Tips Jitu Cegah Stunting Penting Dimulai sejak Kandungan dan Usia MPASI

Tips Jitu Cegah Stunting Penting Dimulai sejak Kandungan dan Usia MPASI

Apa itu stunting?-Cegah sekak kehamilan dan pemberian MPASI-Freepik

JAKARTA, DISWAY.ID - Apa itu stunting?
 
Nutrisi selama kehamilan dan Makanan Pendamping ASI (MPASI) menjadi penting untuk mencegah stunting.
 
Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.
 
Sehingga anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. 
 
Kekurangan gizi dalam waktu lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran).
 
Menurut Kementerian Kesehatan,
Stunting adalah kondisi ketika balita memiliki tinggi badan di bawah rata-rata. 
 
Hal ini diakibatkan asupan gizi yang diberikan, dalam waktu yang panjang, tidak sesuai dengan kebutuhan.
 
Stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.
 
 
Nutrisi Sejak Kehamilan
 
Pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil.
 
Ibu hamil harus mendapatkan makanan yang cukup gizi, suplementasi zat gizi (tablet zat besi atau Fe) dan terpantau kesehatannya.
 
Namun, kepatuhan ibu hamil untuk meminum tablet tambah darah hanya 33% menurut Kemenkes.
 
Padahal mereka harus minimal mengkonsumsi 90 tablet selama kehamilan.
 
 
ASI Eksklusif dan MPASI 
 
ASI eksklusif sampai umur 6 bulan dan setelah umur 6 bulan diberi makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya.
 
Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Lovely Daisy mengatakan salah satu fase penting untuk mencegah stunting pada balita adalah setelah masa kelahiran, terutama saat bayi berusia 6-11 bulan dan 12-23 bulan. 
 
Karena pada fase ini, terjadi lonjakan stunting hingga 1,6 kali lipat, yakni 13,7 persen saat anak berusia 6-11 bulan dan 22,4 persen saat anak berusia 12-23 bulan. 
 
“Kalau kita ingin menurunkan stunting, upaya pencegahan pada fase ini harus diperkuat," katanya dalam keterangan resmi.
 
Saat usia 6 bulan ini, saatnya bayi mendapatkan Makanan Pendamping ASI karena ASI saja sudah tidak cukup. 
 
"Jadi, MPASI ini untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi-bayi kita,” kata Lovely. 
 
Pentingnya Protein Hewani
 
Lovely pun menekankan, salah satu zat gizi yang harus ada dalam pemberian MPASI adalah protein hewani seperti daging, ikan, ayam, dan telur.
 
Hal ini karena pangan hewani mempunyai kandungan zat gizi yang lengkap, kaya protein, dan vitamin yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. 
 
“Protein hewani mengandung asam amino esensial lengkap yang dapat membantu untuk pertumbuhan,” ucapnya. 
 
Hal ini diperkuat dengan riset di 49 negara pada 130.432 anak berusia 6-23 bulan yang menunjukkan bahwa stunting pada balita disebabkan oleh rendahnya asupan makanan sumber protein hewani. 
 
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa konsumsi protein hewani yang beragam terbukti dapat menurunkan risiko terjadi stunting dibandingkan hanya konsumsi satu jenis makanan sumber protein hewani. 
 
Selain itu, riset di Jakarta Pusat, DKI Jakarta, mengenai pola konsumsi pada anak usia 25-30 bulan baik yang berstatus stunting maupun normal menemukan bahwa anak yang mengonsumsi makanan rendah energi dan protein memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami stunting. 
 
“Di sini, yang penting adalah konsumsi makanannya harus diperhatikan, mencukupi kebutuhan untuk mendukung pertumbuhannya,” tuturnya.
 
Untuk itu, ia berharap peringatan Hari Gizi Nasional ke-64 tahun 2024 yang mengusung tema “MPASI Kaya Protein Hewani” ini menjadi menjadi momentum penting untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pemberian MPASI kaya protein hewani untuk memastikan setiap anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta terhindar dari risiko stunting. 
 
 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber: kemenkes

Berita Terkait

Close Ads