Cara Sederhana Jepang Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca Dibongkar Bos ABB, Ternyata Kurangi Pemakaian Jas dan Dasi

Cara Sederhana Jepang Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca Dibongkar Bos ABB, Ternyata Kurangi Pemakaian Jas dan Dasi

President Energy Industries Asia ABB Anders Maltesen-Disway/Sabrina Hutajulu-

JAKARTA, DISWAY.ID - Ada cara sederhana namun ampuh untuk mengurangi emisi khususnya di Negeri Sakura Jepang.

President Energy Industries Asia ABB Anders Maltesen mengatakan bahwasanya salah satu cara Jepang kurangi emisi gas rumah kaca ialah dengan tak lagi mewajibkan pekerja kantoran menggunakan dasi maupun jas.

BACA JUGA:Dukung Indonesia Wujudkan Nol Emisi Pada 2060, Ini Solusi yang Ditawarkan ABB

BACA JUGA:Kemenhub Dukung Penuh Penyediaan Alat Transportasi Rendah Emisi di IKN

Dengan tak memakai dasi dan jas, kata Anders para pekerja tidak akan terlalu merasa panas, sehingga dapat membatasi pengunaan pendinginan ruangan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.

"Kalo kita lihat dulu di Jepang itu semua pekerja banyak menggunakan dasi, sekarang sudah banyak yang tidak menggunakan," katanya dalam media gathering di Hutan Kota Plataran, Selasa 25 Juni 2024.

"Ternyata tak memakai dasi dan jas itu salah satu cara kurangi emisi gas rumah kaca dari penggunaan pendingin ruangan" tambahnya.

Di sisi lain, Indonesia merupakan konsumen energi terbesar di Asia Tenggara dengan kebutuhan energi yang terus meningkat.

BACA JUGA:BBM Pertamax Green 95, Langkah Indonesia Menuju Zero Emision

BACA JUGA:Pembangunan IKN Siap Wujudkan Net Zero Emision di Indonesia pada 2045

Kebutuhan untuk memangkas emisi, diikuti kebutuhan untuk memenuhi permintaan energi, membutuhkan pendekatan yang menyeluruh dan multidisiplin. 

Untuk memastikan transformasi yang sukses, Indonesia terus berupaya mengurangi ketergantungan sektor tenaga listrik pada bahan bakar fosil.

Salah satunya mendorong untuk mengadopsi sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, sambil beralih ke sistem energi bebas karbon.

Dalam kerangka regulasi, pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan dan insentif fiskal untuk mendorong pertumbuhan hijau, dengan fokus pada mobilitas listrik, pasar karbon, dan energi terbarukan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: