KSO HK-WIKA-BAP Bangun JTTS Bayung Lencir-Tempino Seksi 3, Langkah Strategis Atasi Keterbatasan Akses Menuju Jambi dan Sekitarnya

KSO HK-WIKA-BAP Bangun JTTS Bayung Lencir-Tempino Seksi 3, Langkah Strategis Atasi Keterbatasan Akses Menuju Jambi dan Sekitarnya

Proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Bayung - Lencir - Tempino Seksi 3 dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan skema kerja sama operasi (KSO) bersama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (Wijaya Karya) dan PT Brantas Abipraya (Perser-hk-

BACA JUGA:Hutama Karya Raih Kontrak Strategis Pembangunan Budidaya Udang Terintegrasi dan Gedung Jampidsus

“Proyek ini merupakan komitmen Hutama Karya dalam mendukung pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan di Indonesia, kontribusi positif bagi kebangkitan ekonomi secara makro serta meningkatkan konektivitas Jambi dan sekitarnya dengan mengedepankan zero accident, zero unconformity, zero waste,” ujar Tjahjo.

Proyek garapan KSO HK-Wika-BAP ini melibatkan serangkaian pekerjaan diantaranya rigid pavement main road, struktur main road elevated menggunakan slab on pile, struktur jembatan overpass, jembatan underpass, jembatan underpass di simpang susun (interchange) serta akses jalan tol. 

Saat ini menyisakan pekerjaan rigid sepanjang 7.132 km, struktur main road elevated menggunakan slab on pile yang sudah berjalan 30 persen dari total 4 km, pengaspalan (flexible pavement hotmix) pada struktur elevated, jembatan-jembatan overpass dan underpass serta pekerjaan simpang sebidang.

BACA JUGA:10 BUMN yang Dapat Kucuran Dana dari Negara 2023, Hutama Karya Paling Besar Tembus Rp 30,561 Triliun

BACA JUGA:Permudah Pengguna, Hutama Karya Tol Palindra Sediakan Kantin Kejujuran di Rest Area

Dalam upaya percepatan proyek ini, Hutama Karya menerapkan digital construction seperti Electric Density Gauge (EDG) untuk mengukur kepadatan tanah lebih cepat, 

Load Scanner untuk mengontrol volume material agar lebih presisi, Building Information Modelling untuk merencanakan, merancang, membangun maupun mengelola konstruksi dengan lebih efisien, penerapan digital survei dengan LiDar (Light Detection and Ranging) dan GNSS (Global Navigation Satelite System) serta penggunaan Load Scanner untuk menghindari kesalahan dalam proses perhitungan volume material yang dipakai.

Hutama Karya juga melakukan serangkaian upaya dalam meminimalisir dampak proyek terhadap lingkungan sekitar dengan melakukan penanaman kembali pohon-pohon di area disposal.

Selain itu juga melakukan normalisasi saluran pengairan di sekitaran proyek, melakukan pengendalian debu dengan penyiraman pada jalan akses serta melakukan inspeksi rutin terhadap kendaraan pengangkut material agar tidak membahayakan pengguna jalan lainnya. 

Sebagai catatan, Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang ±1.030 km, termasuk dengan jalan tol dukungan konstruksi. Untuk ruas tol Konstruksi 305.4 km dan 724.6 km ruas tol Operasi. Adapun ruas yang telah beroperasi secara penuh diantaranya yakni Tol Bakauheni – Terbanggi Besar (140 km), Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 km), Tol Palembang – Indralaya (22 km) dan Tol Medan – Binjai (17 km).

Termasuk juga JTTS Tol Pekanbaru – Dumai (132 km), Tol Sigli Banda Aceh Seksi 2 – 6 (49 km) serta Tol Binjai – Langsa Seksi Binjai – Stabat (12 km), Tol Bengkulu – Taba Penanjung (17 km), Tol Pekanbaru – Bangkinang (31 km), Tol Indralaya – Prabumulih (64 km), dan Tol Binjai – Langsa Segmen Stabat – Kuala Bingai (7.5 km), Tol Indrapura – Lima Puluh (15.6 km), Tol Tebing Tinggi – Indrapura (28.5 km).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: