Pekan Imunisasi Sedunia: 1,8 Juta Anak Belum Diimunisasi Dibayangi Ancaman Penyakit Ini
Para pemangku kepentingan bersama Kemenkes dan GSK menyambut Pekan Imunisask Sedunia-Anak-anak penting untuk diimunisasi mencegah keparahan penyakit-Istimewa
JAKARTA, DISWAY.ID – Dampak Covid-19 membuat cakupan imunisasi lebih rendah.
IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), salah satu Asosiasi Medis di Indonesia turut berkomitmen dalam menyukseskan Program Imunisasi Nasional melalui upaya peningkatan perlindungan bagi anak-anak dari Vaccine-Preventable Diseases (VPD) terutama dalam rangka menyambut Pekan Imunisasi Sedunua.
Ketua Satgas Vaksinasi IDAI Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K) mengatakan Indonesia telah mengalami penurunan cakupan vaksinasi yang cukup berdampak pada target vaksinasi nasional terlebih pada masa pandemi.
Dari tahun 2018-2023 secara akumulatif jumlah anak yang tidak mendapatkan vaksinasi sama sekali mencapai 1,8 juta anak.
“Oleh karena itu, IDAI akan mengimplementasikan serangkaian strategi, seperti menyampaikan pentingnya keterampilan komunikasi dokter dalam menginformasikan topik-topik terkait masalah vaksinasi untuk mengatasi keraguan dan disinformasi terhadap vaksinasi di masyarakat. Selain itu, IDAI juga mendorong dukungan dari Pemerintah agar dapat memperluas jangkauan akses vaksinasi dan memaksimalkan ketersediaan vaksin sesuai dengan pedoman terbaru,” katanya.
BACA JUGA:Pro-kontra Pandemic Treaty di Indonesia, Vaksin atau Senjata Biologis?
Daftar Penyakit yang Mengancam
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan lebih dari 140.000 orang meninggal akibat campak pada tahun 2018 dengan sebagian besar kematian terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.
WHO juga memperkirakan 24,1 juta kasus pertusis (batuk rejan) pada anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia pada tahun 2014, sebagian besar kematian (53%) terjadi pada bayi di bawah usia satu tahun.
Baru-baru ini, meningkatnya tingkat penyakit kronis di antara kelompok usia yang lebih muda juga memberikan tekanan besar pada sistem kesehatan dan sosial ekonomi negara.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini diperlukan perubahan paradigma yang berbasis pengobatan ke pola pikir pencegahan6 yang lebih comprehensive.
Memperluas manfaat vaksinasi untuk melindungi diri terhadap penyakit menular dari masa kanak-kanak hingga usia lanjut menjadi sangat penting.
Kementerian Kesehatan dan empat Asosiasi Medis bersama dengan GSK Indonesia, perusahaan kesehatan global dengan pengalaman lebih dari 65 tahun pada vaksinasi, menekankan pentingnya vaksinasi lengkap bagi seluruh kelompok usia dalam menyambut Pekan Imunisasi Dunia (PID) 2024.
BACA JUGA:Jadwal dan Lokasi Vaksin Booster di Jakarta Mei 2024, Tersedia di Puskesmas hingga RSUD
Diharapkan, melalui vaksinasi lengkap, generasi muda dan lansia dapat hidup sehat dan aktif, sehingga dapat berkontribusi pada perekonomian dengan memperpanjang produktivitas dan mengurangi beban biaya perawatan kesehatan.
dr. Mohammad Syahril Mansyur, Sp.P., MPH, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI mengatakan pemerintah telah menyusun fokus agenda Program Imunisasi Nasional 2024, dengan tema ‘untuk seluruh kelompok usia’, serta mengantisipasi segala tantangan yang mungkin muncul dalam pemenuhan tingkat vaksinasi secara keseluruhan di kalangan anak-anak dan dewasa.
Sebagaimana disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bahwa pemberian vaksinasi menjadi sangat penting dalam menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat sekaligus sebagai bekal untuk menuju Indonesia Maju 2045 dan menekankan bahwa vaksinasi bukan hanya untuk anak-anak tapi juga kelompok dewasa, karena prinsipnya adalah melatih sistem imun tubuh agar bisa melawan penyakit menular.
“Pada kesempatan ini, Pemerintah juga menyampaikan dukungan atas inisiatif yang dilakukan oleh GSK Indonesia dalam memberikan apresiasi kepada para pemangku kepentingan terkait, mulai dari asosiasi hingga sektor swasta atas kontribusi dan kegigihan mereka dalam menyukseskan Program Imunisasi Nasional,” tuturnya.
