Inovasi Diagnostik Terintegrasi Permudah Akses Masyarakat Deteksi Penyakit Lebih Dini
Roche Fair 2024.-ist-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Percepatan transformasi kesehatan memerlukan penguatan layanan primer yang berkualitas dan komprehensif serta memerlukan inovasi diagnostik yang terintegrasi.
Melalui diagnostik yang terintegrasi ini, masyarakat memungkinkan untuk mendeteksi penyakit lebih dini untuk segera ditangani.
Selain meningkatkan kesembuhan, hal ini juga berpengaruh pada efisiensi biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk berobat.
BACA JUGA:Belajar dari Korea Selatan, BPOM Dukung Pengembangan Beauty and Wellness
Dalam hal ini, pihaknya melakukan skrining penyakit, baik menular maupun tidak menular di layanan kesehatan primer yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, seperti posyandu dan puskesmas.
"Kita ingin melakukan sistem dari pengobatan atau kuratif menjadi preventif dan promotif. Tentunya dengan upaya ini, kita membutuhkan banyak sekali tools-tools untuk diagnostik, mulai dari diagnostik skrining maupun klinik," ujar Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Republik Indonesia Lucia Rizka Andalusia, Apt., M.Pharm, MARS di Roche Fair, Jakarta, 3 Agustus 2024.
"Pelayanan primer merupakan tonggak yang paling penting untuk mewujudkan generasi muda Indonesia yang berdaya saing, unggul, dan dapat menyukseskan program kita menuju Indonesia Emas 2045," tuturnya.
Menurutnya, Indonesia Emas 2045 harus diwujudkan dengan menyiapkan SDM-SDM unggul dan berdaya saing.
BACA JUGA:Gigitan Serangga Hingga Serang Selaput Otak, Bagaimana Cegah Tertular Virus Oropouche?
"Anak-anak yang dilahirkan setiap tahun di Indonesia sekitar 4,9 juta bayi. Kita harapkan mereka juga memiliki kualitas hidup yang baik, kesehatan yang bak, serta mempunyai inteligensi yang juga tinggi," harapnya.
"Dan tentunya itu dapat kita capai dengan me-manage kondisi kesehatan masyarakat kita dari mulai ibu hamil sampai anak dilahirkan, saat balita, anak-anak, remaja, kemudian dewasa. Dan dewasa sampai kepada lansia dengan kesehatan dan kualitas hidupnya," imbuhnya.
Namun, dalam mewujudkan program peningkatan kesehatan tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Rizka mengungkapkan bahwa saat ini alat diagnostik masih terbatas dan mahal.
"Sehingga kita membatasi jumlahnya sesuai dengan kecukupan anggaran yang ada. Apalagi ketersediaan yang lebih banyak dan dengan harga yang tidak terjangkau, maka cakupannya akan tidak terpenuhi," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: