Turunkan Angka Stunting Hingga 14% dengan Penuhi Gizi Keluarga Berisiko
Stunting-Para pakar membahas cara percepatan menurunkan angka stunting-Klub Edukasi Cempaka
JAKARTA, DISWAY.ID - Indonesia menargetkan angka balita stunting atau tumbuh pendek turun hingga 14% di tahun 2024.
Untuk mencapai hal itu, penting untuk menyasar dan mendeteksi dini keluarga berisiko atau Keluarga Risiko Stunting (KRS).
Penyuluh Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Siti Fatonah mengatakan angka stunting tahun 2019 turun dari tahun 2018 sebanyak 3,1% menjadi 27,7%.
Kemudian ada Covid-19, membuat Indonesia tak punya data di tahun 2020.
“Hingga pada 2021 yaitu 24,3% kemudian pada 2024 nanti kita menargetkan stunting turun hingga 14%. Bahkan pada 2025 juta turun kembali,” katanya dalam dalam bincang edukasi bertema yang diselenggarakan oleh Klub Edukasi Cempaka, Universitas Yarsi dan Indofood secara hybrid di Kampus Yarsi Jakarta Pusat, Rabu 17 Januari 2024.
Maka salah satu strategi yang dilakukan, kata dia, adalah dengan percepatan dan mengalihkan melalui konvergensi tingkat keluarga.
Keluarga yang disasar, lanjutnya, adalah KRS yaitu Keluarga Berisiko Stunting.
“By name by address. Kami punya data siapa siapa saja keluarga yang berisiko, keluarga yang anggotanya punya risiko stunting. Strateginya ada 5 yaitu pastikan teridentifikasi, pastikan mereka terdaftar, pastikan menerima, pastikan patuh, dan pastikan tercatat dan terlapor,” ucapnya.
Indonesia saat ini sedang mengejar target penurunan kasus stunting hingga 14 persen.
Saat ini Indonesia masuk dalam negara dengan kasus stunting tinggi mencapai 30,8 persen.
Penanganan stunting di Indonesia tidak bisa dilakukan sendirian, tapi harus bergotong royong sehingga hasilnya maksimal.
Selain pemerintah, sektor swasta juga ikut terlibat dalam menekan kasus stunting.
Stefanus Indrayana, Head Corporate Communication Division PT Indofood Sukses Makmur Tbk, menjelaskan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang ikut serta mengatasi mal nutrisi di dunia.
"Keterlibatan Indonesia di kancah internasional bersama negara-negara lain bergotong royong mengatasi mal nutrisi sejak 2012," terang indrayana.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: bkkbn