BACA JUGA:Bunda Wajib Tahu, Imunisasi Rotavirus Terbukti Efektif dan Cegah Kematian Akibat Diare
Dengan peringatan Pekan Imunisasi Dunia ini diharapkan lebih banyak diskusi antara Masyarakat, dokter, bidan dan tenaga kesehatan lainnya untuk membantu meningkatkan pemahaman tentang vaksinasi dan booster yang relevan bagi anak dan dewasa yang mungkin telah tertunda, terlewatkan, atau sekarang dijadwalkan. Dengan cara ini, keluarga dapat lebih terlindungi dari munculnya kembali penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin di masa depan.
Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, KAI, FACP, Kepala Tim Vaksinasi Dewasa PAPDI bahwa dalam pemenuhan tingkat vaksinasi untuk seluruh kelompok usia masih memiliki kendala yang harus diselesaikan secara kolektif.
Oleh karena itu, PAPDI berkomitmen untuk berkolaborasi dengan Pemerintah, mitra swasta, para ahli, advokat, dan komunitas dalam memastikan lebih banyak masyarakat memahami pentingnya vaksinasi dan mengakses vaksin dewasa sesuai jadwal vaksinasi dewasa.
Tenaga kesehatan juga melihat adanya perubahan pada masyarakat pasca-COVID19. Masyarakat kini tau pentingnya vaksinasi dan Prof. Samsuridjal mengajak masyarakat untuk terus aktif dalam mendorong pemerintah maupun asosiasi medis untuk memberikan kelancaran pada hak masyarakat untuk melengkapi imunisasi.
Selain itu, dukungan dari Pemerintah juga dibutuhkan dalam penambahan lokasi vaksinasi dewasa, peningkatan jumlah vaksinator, dan ketersediaan vaksin dewasa khususnya untuk lansia sebagai program jaminan BPJS sehingga dapat tercapainya proteksi di seluruh kelompok usia.
Menurut data Ikatan Dokter Indonesia (IDI), rasio dokter spesialis di tanah air adalah 0,28 dan dokter umum 1,12 per 1.000 penduduk. Untuk saat ini Indonesia kekurangan sebanyak 96.143 dokter umum.
BACA JUGA:Menkes Budi Gunadi Ajak IDAI Edukasi Imunisasi Melalui Medsos
President Director dari GSK Indonesia Manishkumar Munot mengatakan vaksin memiliki keunikan karena sering kali memberikan manfaat tidak hanya bagi individu yang divaksinasi tetapi juga manfaat tidak langsung bagi mereka yang belum menerima vaksin, atau memang tidak dapat menerima vaksin karena usia atau kondisi kesehatan.
“ Kami akan terus berkomitmen untuk mendukung agenda pemerintah dan asosiasi kesehatan dalam menyukseskan Program Imunisasi Nasional 2024 agar terciptanya pemenuhan vaksinasi lengkap pada seluruh kelompok usia di Indonesia,” tutur Manishkumar Munot
Menurutnya, vaksinasi memang merupakan salah satu cara yang paling Cost-Effective untuk meningkatkan standar hidup, kesehatan dan prospek ekonomi akibat biaya perawatan yang lebih rendah untuk sistem kesehatan dan juga keluarga, yang dapat menghemat hingga US$ 6 miliar dalam biaya perawatan.
Selain itu, masyarakat akan mendapat manfaat herd effect dari vaksinasi dan lebih sedikit wabah penyakit yang akan bermanfaat untuk mencapai agenda transformasi nasional kita.
BACA JUGA:Jadwal Lengkap dan Sasaran Usia Imunisasi HPV, Lindungi Anak dari Kanker Serviks
“Kami menyadari banyaknya pekerjaan penting, investasi, dan inisiatif yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah, asosiasi medis, dan masyarakat untuk merubah paradigma dari penyembuhan ke pencegahan. GSK telah meluncurkan kampanye AyoKitaVaksin untuk membantu pemerintah dalam edukasi masyarakat tentang pentingnya vaksinasi, kami juga mempercepat ketersediaan vaksin inovatif untuk segala usia di Indonesia, dan bermitra dengan penyedia layanan kesehatan untuk memperluas akses vaksinasi. Forum Vaksin hari ini adalah langkah awal, bukan akhir, dari perjalanan kita menuju Indonesia Sehat,” tuturnya.
Selain anak-anak yang menerima vaksinasi yang relevan, remaja dan orang dewasa mungkin menemukan bahwa mereka tidak menerima semua vaksin yang relevan selama masa kanak-kanak atau vaksin yang penting, vaksin yang baru dikembangkan dan kini direkomendasikan.
Dengan mengetahui tanda dan gejala awal suatu penyakit dan menerima vaksinasi yang relevan, kita dapat lebih terlindungi dari penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin yang mungkin kita temui di sekolah, universitas, tempat kerja, saat bepergian, atau saat bersosialisasi dengan keluarga dan teman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: