Ormas Keagamaan Cuma Jadi 'Kedok' Bagi-bagi Jatah IUP Tambang? Rocky Gerung: Mereka Masuk Jebakan Bahlil!

Ormas Keagamaan Cuma Jadi 'Kedok' Bagi-bagi Jatah IUP Tambang? Rocky Gerung: Mereka Masuk Jebakan Bahlil!

Ormas Keagamaan Cuma Jadi 'Kedok' Bagi-bagi Jatah IUP Tambang? Rocky Gerung: Masuk Jebakan Bahlil!---Dok. Istimewa

BACA JUGA:Rocky Gerung Bingung Jokowi Bagi-bagi Jatah IUP Tambang ke Ormas Keagamaan: Tugas Mereka Itu Berdoa!

"Jadi jebakan ini saya sebut tadi bukan jebakan betmen, tapi jebakan Bahlil," tuturnya menambahkan.

Selain itu Rocky Gerung juga menyoroti mobil-mobil yang dibawa oleh para ketua OKP karena sudah setara menteri.

Dugaan Rocky Gerung, mobil-mobil mewah itu didapatkan ketua OKP dari sponsor-sponsor yang ada di kementerian.

Terlebih setiap ada acara besar ormas keagamaan, hampir setiap kali diadakan maka akan dihadiri oleh pejabat-pejabat di dalamnya.

BACA JUGA:Rocky Gerung Sebut Polri dan Kejagung Bermasalah karena Kasus PT Timah: Ditutupi Demi Kepentingan Masing-masing

"Dan itu juga akan jadi akses untuk berebut IUP-IUP yang akan diterbitkan oleh Bahlil ini kan, jadi tetap inilah Bahlilnisasi ormas," imbuhnya. sambil tertawa

Penilaian Rocky Gerung harusnya ormas ini bertugas untuk menjaga solidaritas dan menjaga kesetaraan manusia.

Akan tetapi sekarang dirasa tidak mungkin lagi dapat terjadi tugas-tugas tersebut karena begitu ada kapitalis maka persaingan atau kompetisi menjadi rujukan.

"Kan kemarin kita bahas, bahwa negara ini dihasilkan melalui 3 aktivitas. Pertama, aktivitas akumulasi itu adalah fungsi dari korporasi, aktivitas distribusi itu adalah fungsi dari pemerintahan, aktivitas keadilan-sosial nah itu adalah fungsi dari ormas," terangnya.

BACA JUGA:Amarah Menggebu Hotman Paris, Berani Tantang Rocky Gerung di Ring Tinju

"Nah sekarang ormas mengambil fungsi akumulasi seolah dia korporasi, inti filosofi dari non government organization atau civil society itu bukan masuk dalam wilayah bisnis society atau bukan menjadi pion dari pemerintahan. Ormas itu punya otonomi di wilayah kebudayaan mereka asuh itu, pemerintah punya otonomi di wilayah politik, bisnis itu punya wilayah akumulasi kan, ini kacau sebetulnya." lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: