5 dari 10 Orang Indonesia Punya Perilaku Makan Emosional, Tunjukkan Risiko Stres

5 dari 10 Orang Indonesia Punya Perilaku Makan Emosional, Tunjukkan Risiko Stres

Perilaku Makan Orang Indonesia-Mindful vs Emotional Eating-HCC

JAKARTA, DISWAY.ID - Seseorang akan makan di saat lapar, bukan?

Atau akan makan di saat memang karena sekadar ingin dan emosional?

Hal ini dibedakan menjadi 2 kategori yaitu perilaku makan mindful vs emotional eating

Health Collaborative Center (HCC) mempublikasikan hasil survei kesehatan terbaru terkait perilaku makan orang Indonesia.

Survei bertajuk Mindful Eating Study yang dilakukan pada 1158  responden dari 20 provinsi seluruh Indonesia ini menghasilkan temuan penting bahwa 47% atau 5 dari 10 orang Indonesia memiliki perilaku emotional eater, atau perilaku makan emosional. 

“Makan emosional adalah ketika seseorang menggunakan makanan sebagai cara untuk mengatasi dan mengendalikan emosinya, bukan makan karena lapar untuk memenuhi kebutuhan gizi,” kata Pendiri dan Ketua Tim Peneliti HCC Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH, dalam konferensi pers di Jakarta. 

Dan data ini menunjukkan bahwa mayoritas atau sekitar 4 hingga 5 dari 10 orang Indonesia yang diwakili responden survei ini memiliki perilaku makan emosional, dan ini tanda awas yang serius.

Salah satunya menjadi tanda risiko stres. 

BACA JUGA:5 Rekomendasi Tempat Makan Durian Enak di Jakarta, Bikin Nagih!

Kesehatan Mental dan Tanda Stres

Menurutnya, hal itu karena perilaku makan emosional meningkatkan risiko stres dan mengganggu potensi asupan gizi seimbang, sehingga bisa mengakibatkan ketidakseimbangan nutritional intake dan gangguan kesehatan mental.

Menurut dr Ray yang merupakan Inisiator dari Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa itu, meskipun jumlah orang Indonesia yang memiliki perilaku makan yang baik atau mindful eating juga sama banyaknya, tetapi temuan lain dari survei ini adalah potensi risiko untuk orang yang memiliki perilaku makan emosional meningkatkan risiko mengalami stres sedang dan berat sebanyak 2,5 kali lipat. 

“Artinya perilaku makan emosional memberi dampak buruk yang beragam, mulai dari potensi gangguan kejiwaan, asupan gizi tidak memadai, turunya daya tahan tubuh dan kemudian kondisi ini memperparah perilaku makan emosional itu sendiri”, tegas dr Ray yang merupakan pengajar di Kedokteran Kerja dan Komunitas FKUI. 

BACA JUGA:Rekomendasi Makan Pizza Italia On The Street, Cukup Rp98 Ribuan!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: health collaborative center (hcc)