Ini Kata Pelajar di Indonesia Timur tentang Merdeka Belajar dan Kurikulum Merdeka

Ini Kata Pelajar di Indonesia Timur tentang Merdeka Belajar dan Kurikulum Merdeka

Cleyzellda Selan, siswi SD Inpres Nonohonis, Soe, Nusa Tenggara Timur, -Bercerita tentang Kurikulum Merdeka-Kemendikbudristek

JAKARTA, DISWAY.ID – Kurikulum Merdeka sudah resmi diimplementasikan tahun 2024 dalam program Merdeka Belajar di era Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim.

Sejumlah pelajar khususnya di Indonesia Timur sudah mempelajari kurikulum tersebut.

Cleyzellda Selan, siswi SD Inpres Nonohonis, Soe, Nusa Tenggara Timur, pada puncak perayaan Hardiknas 2024 bercerita tentang Kurikulum Merdeka.

BACA JUGA:Hardiknas 2024, Nadiem Makarim: Pentingnya Gerakan Kurikulum Merdeka Belajar

Ia menilai gerakan Merdeka Belajar memberikan banyak dampak positif khususnya pelajar di Indonesia Timur.

“Berkat Merdeka Belajar, cara belajar yang dilakukan mulai berbeda, banyak kebebasan yang dilakukan, sehingga semua murid merasa senang untuk belajar,” ujarnya dalam keterangan resmi Kemendikbudristek.

Lebih dari itu, Zelda menilai metode belajar melalui Kurikulum Merdeka juga memberikan pengalaman lain di luar kelas.

Di sekolah, Zelda dan teman-temannya mengikuti kegiatan bernama Mengamati Lingkungan, yakni mengamati kehidupan alam seperti bagaimana tumbuhan beradaptasi dan bagaimana alam memberikan kenyamanan bagi makhluk hidup lainnya.

BACA JUGA:P2G Minta Evaluasi Kurikulum Merdeka Belajar dan Hentikan Program Guru Penggerak

“Pada momen Hardiknas ini saya ingin gerakan Merdeka Belajar terus berlanjut supaya semua murid, khususnya di Indonesia Timur dapat terus mengeksplorasi apa yang mereka suka dan mengembangkan potensi dirinya. Kepada semua generasi muda, teruslah bersemangat meraih mimpi dan bersemangat dalam belajar,” ungkap Zelda.

Para Penggerak Merdeka Belajar lainnya, Nanki Nirmanto, Direktur Festival Film Purbalingga, turut merasakan dampak positif dari program Merdeka Berbudaya yakni Dana Indonesiana.

Dukungan Dana Indonesiana semakin menguatkan bukan hanya event strategis, namun juga menguatkan organisasi sehingga mampu menciptakan program-program untuk jangka panjang.

“Ke depannya, kita akan membuat sekolah film di Purbalingga, lalu festivalnya sendiri menjadi skala yang lebih besar. Dari layar tancap yang biasa hanya 18 titik, di tahun 2023 bertambah sampai 26 titik, dan pada tahun ini akan meningkat hingga 30 titik dalam satu bulan,” ucap Nanki.

BACA JUGA:Kurikulum Standar Global, Pentingnya Sertifikasi Bahasa Inggris di Dunia Pendidikan dan Profesional

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: kemendikbudristek