1 Atlet Menembak Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ketua Umum PB PERBAKIN Joni Sukianto: Amunisi Mahal Bos!
Ketua Umum PB. PERBAKIN Letjen Purnawirawan Joni Sukianto -Disway/Dimas Rafi-
JAKARTA, DISWAY.ID-- PB. PERBAKIN telah meloloskan satu atlet penembak, Fathur Gustafian untuk melaju ke Olimpiade Paris 2024 yang akan di selenggarakan 27 Juli sampai 5 Agustus 2024, Paris, Francis.
Ketua Umum PB. PERBAKIN Letjen Purnawirawan Joni Sukianto selaku ketua Umum PB. PERBAKIN sangat senang bila atletnya mampu mendapatkan tiket menuju olimpiade 2024. Setelah Fathur Gustavian menduduki peringkat ke empat pada final Asian Rifle/Postol Championships 2024 di Senayan Shooting Hall.
Joni mengatakan, pada Olimpiade tersebut, Jerman menjadi pabrik senjata dan amunisi terbanyak. Jadi kita bisa memilih atau mencocokan antara amunisi dan senjata yang paling bagus.
Standarisasi disana ialah mencocokan antara senjata dan amunisi siapa yang paling cocok, Olimpiade Paris 2024 merupakan pemusatan pelatihan kemudian mencocokan senajata.
Senjata-senjata pada Olimpiade harus seirama senjata dan amunisinya, supaya akurasinya lebih tepat sasaran.
BACA JUGA:Jago Bahasa Jerman, 2 Pelajar Juara Olimpiade Tingkat Nasional Melaju ke Tingkat Internasional
“Di Jerman itu mungkin sekitar 3-4 minggu lah di Jerman itu. Senjatanya membawa sendiri, sebelum dibawa kita ke Jerman sudah melakukan pengecekan mana amunisi yang cocok pada senjata tersebut,” jelas Ketua Umum PB. PERBAKIN Letjen Purnawirawan Joni Sukianto, Jumat 1 Maret 2024.
Bahkan, amunisinya ditimbang untuk menyesuaikan senjata yang akan dipergunakan ke kancah Olimpiade, untuk satu kotak amunisi biasanya ada yang tidak sesuai.
Jadi, tugasnya atlet dan pelatih sudah sampai pada tingkat itu. Harus biasa memilah dan memilih untuk pertandingan dan untuk latihan.
Sangat penting untuk mencocokan antara amunisi dan senjata supaya akurasinya tepat sasaran dan akan mempengaruhi penilaian.
Diantara amunisi atau senjata yang tidak cocok akan membuat penembak menjadi melenceng dari target.
“Sangat penting, itu kan akurasi. Penilaian maksimalnya kan 10/9, jika melenceng 0,1 itu kan bisa membuat perbedaan,”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: