Divonis Idap Kanker Ovarium Rata-rata Stadium 3-4, Ini Tahapan Pengobatan untuk Perpanjang Masa Bebas Kanker

Divonis Idap Kanker Ovarium Rata-rata Stadium 3-4, Ini Tahapan Pengobatan untuk Perpanjang Masa Bebas Kanker

dr. Muhammad Yusuf, Sp.OG (K) Onk, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Onkologi --AstraZeneca

JAKARTA, DISWAY.ID - Gejala awal kanker ovarium yang tidak spesifik membuat sebagian besar pasien baru terdiagnosis pada stadium lanjut antara 3-4.

Kanker ovarium masih menjadi tantangan besar bagi perempuan di Indonesia. 

Bahkan setelah menjalani operasi dan kemoterapi, tingkat kekambuhan tetap tinggi dalam tiga tahun pertama.

Kondisi ini menunjukkan pentingnya rangkaian penanganan dan terapi yang terintegrasi sejak awal hingga lanjutan.

BACA JUGA:Anak Pejuang Kanker Butuh Lebih dari Obat,Ini 5 Solusi untuk Orangtua dan Komunitas

Keberhasilan pengobatan kanker ovarium sendiri bergantung pada beberapa langkah yang saling melengkapi.

Salah satu faktor terpenting adalah pembedahan dengan prinsip zero residu atau tidak ada sisa tumor yang tampak, yang terbukti meningkatkan median kelangsungan hidup pasien.

Setelah itu, pasien perlu menjalani kemoterapi sesuai interval yang ditentukan untuk menjaga efektivitasnya.

Adapun usai pasien dinyatakan telah masuk dalam fase remisi pasca pengobatan awal, kanker ovarium stadium lanjut yang dikenal memiliki tingkat kekambuhan yang tinggi tersebut, sering kali menuntut pasien untuk kembali menjalani kemoterapi berulang, dengan peluang remisi yang lebih singkat dan risiko kematian yang lebih tinggi.

BACA JUGA:Waspada! Kanker Payudara Tak Melulu Ditandai dengan Benjolan, Ini Kata Ahli Radiologi MRCCC

dr. Muhammad Yusuf, Sp.OG (K) Onk, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Onkologi pada acara edukasi “Mengenal Kanker Ovarium dan Terapi Inovatifnya” menjelaskan pentingnya komitmen pasien dalam menjalani proses penanganan kanker ovarium, “Mayoritas pasien kanker ovarium baru terdiagnosis pada stadium 3 atau 4 akibat gejala awal yang tidak spesifik dan belum adanya metode skrining yang efektif.

"Risiko kekambuhan setelah kemoterapi awal pun sangat tinggi. Oleh karena itu, peningkatan kesadaran pasien terhadap proses pengobatan lanjutan sangatlah penting agar penanganan dapat dilakukan secara tepat," ujarnya. 

BACA JUGA:Tekan Angka Kematian Kanker Payudara, Kemenkes Luncurkan Program Lewat 6 Strategi Utama

Tatalaksana dan Pengobatan Kanker Ovarium

Panduan internasional seperti ESMO dan NCCN merekomendasikan pemeriksaan HRD (Homologous Recombination Deficiency) dan BRCA (Breast Cancer gene 1 dan 2) dilakukan sedini mungkin pada pasien kanker ovarium setelah operasi untuk memastikan terapi lanjutan yang tepat.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads