Masyarakat Enggan Beli Mobil Baru, Spiral Deflasi Diperkirakan Melanda Industri Otomotif Indonesia

Masyarakat Enggan Beli Mobil Baru, Spiral Deflasi Diperkirakan Melanda Industri Otomotif Indonesia

Astra Daihatsu Sigra menjawab tantangan penjualan mobil baru dari diler ke konsumen alias retail, dalam rentan waktu Januari sampai Mei 2024, hanya 361.698 unit, menurun 14 persen dari tahun lalu-Dok. Daihatsu-

JAKARTA, DISWAY.ID - Gejolak ekonomi global yang tidak stabil serta suku bunga yang naik drastis kini telah menjadi ancaman bagi industri otomotif Indonesia.

Dilansir dari Business Insider, sebagian besar calon pembeli merasa ragu untuk membeli mobil baru lantaran harganya yang saat ini tidak stabil di pasaran.

BACA JUGA:MG Segera Ungkap Harga Mobil Listrik New MG ZS EV dan MG 4 EV Rakitan Lokal 10 Januari 2024

BACA JUGA:Target 100 Ribu Unit di 2024, MMKSI Siapkan Mobil Baru Hingga Layanan After Sales Service

Hal ini tentu saja menimbulkan masalah bagi industri otomotif Indonesia. Dilansir dari Cox Automotive, harga rata-rata yang dibayarkan untuk sebuah mobil USD48,389 atau setara Rp 700 juta pada bulan Mei.

Jumlah ini turun dari puncaknya pada akhir tahun 2022, berkat kembalinya produksi otomotif ke keadaan normal.

Tidak hanya itu saja, menurut rangkuman data asosiasi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil baru dari diler ke konsumen alias retail, dalam rentan waktu Januari sampai Mei 2024, hanya 361.698 unit, menurun 14 persen dari tahun lalu yang masih menorehkan angka 422.154 unit.

"Baik harga kendaraan baru dan bekas telah menurun selama dua tahun ini. Kita tidak lagi berada di tahun 2023, ketika permintaan yang terpendam, kelebihan tabungan akibat pandemi, dan belanja balas dendam membuat perekonomian terus tumbuh," ujar Ekonom Cox Automotive Jonathan Smoke dalam keterangan tertulisnya pada Rabu 19 Juni 2024. 

BACA JUGA:Banten Kini Deflasi Setelah 7 Bulan Mengalami Inflasi

Menurut Jonathan, saat ini calon pembeli tengah mencoba menunggu perubahan harga dan suku bunga, dengan harapan mereka bisa mendapatkan harga yang lebih baik dalam satu atau dua bulan.

"Industri mobil kini berada di ambang apa yang oleh para ekonom disebut sebagai "spiral deflasi. Fenomena ini terjadi ketika konsumen menunda pembeliannya sehingga mengurangi permintaan dan menyebabkan pasokan menumpuk sehingga memberikan tekanan pada harga," Jelas Jonathan.

Penurunan ini juga dirasakan oleh sebagian besar produsen mobil ternama, salah satunya adalah Daihatsu. Dalam kurun jangka waktu beberapa bulan ini, konsumen yang membeli mobil baru Daihatsu hanya berjumlah 76.313 unit.

Tercatat ada 3 model yang berkontribusi besar, atau paling laris.

BACA JUGA:Merayakan Lebaran 2024 Bersama Daihatsu All New Terios, Fitur Canggih yang Membuat Perjalanan Lebih Nyaman dan Aman

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: