Tersiksa saat Sakit Kepala Sebelah, Ternyata Ini Pemicu Utama Migrain

Tersiksa saat Sakit Kepala Sebelah, Ternyata Ini Pemicu Utama Migrain

Migrain-Gejala dan pemicu sakit kepala sebelah-Pixabay

Salah satu temuan utama penelitian ini adalah peserta yang merasakan kualitas tidur buruk di malam hari memiliki peluang 22% lebih tinggi terkena migrain keesokan paginya.

Para peneliti ingin mengetahui lebih banyak tentang cara memprediksi dan kemungkinan mencegah terjadinya serangan migrain melalui buku harian elektronik atau aplikasi ponsel.

Ada 477 orang yang membentuk kelompok peserta penelitian. Peserta termuda berusia 7 tahun, sedangkan peserta tertua berusia 84 tahun.

Total peserta laki-laki sebanyak 186 orang dan perempuan sebanyak 291 orang.

Peserta ditugaskan untuk melaporkan keadaan emosi mereka dalam buku harian elektronik mereka. Keadaan ini termasuk stres, suasana hati, kecemasan, dan energi.

Para peserta juga harus melaporkan persepsi durasi dan kualitas tidur mereka melalui aplikasi seluler.

Mereka memakai monitor actigraphy, yang memiliki tampilan mirip dengan jam tangan pintar dan mengukur aktivitas seperti gangguan tidur, waktu tidur, dan waktu bangun.

Menurut para peneliti, hal ini memungkinkan mereka untuk melihat waktu dan kualitas tidur sebenarnya dari para partisipan dibandingkan dengan persepsi partisipan tentang tidur mereka.

Informasi dicatat oleh peserta selama dua minggu.

Para peneliti kemudian melakukan analisis statistik setelahnya.

Hasilnya mengungkapkan adanya hubungan antara kualitas tidur dan perubahan energi, dengan peningkatan risiko serangan migrain.

Mereka yang merasa kualitas tidurnya buruk memiliki peluang 22% lebih tinggi terkena migrain keesokan paginya.

Namun hal ini tidak mempengaruhi kemungkinan sakit kepala pada sore atau malam hari.

Yang mengejutkan, para spesialis tidak menemukan hubungan apa pun antara gejala depresi atau kecemasan yang dialami seseorang dan kemungkinan serangan migrain.

Kathleen Merikangas, PhD, penulis studi dan peneliti di National Institutes of Health, juga mencatat bahwa penelitian ini menekankan peran ritme sirkadian dalam kaitannya dengan sakit kepala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: science times