Sejarah dan Pedoman Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2024, Kenang Perjuangan Pemuda RI
Hari Kebangkitan Nasional diperingati setiap tanggal 20 Mei.-Pinterest-
JAKARTA, DISWAY.ID - Kebangkitan Nasional menjadi momentum untuk mengenang perjuangan para pemuda RI.
Sejarah dan makna Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2024 penting untuk diketahui sebagai bagian dari sejarah bangsa Indonesia.
Sudah sepatutnya kita menggali kembali sejarah yang tentu saja penting bagi kita maupun generasi masa kini.
Dikutip dari laman Kemendikbudristek, Hari kebangkitan Nasional, tentu saja didahului dengan belum kokoh dan bersatunya masyarakat pada zaman penjajahan dulu sehingga makna bangkit mampu disematkan usai adanya sebuah pergerakan besar-besaran melawan penjajah dengan lebih terkoordinir dan serentak sehingga mampulah bangsa ini berangsur-angsur keluar dari penjajahan Belanda maupun Jepang saat itu.
BACA JUGA:Hari Kebangkitan Nasional, Jokowi: Mari Bangkitkan Semangat Nasionalisme
Pedoman Hari Kebangkitan Nasional
Pedoman Hari Kebangkitan Nasional sendiri bisa mengacu kepada Masa di mana Bangkitnya Rasa dan Semangat Persatuan, Kesatuan, dan Nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang.
Dan diambil tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional ternyata bertepatan dengan berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) serta ikrarnya Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928) menjadi momen besar dalam masa kebangkitan. Tokoh tokoh yang berpengaruh dalam masa kebangkitan nasional diantaranya Sutomo , Ir. Soekarno , Dr. Tjipto Mangunkusumo , Raden Mas Soewardi Soerjaningrat / Ki Hajar Dewantara) , dr. Douwes Dekker dll.
pada tanggal 20 Mei 1908 berdiri sebuah organisasi yang menjadi pelopor pergerakan nasional anak bangsa, yakni Boedi Oetomo.
Boedi Oetomo merupakan organisasi pelajar yang bergerak di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan yang bersifat nonpolitik.
Beberapa tokoh cendekiawan dan aktivis intelektual menjadi pemrakarsa organisasi ini. Sebut saja dr. Cipto Mangunkusumo, Gunawan, Suraji, dan R.T. Ario Tirtokusumo, dan juga beberapa mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen).
Selain berperan sebagai institusi pembelajaran bagi remaja-remaja pribumi, STOVIA sendiri menjadi wadah untuk mereka dalam menumbuhkan semangat nasionalisme.
BACA JUGA:Sejarah Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei, Berawal dari Lahirnya Organisasi Boedi Oetomo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: kemendikbudristek