Jelang Wukuf, Kakek 75 Tahun Dilarikan ke Pos Kesehatan Arafah karena Tersedak Kue Bolu

Jelang Wukuf, Kakek 75 Tahun Dilarikan ke Pos Kesehatan Arafah karena Tersedak Kue Bolu

Kepala Daker Madinah PPIH Ali Maschumi melihat proses penanganan Hasan Basri, jamaah yang tersedak kue bolu di pos kesehatan haji Indonesia di Arafah. --Media Center Haji

MAKKAH, DISWAY.ID – Hasan Basri dibawa ke Pos Kesehatan Haji Indonesia di Arafah pada Jumat sore, 14 Juni 2024. Ia sulit bernapas. Kakek 75 tahun itu tersedak kue bolu. Makanan itu menempel di tenggorokannya.

Hasa Basri sulit bicara. Ia memiliki gangguan tiroid. Kerongkongannya ada lubangnya. Untuk menjaga kesehatannya, kakek asal Beureun, Aceh, itu banyak makan. Apapun dimakannya. Termasuk yang seharusnya pantang. Demi menjaga kesehatan saat menjalani puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

BACA JUGA:Sayang Sekali, Kuota Haji Khusus Masih Sisa 200

BACA JUGA:Catat! Jadwal Lontar Jumrah Jamaah Haji Indonesia

Sore itu, ia makan kurma dan kue bolu. Ia tersedak. Petugas kesehatan kloter langsung membawanya ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di tenda Misi Haji Indonesia 2 di Arafah. ”Bolunya nempel. Sulit dikeluarkan. Ini sedang diusahakan keluar oleh tim dokter,” kata dr Intan Minofa, dokter kloter yang mendampingi jamaah haji Aceh. 

Kejadian tersebut, kata Intan, sudah dua kali terjadi. Hasan pernah tersedak gara-gara makan kurma. Itu saat Hasan di Makkah. Awalnya, sempat mau dilarikan ke RS Arab Saudi. Namun, tiba-tiba dia batuk dan kurmanya keluar.

BACA JUGA:Inilah Prosesi Wukuf Jamaah Haji Indonesia di Arafah

BACA JUGA:Tercatat 482 Jamaah Haji Safari Wukuf di Arafah

Hasan Basri dan istrinya memang mengalami keterbatasan sejak sebelum berangkat ke tanah suci. Hasan sudah tak lagi bisa berbicara, sedangkan istrinya tuna rungu. 

Karena itu, sejak berangkat, keduanya mendapat pendampingan dari petugas haji. Baik selama di Madinah, Makkah, hingga selama masa puncak haji di Armuzna ini. 

Pasutri ini digolongkan jamaah dengan risiko tinggi secara medis. Makanya ia ditempatkan di tenda yang tak jauh dari KKHI. Selama di Armuzna mendapat perlakuan khusus. termasuk mengikuti safari wukuf

Dokter Intan merasa kagum dengan semangat Hasan dan istrinya. Keduanya berusaha sekuat tenaga untuk bisa mengikuti semua aktivitas ibadah sejak tiba di tanah suci. ”Karena itu, kami berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada beliau, termasuk pada jamaah lainnya,” kata Intan. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: