Metode ‘Cuci Otak' DSA Dokter Terawan Dijalani Inul Daratista dan Adam Suseno, Apa Sih Itu?

Metode ‘Cuci Otak' DSA Dokter Terawan Dijalani Inul Daratista dan Adam Suseno, Apa Sih Itu?

Inul Daratista dan Adam Suseno-Jalani metode cuci otak DSA dokter Terawan-Instagram Inul Daratista

JAKARTA, DISWAY.ID – Penyanyi dangdut Inul Daratista dan Adam Suseno menjalani program metode 'cuci otak' DSA (Digital Subtraction Angiography) oleh dr. Terawan.

 

Alasannya, mereka ingin selalu sehat sampai tua untuk melihat sang anak cowok satu-satunya tumbuh besar dan dewasa.

“Gak mau sehat sendiri karena dari awal susah senang bersama,” tulis Inul Daratista.

“Kita menjalani DSA + imuno theraphy biar sehat ga ada sakit, 7an kita biar awet sehat dan bisa nungguin anak kami 1.1nya sampe tuwek usia kita sdh tidak muda lagi maklum dptny susah 13 tahun dan banyak cara biar sehat selain atur pola makan dan hidup sehat salah 1 nya dengan treatmen ini DSA di RSPAD ditangani langsung oleh dokter @dr.terawan,” tulis Inul Daratista.

BACA JUGA:Jadi Sorotan, Inul Daratista Jalani Prosedur DSA Bareng Suami di RS, Ditangani Langsung Oleh Dokter Terawan

Inul mengaku mengalami beberapa kali keluhan.

“Beberapa keluhan kita berdua yang suka nahan2 sakit tapi saat sadar usia kita ga muda lagi jd hrs makin respect dpt kode dr badan kita klo lagi gak enak emang sih... abis tindakan banyak perawan dan bujang lagi sehatnya masyaa Allah belom pulang sudah pengen di treatmen lagi hehehhe. Terima kasih dokter @dr.terawan dan team juga suster2nya yg ramah smua Hospital @rspadgs Alhamdulillah,” tulisnya.

BACA JUGA:Kehadiran Dokter Terawan dan Tiba-tiba Duduk di Barisan TKN Prabowo-Gibran Saat Debat Capres Terakhir Penuh Teka-teki, Ini Kata Nusron Wahid

Apa Itu Cuci Otak DSA Program Dokter Terawan?

Dikutip dari laman resmi Universitas Gadjah Mada (UGM) terdapat sejumlah penelitian yang sudah mengupas metode ini.

Salah satunya penelitian “Praktik DSA (Digital Subtraction Angiography) pada Terapi Cuci Otak dr. Terawan dalam Perspektif Etika Biomedis Thomas L. Beuchamp dan James F. Childress. Penelitian dilakukan oleh Annisa Amelia, Samsul Ma'arif M., S.Fil., M.A.;Dr. Sindung Tjahyadi, M.Hum.UGM

Dalam penelitian disebutkan penelitian dan temuan temuan baru dalam dunia kedokteran terus diupayakan untuk meredakan penderitaan umat manusia.

Hal ini menjadi tantangan baru bagi Etika Biomedis, salah satunya pada kasus terapi cuci otak melalui metode DSA (Digital Subtraction Angiography) oleh dr. Terawan.

Modifikasi DSA ini dilakukan untuk menekan efek negatif bagi pasien, namun dalam pelaksanaannya masih diperlukan peninjauan secara etis bagar dapat dipraktikan.

BACA JUGA:Akui Sembuhkan Stroke dan Temukan Vaksin Covid-19 Picu Kasus Dokter Terawan Dengan IDI Berujung Pemecatan

Dalam sumber UGM lainnya, disebutkan di balik “cuci otak” tersebut adalah seorang putra UGM dari Fakultas Kedokteran angkatan 1983, dr. Terawan, Sp.Rad. Terawan adalah salah seorang perwira TNI yang juga adalah seorang radiologist.

Berbagai pertanyaan timbul di benak masyarakat soal “cuci otak” tesebut.

Kalangan medis di Indonesia pun masih banyak yang merasa belum yakin atas metode tersebut.

Dalam paparannya, dr. Terawan mengungkapkan bahwa Metode DSA Modifikasi Terawan ini mudah digunakan. Teknik DSA (digital substration angiography) adalah teknik flouroskopi yang digunakan pada radiologi intervensi untuk memperoleh gambaran visual arteria dalam jaringan padat atau jaringan lunak dengan menggunakan kontras media.

Melalui media presentasi yang mudah dipahami oleh peserta sat itu, dr. Terawan membagikan pengalaman dan evidence based yang dia miliki.

BACA JUGA:Majelis Hakim Tunjuk Dokter Terawan Rawat Lukas Enembe Selama Masa Bantaran

Ditentang IDI

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sejak awal menentang metode cuci otak dokter Terawan karena dianggap menyalahi kodeetik kedokteran.

Metode cuci otak atau brain flushing yang dibuat oleh dokter Terawan dinilai tidak berbasis penelitian ilmiah.

Tekniknya dilakukan dengan memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah melalui pangkal paha. Prosedur ini dilakukan untuk melihat apakah ada penyumbatan pembuluh darah di area otak.

Bahkan IDI pernah menjatuhkan sanksi etik kepada dokter Terawan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: ugm