anti-Zionisme.
Zionisme itu sendiri adalah ideologi politik dan proksi. Lahir di tengah pengalaman orang-orang Yahudi yang dibenci oleh seluruh warga Eropa pada abad 18.
Pasalnya, kehadiran orang-orang Yahudi di Eropa dianggap parasit. Bagai api dalam sekam, seperti duri dalam daging.
Sejarah awal Zionisme bisa dirujuk sejak tahun 1772 sampai 1815. Saat itu, wilayah orang-orang Yahudi yang berasal dari Polandia-Lithuania dan Turki Utsmani jatuh ke tangan Kekaisaran Rusia.
BACA JUGA:Restrukturisasi Proses Indoktrinasi Warga Nahdliyyin
BACA JUGA:Dari Mbah Hasyim untuk Palestina dan Indonesia
Semula, Rusia mengizinkan komunitas Yahudi tinggal secara permanen di wilayah Timur negara mereka. Namun, mereka dilarang melakukan migrasi ke wilayah lain Rusia di Eropa, termasuk Finlandia (Stephen M. Wylen, 2000: 392).
Dan jika ada orang Yahudi yang ingin bermigrasi ke Eropa, mereka harus melakukan konversi ke agama Kristen, dan mendapatkan status baru sebagai pedagang. Ini hanya berlaku untuk wilayah Eropa.
Tetapi, jika orang Yahudi ingin pindah ke wilayah Kaukasus, Siberia, Asia Timur dan Asia Tengah, maka Kekaisaran Rusia tidak melarangnya sama sekali.
Mengapa Bangsa Eropa Rusia enggan menerima kehadiran orang Yahudi?
John Doyle Klier (2011:3) pernah menjelaskan, orang-orang Yahudi yang diberi tempat tinggal permanen di wilayah Timur Rusia tidak mau berbaur dengan orang-orang pribumi Rusia.
Sebaliknya, mereka memegang teguh "fanatisme keagamaan" dan "eksploitasi ekonomi". Orang Yahudi merasa sebagai bangsa pilihan Tuhan, dan karenanya merasa superior terhadap orang non-Yahudi.
Di lembaga-lembaga pendidikan, orang-orang Yahudi mengajarkan tentang penafsiran-penafsiran Talmud yang anti-Kristen. Padahal, Eropa dan Rusia mayoritas beragama Kristen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: