Kasus Kematian Kanker Anak Dipicu Terlambat Deteksi Dini, Leukemia dan Limfoma Terbanyak

Kasus Kematian Kanker Anak Dipicu Terlambat Deteksi Dini, Leukemia dan Limfoma Terbanyak

Kanker Anak-Terbanyak limfoma dan leukeumia-BBC/Getty Image

Dengan demikian, penderita kanker yang berada di wilayah terpencil atau jauh dari pusat kota tetap mendapat layanan kanker yang dibutuhkan dengan cepat. 

“Kami berharap pasien yang berada di luar Jawa tidak perlu jauh-jauh datang (ke Jawa) karena nanti akan ada fasilitas kemoterapi di seluruh kabupaten/kota dan fasilitas kemoterapi di seluruh provinsi,” kata Budi. 

Kedua, pemerintah memperbanyak opsi terapi kanker pada anak.

Dia menyebut, RS Kanker Dharmais mulai tahun ini akan melakukan transplantasi sumsum tulang belakang pada anak. Jika metode ini berhasil, lanjutnya, metode tersebut akan diterapkan di rumah sakit lain. 

Selain itu, RSK Dharmais mulai tahun ini juga akan melakukan terapi sel CAR T atau CAR T-cell (Chimeric Antigen Receptor T-cell) therapy untuk menangani penyakit kanker darah pada anak. Terapi ini merupakan bentuk terapi imunologi yang melibatkan modifikasi genetik pada sel T untuk meningkatkan kemampuannya mengenali dan melawan sel kanker. 

“Untuk jenis-jenis penyakit yang tarafnya masih bisa di-treatment dengan CAR T-cell, kita akan treatment juga dengan CAR T-cell supaya derajat kesembuhannya lebih tinggi,” tutur Budi.

BACA JUGA:75% Kanker Serviks Disebabkan Virus HPV Risiko Tinggi, Anak Perempuan Penting Diimunisasi

Leukeumia dan Limfoma Terbanyak

Ketua YKAKI Ira Soelistyo mengatakan selama 17 tahun berdiri, “Rumah Kita” telah menampung 3.700 anak penderita kanker yang didampingi oleh 4.600 pendamping.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.600 anak atau 50 persen di antaranya dinyatakan meninggal. 

Penyebab utama kematian mereka adalah keterlambatan penanganan sehingga pasien sudah berada dalam stadium lanjut saat menjalani pengobatan. 

“Pasien paling banyak adalah leukemia itu sekitar 40 persen, yang kedua adalah limfoma, dan yang ketiga retinoblastoma,” katanya. 

Selain memberikan fasilitas berupa tempat tinggal sementara, lanjut Ira, “Rumah Kita” juga memberikan bantuan pendidikan melalui program Sekolahku, yang diberikan secara gratis kepada anak-anak penderita kanker. 

Bantuan pendidikan ini bertujuan memenuhi hak dasar anak-anak penderita kanker untuk mendapatkan pendidikan.

Sistem pembelajarannya disesuaikan dengan kurikulum sekolah formal dan pasien mendapatkan pelajaran sesuai jenjang pendidikan sebelumnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: kemenkes