Ini Pesan Dalang Cilik dan Nadiem Makarim di Puncak Hardiknas 2024

Ini Pesan Dalang Cilik dan Nadiem Makarim di Puncak Hardiknas 2024

Puncak Perayaan Hardiknas 2024-Ini pesan Nadiem Makarim dalam gerakan Merdeka Belajar-Kemendikbudristek

JAKARTA, DISWAY.ID – Puncak perayaak Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024 berlangsung meriah.

 

Selain para penyanyi Tanah Air, Ada pula dalang cilik Danang Danar Dono.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menggelar perayaan Hari Pendidikan Nasional 2024 di Indonesia Arena, Kawasan GBK Senayan, pada Jumat, 3 Mei 2024.

Acara tersebut akan menjadi panggung bagi keberagaman budaya Indonesia.

BACA JUGA:Puncak Hardiknas 2024, Ini Momen Nadiem Makarim Nyanyi Seperti Mati Lampu Bareng Nassar

Dalam pertunjukan yang penuh semangat tersebut, Danang mengisahkan tentang pentingnya bersyukur dan semangat dalam mengejar ilmu pengetahuan, serta mempromosikan semangat belajar merdeka dari sabang sampai marauke.

Ketika ditanya mengapa ia memilih menjadi seorang dalang, Danang dengan bangga menyatakan bahwa motivasinya adalah untuk melestarikan budaya Jawa, sebuah warisan keluarga yang telah mendarah daging baginya.

"Saya ingin melestarikan budaya Jawa," ujar Danang, yang juga lahir dari keluarga seniman, di mana sang ayah sendiri adalah seorang dalang.

BACA JUGA:Hardiknas 2024, Nadiem Makarim: Pentingnya Gerakan Kurikulum Merdeka Belajar

Tak hanya itu, Danang juga menekankan pesan positif yang terkandung dalam cerita wayang.

"Ada banyak pesan baik dalam cerita wayang," katanya.

Hal ini menunjukkan bahwa seni tradisional seperti wayang tidak hanya memperkaya budaya kita, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk mengambil hikmah dari kisah-kisah tersebut.

Dengan semangat ini, Danang dan para dalang cilik lainnya membawa harapan untuk membangun masa depan yang cerah bagi budaya Indonesia.

Sementara itu Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan Hardiknas kali ini bertepatan dengan perjalanan lima tahun dari gerakan Merdeka Belajar.

BACA JUGA:Hardiknas 2024, Begini Implementasi Merdeka Belajar di Jakarta

“Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan kebahagiaan saya pada hari ini, merayakan kembali Hari Pendidikan Nasional bersama para penggerak dan pejuang Merdeka Belajar dari Sabang sampai Merauke,” tutur Nadiem Makarim dalam pidatonya.

Menurutnya, semua perjalanan ini berangkat dari keinginan untuk mengembalikan pendidikan Indonesia kepada marwahnya.

 Yaitu kepada pemikiran-pemikiran yang telah diwariskan oleh Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara. “Kemerdekaan” menjadi gagasan utama yang terus beliau tekankan.

BACA JUGA:Hardiknas 2024, Ini Sejarah Sekolah Tertua Taman Siswa Milik Ki Hajar Dewantara Sejak 1922

“Murid dan guru harus sama-sama merdeka dalam proses belajar mengajar. Karena untuk mewujudkan bangsa yang merdeka, Indonesia perlu jiwa-jiwa yang merdeka,” katanya.

Nadiem menilai menuju kemerdekaan membutuhkan perjuangan.

“Saya paham bahwa di tahun-tahun awal Merdeka Belajar, Ibu Bapak guru merasa bingung dengan perubahan yang terjadi. Ujian Nasional berganti dengan Asesmen Nasional. RPP cukup satu halaman, tidak lagi harus berlembar-lembar. Kemudian Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan yang tidak pernah dimiliki guru sebelumnya untuk berkreativitas di dalam kelas,” katanya.

Begitu juga untuk pendidikan vokasi dan perguruan tinggi. Kerja sama yang semakin erat antara sekolah dan perguruan tinggi vokasi dengan industri telah melahirkan semakin banyak inovasi.

“Para dosen, kepala jurusan, dekan, dan rektor, mencari cara untuk bisa memberikan hak kepada mahasiswa belajar di luar kampus. Sekarang, perguruan tinggi semakin terpacu dan berlomba-lomba untuk terus meningkatkan mutu pembelajaran dan mengadakan program Kampus Merdeka Mandiri,” jelasnya.

Nadiem mengklaim Kurikulum Merdeka telah diimplementasikan secara sukarela oleh lebih dari 300 ribu satuan pendidikan, dan tahun ini akan mulai diimplementasikan secara nasional.

BACA JUGA:5 Puisi Hari Pendidikan Nasional Hardiknas Inspiratif tentang Guru dan Siswa

Empat juta guru, kepala sekolah, mahasiswa PPG, dan dosen di seluruh Indonesia sudah memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar sebagai sarana untuk saling belajar dan berbagi praktik baik.

Perubahan terjadi dari Sabang sampai Merauke karena kita sudah melahirkan lebih dari 100 ribu Guru Penggerak.

“Dan dengan jutaan mahasiswa yang telah mengikuti program-program Kampus Merdeka, kita siap membawa Indonesia semakin unggul di kancah global,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads