Industri Otomotif Indonesia Mengalami Kemerosotan, Ekonom INDEF: Beli Mobil Tak Lagi Jadi Kebutuhan Pokok

Industri Otomotif Indonesia Mengalami Kemerosotan, Ekonom INDEF: Beli Mobil Tak Lagi Jadi Kebutuhan Pokok

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), diketahui jumlah total distribusi mobil baru dari pabrik ke dealer pada Januari-Juni 2024 hanya mencapai angka 408.012 unit.-reza-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Dalam jangka waktu beberapa bulan ini, industri otomotif di Indonesia tengah mengalami kemerosotan dalam penjualan mobil baru lantaran harga suku bunganya yang naik drastis di pasaran.

Sehingga calon pembeli memutuskan untuk menunda pembelian mobil barunya sampai mereka bisa mendapat harga yang jauh lebih baik.

BACA JUGA:Masyarakat Enggan Beli Mobil Baru, Spiral Deflasi Diperkirakan Melanda Industri Otomotif Indonesia

BACA JUGA:GIIAS 2024 Akan Menjadi Pameran Terluas dan Terbesar Sepanjang Sejarah Otomotif Indonesia

Tidak tanggung-tanggung, tindakan ini bahkan memiliki pengaruh besar terhadap penjualan mobil terbaru keluaran produsen ternama Daihatsu, yang dalam jangka waktu lima bulan ini hanya mampu menjual unit mobil sebanyak 76.313 unit.

"Kami bersyukur, hingga Mei 2024 Daihatsu terus mendapat kepercayaan dari pelanggan di seluruh Indonesia. Kami terus berusaha menghadirkan beragam penawaran dan layanan terbaik kepada konsumen sesuai dengan kebutuhan. Semoga pasar otomotif tahun 2024 ini dapat tetap bertumbuh," ujar Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Tbk. Daihatsu Sales Operation Tri Mulyono dalam keterangan tertulisnya pada Rabu 19 Juni 2024.

Menurut rangkuman data asosiasi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil baru dari diler ke konsumen alias retail, dalam rentan waktu Januari sampai Mei 2024, hanya 361.698 unit, menurun 14 persen dari tahun lalu yang masih menorehkan angka 422.154 unit.

BACA JUGA:GOKIL! Infinix Note 40 Series Racing Edition Meluncur Bawa Desain Otomotif Kolaborasi Bersama BMW

BACA JUGA:Jokowi Bantah Wacana Keluarga Korban Judi Online Dapat Bansos

Menurut pendapat Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad, hal ini dikarenakan masyarakat, terutama untuk kelas menengah, kini tak lagi menganggap membeli mobil sebagai suatu kebutuhan utama, dan menjadikannya sebagai kebutuhan tersier. Sebaliknya, kini masyarakat jauh lebih mengedepankan kebutuhan pokok.

"Konsumen dihadapkan pilihan sulit, karena laju kenaikan harga mobil tidak diimbangi oleh perbaikan daya beli masyarakat," Ucap Tauhid dalam keterangan tertulis resminya pada Rabu 19 Juni 2024.

Menurut Tauhid, kini rumah tangga tengah menerapkan skala prioritas, dimana konsumsi rumah tangga hanya 4,91 persen pada kuartal pertama 2024 meski pertumbuhan ekonomi Indonesia menyentuh 5,11 persen.

"Itu menunjukkan dalam konsumsi, rumah tangga menerapkan skala prioritas," tukas Tauhid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: