4 Tewas Akibat Serangan Bom di Filipina

4 Tewas Akibat Serangan Bom di Filipina

4 tewas dalam sebuah serangan bom pada Minggu pagi di Universitas Negeri Mindanao, Filipina. -Tangkapan layar video X@Never_Again_UK_-

Pihak Universitas Negeri Mindanao mengatakan pihaknya sangat sedih dan terkejut dan telah menangguhkan perkuliahan sampai pemberitahuan lebih lanjut.

“Kami dengan tegas mengutuk tindakan tidak masuk akal dan mengerikan ini dan menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada para korban dan keluarga mereka,” uangkapnya.

“Kami berkomitmen untuk memberikan dukungan dan bantuan kepada mereka yang terkena dampak tragedi ini,” tambahnya seperti dilansir dari Aljazeera.

BACA JUGA:Alissa Wahid Ungkap Pernah Minta Jokowi Tolak Pelemahan KPK: Hasilnya UU KPK Tetap Direvisi dan Berada di Bawah Presiden

BACA JUGA:Netizen Turki Gabung Dengan JulidFiSabilillah, Serangan ke Israel Makin Massiv

Seorang saksi yang tinggal di asrama dekat gimnasium mengatakan bahwa dia mendengar ledakan keras yang mirip dengan ledakan trafo listrik. 

Selain itu dirinya juga melihat beberapa petugas polisi dan ambulans dikerahkan di area kejadian di dalam gedung olahraga dan kampus utama universitas.

Polisi mengatakan mereka sedang menyelidiki ledakan tersebut, termasuk kemungkinan ledakan tersebut dilakukan oleh pejuang pro-ISIS.

Mindanao selama beberapa dekade dilanda kekerasan di tengah pemberontakan kelompok separatis bersenjata.

BACA JUGA:Evakuasi Penumpang Kapal Tenggelam di Perairan Pangkep Selesai, Basarnas: 10 Penumpang Selamat dan 5 Meninggal

BACA JUGA:Anak Krakatau Erupsi 3 Kali Dalam 24 Jam, Kolom Abu Bergerak ke Barat

Pada hari Sabtu, militer Filipina mengumumkan bahwa mereka telah membunuh 11 pejuang dalam operasi sekitar 200 km dari Marawi.

Pada tahun 2017, Marawi adalah lokasi pengepungan lima bulan yang terinspirasi oleh ISIS yang menewaskan lebih dari 1.000 orang.

Setelah konflik selama beberapa dekade, Manila menandatangani perjanjian damai dengan Front Pembebasan Islam Moro, kelompok separatis terbesar, pada tahun 2014.

Akan tetapi kelompok separatis yang lebih kecil terus melakukan serangan di wilayah yang bergolak tersebut.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads