Menko Luhut Harapkan Investasi Masuk Indonesia, Lewat Potensi Energi Hijau

Menko Luhut Harapkan Investasi Masuk Indonesia, Lewat Potensi Energi Hijau

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan-Tangkapan Layar-

JAKARTA, DISWAY.ID -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan masih terus berupaya untuk mendorong perusahaan teknologi terkemuka di dunia, mulai berinverstasi ke Indonesia. 

Menurut Luhut, Indonesia masih memiliki potensi besar yang sampai saat ini belum dapat digunakan secara maksimal.

Oleh karena itulah, Menko Luhut menilai perlunya pembenahan dari dalam untuk mengejar investasi asing ini.

BACA JUGA:Penggunaan Produk Dalam Negeri di Kompetisi Olahraga, Kemenperin: Dongkrak Usaha Lokal

BACA JUGA:Hadiri KTT Pemimpin Perempuan ASEAN di Laos, Menteri PPPA Soroti Hal ini

"Kita harus membenahi diri kita juga, karena mungkin kita kurang agresif untuk mengejar," ujar Menko Marves Luhut dalam keterangan tertulis resminya pada Sabtu 24 Agustus 2024.

Ia mengungkapkan, potensi Indonesia yang sebenarnya ada pada penggunaan energi hijau untuk pengembangan data center Artificial Intelligence (AI).

Namun, Menko Marves Luhut menilai bahwa masih banyak yang belum tahu mengenai informasi ini.

Oleh karena itulah, Menko Marves Luhut mengharapkan kerja sama dari semua pihak agar investor asing tertarik untuk melirik potensi yang dimiliki Indonesia.

"Ini masih jauh dari kata sempurna, banyak sekali yang harus kita kerjakan. Makanya, kita harus saling bahu membahu," pungkas Luhut.

BACA JUGA:Kembali Jadi Ketum PAN, Zulhas Targetkan Partainya Raih Posisi Ketiga pada Pemilu 2029

BACA JUGA:BPH Migas Revisi Peraturan Penerbitan Surat Rekomendasi Pembelian BBM Subdisi

Sementara itu, sejumlah perusahaan teknologi raksasa lebih memilih untuk berinvestasi ke negara-negara lain seperti Malaysia dan Singapura.

Bahkan menurut kabar terakhir, perusahaan-perusahaan besar seperti Google dan Microsoft sudah menginvestasikan dana sebesar 2 Miliar dolar ke negara Malaysia untuk pembangunan pusat data serta wilayah cloud pertama di Malaysia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: