Punya Peran Vital di Sektor Manufaktur, Kemenperin Dukung Produsen Gas Industri
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita kembali mendorong seluruh industri yang tergabung dalam Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII) untuk dapat terus mengembangkan diri menyongsong peluang dan tantangan ke depan.-kemenperin-
KUTA, DISWAY.ID - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita kembali mendorong seluruh industri yang tergabung dalam Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII) untuk dapat terus mengembangkan diri menyongsong peluang dan tantangan ke depan.
Ini tidak terlepas dari adanya tuntutan atas penyediaan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan sebagai bagian dari komitmen dekarbonisasi sektor industri.
Agus mengemukakan, kebutuhan gas industri meliputi gas oksigen sebesar 587 ribu ton per tahun, antara lain untuk memasok ke rumah sakit, bengkel, industri kecil, akuakultur, produksi baja dan stainless steel.
BACA JUGA:10 Tahun Warteg Bahari di Tanah Abang Dipalakin Preman, Tak Dituruti Dilempar Pisau
BACA JUGA:Harga BBM Bioetanol Pengganti Pertalite di SPBU Pertamina
Sementara itu, gas nitrogen sebesar 673 ribu ton per tahun digunakan untuk industri kecil, rumah sakit, pendinginan, produksi stainless steel dan gas inert, pengeboran minyak dan enhanced oil recovery.
"Ada pula kebutuhan gas karbon dioksida sebesar 84 ribu ton per tahun yang digunakan sebagai pendingin, industri kecil, rumah sakit, karbonasi, pengeboran migas, dan gas mulia. Kemudian, kebutuhan gas-gas lain sebesar 106 ribu ton per tahun. Secara umum, kapasitas produksi yang ada dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri," Tutur Agus dalam Kongres dan Seminar Teknis AGII yang ke-11 di Kuta, Bali, Selasa 7 Mei.
Agus menambahkan, seiring dengan tumbuhnya aktivitas hilirisasi industri berbasis mineral, baik logam maupun non-logam dan pembukaan kawasan industri baru, kebutuhan gas industri seperti oksigen akan semakin meningkat pesat.
Kebutuhan gas oksigen itu di antaranya ke industri smelter, industri baja dan stainless steel, industri mineral baik logam maupun non-logam, serta industri lainnya.
"Ini merupakan peluang sekaligus tantangan yang wajib kita hadapi bersama dengan semangat optimisme. Munculnya hidrogen sebagai alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan perlu diantisipasi sebagai peluang pengembangan industri gas industri ke depan," Imbuhnya.
Pihak AGII sendiri juga berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan industri nasional menuju visi Indonesia Emas 2045.
BACA JUGA:Polri Terbitkan Rednotice Terhadap 1 Tersangka Kasus Penipuan Manipulasi Email
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: