Selamat dari Kecelakaan Bus di Jembatan Sewo Indramayu, 3 Anak Transmigran Ini Diangkat Jadi PNS

Selamat dari Kecelakaan Bus di Jembatan Sewo Indramayu, 3 Anak Transmigran Ini Diangkat Jadi PNS

Selamat dari Kecelakaan Bus di Jembatan Sewo Indramayu, 3 Anak Transmigran Ini Diangkat Jadi PNS-Radar Indramayu-

BACA JUGA:Aksi 'Kejar Target' Sopir GranMax Picu Insiden Kecelakaan Maut KM 58 Tol Japek? KNKT Ungkap Penyebabnya

BACA JUGA:Jasa Raharja Beri Santunan Rp50 Juta Bagi Korban Meninggal Kecelakaan di Tol Batang-Semarang

Mereka adalah Djaelani, Suyanto dan Sangidu. Ketiganya diangkat dan ditempatkan di Departemen Transmigrasi dan PPH, Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah (Kanwil Jateng).

Sayangnya, tidak ada diinformasikan lebih lanjut mengenai ketiga anak tersebut. Diperkirakan usia mereka kini antara 50-60 tahun atau menjelang masa pensiun sebagai abdi negara.

Tabur Bunga di Monumen Pioner Transmigrasi

Keberadaan Monumen Pioner Transmigrasi tersebut memiliki arti penting bagi Kemendes PDTT.

Setiap tahunnya seringkali dilaksanakan acara tabur bunga di Komplek Makam Pioner Transmigrasi.

Tabur Bunga dan ziarah ini dilakukan untuk mengingat kembali peristiwa penting dalam sejarah pembangunan transmigrasi di Indonesia.

Staf Ahli Menteri Desa PDTT Bidang Ekonomi Lokal, Ansar Husen mengungkapkan, monumen tersebut didirikan dengan penuh simbolik untuk penghormatan bagi para korban.

BACA JUGA:Respon Cepat Jasa Marga Evakuasi Kecelakaan Tunggal di KM 370 +200 A Ruas Jalan Tol Batang-Semarang

BACA JUGA:Innalilahi! Bocah 5 Tahun Jadi Korban Tewas Kecelakaan Bus Rosalia Indah di Tol Batang

"Didirikannya monumen ini untuk mengenang mereka yang telah ditetapkan sebagai pionir pembangunan transmigrasi karena bagian dari transmigran pertama di Indonesia," kata Ansar di laman Kemendes PDTT.

Tugu Monumen yang tingginya tujuh meter dipadukan dengan tiang sebanyak empat buah itu memuat simbol yang mempunyai makna tertentu.

Ukiran pepatah Jawa yaitu "Jer Basuki Mawa Beya" pada monumen tersebut mengandung makna memegang prinsip, bahwa segala usaha untuk mencapai tujuan diperlukan pengorbanan.

Sayangnya, peristiwa kecelakaan tersebut kemudian dibumbui dengan mitos. Terutama soal ritual tolak bala di Jembatan Sewo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads