Kasus DBD 2024 Melonjak, Perubahan Iklim Sebabkan Pemendekan Siklus Tahunan

Kasus DBD 2024 Melonjak, Perubahan Iklim Sebabkan Pemendekan Siklus Tahunan

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan dr. Imran Pambudi MPHM -Kemenkes-

"Dulu ada siklusnya dan siklus ini ternyata berhubungan dengan fenomena El Nino. Namun akhir-akhir ini periode siklusnya semakin pendek karena climate change membuat perubahan yang cukup drastis," katanya.

Imran pun memaparkan bagaimana siklus tahunan meningkatnya kasus DBD yang semakin pendek intervalnya.

"Sejak tahun 1968 di mana dengue mulai ditemukan di Indonesia di Jakarta dan Surabaya, kita lihat bahwa dulu (siklusnya) 10 tahun, kemudian masuk ke 2010 sudah mulai 3 tahunan, dan sekarang mungkin lebih pendek lagi," paparnya.

BACA JUGA:ASEAN Dengue Day 2024, Daerah Endemik Jadi Prioritas Vaksin DBD

BACA JUGA:Kematian DBD Terus Meningkat, Kemenkes Ungkap Alasan Vaksin Masih Belum Digratiskan

Begitu pula berdasarkan grafik bulanan, terlihat kasus DBD mulai meningkat pada November dan Desember.

Kemudian mencapai puncaknya pada Februari atau Maret.

"Dari siklus bulanan ini kita tahu bahwa setiap tahun, peningkatannya mulai November-Desember dan puncaknya sekitar bulan Februari-Maret. Itu pasti akan terjadi puncak jumlah kasus di Indonesia. Polanya sama (tiap tahun)."

Pada grafik yang ditunjukkannya, terlihat kasus tertinggi pada 2016 di antara 10 tahun terakhir, 2013-2023.

"Inilah yang kita perlu waspadai. Sekarang mungkin nggak ada siklus, terutama di Jakarta. Periodenya juga semakin lama semakin pendek," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: