Level Siaga, Gunung Anak Krakatau Kembali Lontarkan Abu Vulkanik, Terasa Sampai Lampung
Gunung Anak Krakatau.--
JAKARTA, DISWAY.ID-- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa Gunung Anak Krakatau kembali mengalami erupsi pada pukul 07.35 WIB, pukul 08.26 WIB, dan pukul 10.24 WIB, pada Sabtu 16 Desember 2023.
Selama erupsi, gunung api itu melontarkan abu vulkanik setinggi 500 meter sampai 1.000 meter di atas puncak gunung.
BACA JUGA:Waspada, Gunung Anak Krakatau Semburkan Abu Vulkanik Ratusan Meter
Gunung Anak Krakatau menurut informasi yang disiarkan oleh PVMBG, juga beberapa kali mengalami erupsi sejak tanggal 12- 15 Desember 2023.
Menurut keterangan resmi PVMBG, Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda di wilayah Kabupaten Lampung Selatan statusnya berada di Level III atau Siaga.
PVMBG mengimbai warga, pengunjung, wisatawan, dan pendaki tidak diperbolehkan mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas di area dalam radius 5 km dari kawah aktifnya.
BACA JUGA:The Royale Krakatau Hotel Siapkan Paket Malam Tahun Baru Plus Live Musik
Abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau dalam beberapa hari terakhir mengganggu aktivitas warga di bagian wilayah Desa Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
"Sekarang ini warga mau beraktivitas ke luar rumah sudah tidak bisa leluasa lagi. Kita keluar enggak bisa naik motor. Kalau tidak pakai kaca mata, abunya masuk ke mata," kata Kepala Dusun Regan Lada di Desa Pulau Sebesi, Lampung Selatan, Riko.
Menurut Riko, warga kampung sudah hampir lima hari merasakan dampak abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau.
BACA JUGA:Gunung Anak Krakatau Erupsi, Masyarakat Diimbau Waspada
"Warga sih ingin ada bantuan masker, dan kalau ada kaca mata, karena kita di sini tidak bisa beraktivitas akibat hujan abu vulkanik itu," katanya.
Sedangkan seorang warga Desa Pulau Sebesi, Angga Irawan, mengkhawatirkan dampak buruk hujan abu dari Gunung Anak Krakatau terhadap kesehatan.
"Bagaimana tidak, kita ke luar rumah saja yang kita hirup udara itu sudah tidak sehat lagi, udaranya sudah bercampur debu, abu vulkanik, dan sangat mengganggu jarak pandang," kata Angga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: